Seven Sisterhood : 13

192 32 0
                                    

--☆--

Senyum Laura mengembang, lewat pantulan cermin penampilan nya pagi ini ia kembali memakai seragam sekolah, bukan lagi kemeja kusut yang putih nya pudar. Semuanya baru, seperti yang di siapkan oleh Pedro. Tidak mau terlambat di hari pertama ia bergegas meraih tas nya.

Interaksi hangat dari meja makan suaranya menyapa samar. Rana dan lainnya tengah bercanda ria menggoda Cello karena hari ini adalah hari pertama nya masuk Sekolah Menengah Atas—sama seperti Laura.

"Jangan sampe kamu kalap sama makanan kantin yang pedes-pedes, apalagi mie jeletot, apa jangan-jangan kamu udah tau menu itu?" terka Tari. Insiden tersedak nya karena menu itu semasa sekolah harus jadi pelajaran bagi Cello penyuka mie pedas.

"Apaan sih Kak, mana bisa gitu. Hidup kalau gak ada pedes-pedes nya mana nikmat," ujar Cello.

"Hadehh, belaga banget bayi, nanti juga di semprot Kiya kalau kamu keseringan makan itu," balas Sastia, sementara Askiya mengangguk setuju.

"Jangan harap kamu bisa makan itu terus. Nanti setiap istirahat Kakak datang ke kelas kamu," kata Askiya.

"Udah cepetan habisin sarapan nya, Kakak mau langsung ke mobil. Cello habisin susu nya, kalau kalian selesai langsung ke depan aja ya."

Rana beranjak dari kursi nya, pergi sambil jarinya memainkan kunci mobil. Bertepatan Laura berjalan keluar dari kamar nya. Laura sungkan, agak menunduk. Sedangkan Rana hanya melengos tanpa mau tahu.

Saat itu, Resa juga turun dari tangga sembari membenarkan dasinya. Melihat Laura ia segera menyapa. "Pagi, pas banget seragam nya di kamu. Cantik, Ra."

"Bisa aja."

Keduanya berjalan melewati mereka yang masih berkutat di meja makan, hendak meminta bekal.

"Kamu udah minta uang saku ke Kak Rana?" tanya Resa.

Segala kebutuhan peruangan mereka di alihkan kepada Rana, bahkan Tari pun semua uang saku nya masih di pegang oleh Rana. Pedro juga sudah menitip uang yang di transfer pada rekening gadis itu untuk keperluan Laura.

"Eh apa iya?!" Laura baru ingat jika sekolah kan memang harus mengantongi uang. Selama hari-hari libur kemarin ia merasa sudah cukup terpenuhi.

Laura lantas ngibrit meninggalkan tas nya kepada Resa. "Sebentar ya Kak."

Aksi Laura betul mengais atensi Cello. "Ahahahh dia kenapa," kekeh Cello, matanya mengikuti Laura yang lari keluar. Saat kembali menoleh pada Kakak-Kakak nya Cello segera terdiam karena reaksi sinis mereka.

"Abisin susu kamu Cello kita keburu telat," titah Askiya saat berdiri dari duduknya di ikuti Sastia dan Tari.

"O..Oh iya iya." Cello sampai tergagap sebelum menenggak sisa susu di gelas.

"Kalian langsung ke mobil, Kakak yang ambil bekal ke pantry," kata Tari seraya memakai sweater nya. Mereka hanya mengangguk dan berlalu lebih dulu menuju Rana.

Setiap pagi mereka jarang di antar oleh supir kecuali jika Rana tidak bisa mengantar. Kesepakatan yang di setujui oleh mereka. Bagi Rana, berangkat bersama adalah aktivitas positif untuk kebersamaan mereka. Apalagi Rana selalu membanggakan mobil hasil uang yang ia tabung. Jadi, selain kebahagian memiliki sesuatu dari hasil tabungan Rana juga ingin mobil itu di isi kenangan bersama saudari-saudari nya.

Berbeda dengan Tari. Gadis itu dibelikan mobil oleh Widuri tapi jarang terpakai dan masih menganggur di garasi bersama beberapa koleksi mobil milik sang Papa dan Mama.

"Terima kasih," ucap Resa setelah menerima 2 kotak bekal.

Walau matanya fokus menempatkan kotak bekal ke dalam tas, tak bisa bohong sudut matanya menangkap keberadaan Tari yang juga menunggu bertumpu tangan di pantry.

Seven Sisterhood | BABYMONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang