Arsega 07.

110 6 0
                                    

Team Heppy end atau Sad end nih??

Taburi bab ini dengan vote ⭐

...

Vegas dan Wanita yang baru saja ditinggal pergi oleh Arsega dan Daren itu kini senyap tanpa suara? Tidak! Kini ruangan itu dipenuhi dengan suara tangisan dari perempuan itu yang menatap sayu Vegas.

"Maafin aku... Aku gabisa bantuin kamu... Hiks.. maaf..." Tangisnya terisak memandang tubuh kaku Vegas yang penuh dengan warna biru keunguan, karena lebam, dan darah dimana-mana.

Vegas meraih wajah perempuan itu lalu mengusap air mata yang mengalir dari mata indahnya. "Jangan nagis sayang.. ini bukan kesalahan kamu..." Kata Vegas mencoba menenangkan wanitanya kasihan.

"Air mata kamu itu berharga, jadi jangan sia-siakan karena aku..." Kata Vegas.

Perempuan itu menggeleng pelan semakin menumpahkan tangisannya.

Sial! Kini air mata Vegas juga sudah jatuh dari pelupuk matanya. "Kamu jangan nangis..."lirih Vegas dengan air mata yang sama terjatuh.

"Tu-tunggu, biar aku telfon Bima buat kesini." Kata wanita itu, lalu merogoh tas nya untuk mengambil ponselnya.

...

Arsega memasuki rumahnya yang sudah sepi. Dia berjalan mengendap-endap menuju kamarnya, jangan sampai mamanya tau bahwa dia pulang dini hari. Bisa-bisa dia kena Omelan nantinya. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul setengah dua dini hari.

Hufhh... Akhirnya Arsega sudah sampai di depan kamarnya. Lngsung saja Arsega membuka pintu kamarnya dan menghidupkan lampu kamarnya agar kamarnya lebih terang dan seluruh sudut-sudut kamarnya juga terlihat.

Arsega membelalakkan matanya melihat mamanya yang sedang tertidur di kasur king size nya. Terlihat Alia—Ibunya Arsega sedang tidur memeluk tubuhnya sendiri, tanpa memakai selimut.

Arsega terdiam tak bergeming melihat tubuh ibunya yang menggigil.

Langsung saja Arsega mendekati Alia dengan tatapan sayunya. Sesampainya Arsega langsung duduk disudut kasur nya dan memegang tangan wanita yang telah melahirkannya dengan lembut.

Degh..

Jantung Arsega seakan berhenti. Tangan yang saat ini dipegangnya sangat panas. Arsega langsung mengecek suhu tubuh Alia dengan menempelkan tangannya dikening sang ibu.

Panas. Arsega khawatir. Dengan cepat Arsega membangunkan Alia. "Ma..." Kata Arsega lembut menepuk-nepuk pipi Alia pelan.

"Mama..." Panggil Arsega lagi, terlihat Alia membuka matanya. Alia langsung duduk dari tidurnya dan memeluk anak semata wayangnya itu dengan erat.

Arsega tau, pasti Alia habis menangis. Terlihat dari matanya yang sembab dan memerah.

"Mama kenapa??" Tanya Arsega khawatir, bahkan dia tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya kepada sang ibu.

Alia menangis terisak. "Hiks.. hiks.. kamu dari mana aja sayang?" Tanya Alia masih dengan memeluk erat tubuh putranya.

Arsega tak menjawab, dia malah melepaskan pelukan Alia dan menatap mata Alia dalam. "Mama kenapa? Tolong bilang sama Ar, Mama kenapa?" Tanya Arsega memandang mata berwarna coklat ibunya.

ARSEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang