Seperti yang telah dijanjikan oleh Love seminggu yang lalu, sebuah surat permohonan kerja sama antar perusahaan akhirnya tiba di tangan Milk. Milk memandangnya dengan senyum yang penuh makna, seolah ada rahasia tersembunyi di balik amplop itu. Senyumnya begitu dalam, membuat sang sahabat yang sedang duduk santai di sofa besar Milk mengerutkan kening, tak mengerti.
"Kenapa lu senyum-senyum begitu? Kek lagi dapet surat cinta aja. Itu kan surat kantor, gak sih?" celetuk Namtan, sambil menyendok salad dengan tatapan penuh tanda tanya kepada gadis jangkung yang duduk di kursi kebesarannya. Milk mengangguk pelan sebagai jawaban atas pertanyaan terakhir Namtan.
Dengan gerakan cepat, tangan besar Milk mengangkat surat tersebut tinggi-tinggi, berusaha memperlihatkan pada sahabatnya.
"Ini dari Limpatiyakorn Group. See? Gua menang kali ini," kata Milk dengan bangga, sambil membuka surat itu dan membacanya dengan seksama. Tapi, alih-alih terkesima, Namtan malah tersenyum-senyum penuh teka-teki. Perlahan, gadis itu meletakkan makanannya di meja dan berjalan mendekat ke meja Milk.
"Sa," panggil Namtan, suara lembutnya memecah keheningan, namun Milk hanya berdehem sebagai balasan.
"Lu serius senang karena menang, bukan karena yang lain?" tanya Namtan, suaranya berhati-hati seperti menimbang setiap kata.
Mendengar itu, Milk langsung mengalihkan pandangannya dari surat ke arah sahabatnya, matanya tajam dan penuh tanda tanya.
"Maksud lu?"
Namtan hanya mengangkat kedua bahunya, gadis itu langsung mengalihkan pandangannya ke sekitar, menghindari tatapan sang sahabat.
"Lu harusnya ngerti dong maksud gua," jawab Namtan, tatapannya menghindar, sementara Milk tetap menunggu penjelasan lebih lanjut.
"Bukan karena surat itu dari Love?" Namtan menyahut, namun baru saja kata-kata itu keluar, sebuah pukulan keras mendarat di bahu Namtan. Sontak gadis itu memajukan bibirnya, mengeluh kesakitan sambil mengusap bahu yang baru saja dipukul oleh Milk.
"Ini karena gua menang, ya kali karena dia!" Milk membalas dengan nada tak terima, matanya melotot tajam ke arah sang sahabat, sebelum akhirnya kembali menunduk pada surat itu dan kembali fokus membaca.
"Kirain udah move on dari mantan lu yang gak jelas itu," gumam Namtan sambil berjalan kembali menuju sofa dan melanjutkan acara makannya.
"Diam deh lu," sahut Milk singkat, meski matanya tetap fokus pada surat di tangannya, seolah ingin mengabaikan percakapan yang telah dimulai tanpa sengaja.
"Lagian, apa sih yang lu gamonin dari Jane? Dia ninggalin lu, Sa. Masa masih ada rasa setelah bertahun-tahun diputusin dan ditinggalin entah kemana, tanpa alasan jelas gitu?" Namtan melontarkan pertanyaan dengan nada setengah penasaran. Milk menghela napas panjang, lalu menutup surat yang telah selesai ia baca.
"Kita udah pernah bahas ini, Nam," jawab Milk pelan, mencoba menanggapi dengan tenang.
"Tapi lu selalu ngehindar pas gua bahas dan gak bisa jawab dengan jujur, Pansa. Coba deh jelasin ke gua, biar gua ngerti," ujar Namtan lagi, matanya menatap Milk penuh harap, menunggu jawaban yang selama ini selalu gagal didapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionSTART: 19 Oktober 2024 END : Hold On Main Couple: MilkLove Side Couple: NamtanFilm, ViewJune, EarnCiize Persaingan antara Vosbein Group yang baru saja menampilkan prestasinya, mengalahkan sang juara bertahan Limpatiyakorn Group yang sudah lebih dari...