Chapter 5 : Hanvi

162 34 19
                                    

Bulan demi bulan telah berlalu dan hari yang ditunggu-tunggu sudah tiba, setelah berkutat dengan segala hal yang berhubungan dengan bisnis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan demi bulan telah berlalu dan hari yang ditunggu-tunggu sudah tiba, setelah berkutat dengan segala hal yang berhubungan dengan bisnis. Sekarang, Love sedang duduk bersama View dalam agenda event tahunan yang dilaksanakan oleh sebuah ajang penghargaan terkenal di seluruh negeri Thailand untuk perusahaan dalam berbagai bidang. Baik itu dalam bidang kecantikan, properti, jasa, dan sebagainya, di sinilah semuanya berkumpul untuk menunjukkan bahwa mereka yang terbaik di bidangnya. 

"Lu yakin Sa bakalan menang?" bisik Namtan pelan sebelum mereka memasuki auditorium. Milk mengangguk yakin sembari tersenyum tipis kepada sang sahabat.

"Menang ataupun kalah, gua udah siap dengan segala konsekuensinya," jawab Milk dengan penuh percaya diri.

Milk saat ini sedang berjalan melewati kerumunan wartawan sendirian dengan segala kamera dan flash yang bertubi-tubi menghampirinya. Milk sebenarnya tidak nyaman, namun gadis itu harus bertahan dalam situasi kali ini. Jas hitam dan celana kain hitam yang Milk kenakan membuat gadis itu tampak begitu elegan dan tampan. Rambut lurus gadis itu tergerai panjang menambah kesan tegas pada dirinya. Para wartawan bahkan banyak memuji penampilan CEO Vosbein Group yang baru saja menduduki jabatan selama dua tahun lebih ini. Ini adalah debut pertama Milk di media, karena sebelumnya gadis itu selalu menolak untuk datang ke acara seperti ini meskipun Vosbein Group menunjukkan track record yang mengagumkan dalam beberapa waktu terakhir.

Namtan juga melewati wartawan dengan kondisi yang sama dengan Milk tentunya, namun gadis itu bersama tidak sendirian melainkan bersama Love dan View. Bagaimanapun Namtan adalah model perusahaan Limpatiyakorn Group, sudah sepantasnya mereka bersama, Namtan pun juga tahu diri dengan siapa dia bekerja. Love tak kalah anggunnya dengan sang model, berbalutkan dress hitam selutut dan ponytail hairstyle membuat gadis mungil itu tampak begitu cantik dan sangat menawan, tak heran bila gadis mungil itu disukai oleh banyak orang. View juga tak kalah cantik dengan balutan dress putih panjang dan rambut panjang tergerai. Mereka sudah profesional sekali di depan para wartawan, menebar pesona dengan baik dan memberikan citra yang elegan nan mewah. Gadis-gadis yang begitu menawan dan akan mudah dicintai dengan sekali melihat mereka saja.

Setelah berjalan melewati para wartawan, mereka mengambil tempat duduk yang mereka inginkan. Milk bersama Earn dan Ciize tentunya, mereka duduk di barisan kedua, sedangkan View, Love, dan Namtan berada pada barisan ketiga, tepat di belakang sang rival. Mata bulat indah itu tak bergeming memandang punggung sang rival dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Gadis mungil itu sebenarnya khawatir tapi dia berusaha untuk tetap tenang menghadapi situasi saat ini.

"Love, lu sadar gak sih pas nerima taruhan itu?" tanya View berbisik kepada Love sembari menatap punggung Milk yang berada di depan mereka. Tujuan View berbisik adalah agar Namtan tidak mendengarnya, karena setelah mendengar cerita Love waktu itu, View dapat mengambil kesimpulan bahwa Namtan dan Milk adalah teman yang sangat dekat.

"Itu salah gua, seharusnya gua yang mimpin permainan. Itu kemarin gua kepancing emosi karena dia kayak ngeremehin gua." Love sebenarnya merutuki keputusannya malam itu sembari menghela napas pelan. Gadis itu bahkan beberapa kali melakukan kesalahan saat bekerja, sekarang Love tidak sepercaya diri saat ia memutuskan taruhan malam itu.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang