Bab 3

37 23 22
                                    

anyeong chingudeul

terimakasih buat temen temen yang mau baca karya ku

semoga kalian suka yaa

Cerahnya hari ini secerah perasaan Faira dan keluarganya  yang 10 menit lagi  akan terbang ke pulau dewata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerahnya hari ini secerah perasaan Faira dan keluarganya  yang 10 menit lagi  akan terbang ke pulau dewata. Meskipun tujuan pertama adalah untuk bisnis orang tuanya, tetapi dengan embel embel 'sekalian liburan' saja mampu membuat dirinya bahagia.

Pesawat Garuda Indonesia yang di tumpangi keluarga Faira kini landing di bandara I Gusti Ngurah Rai. Setelah keluar dari bandara taxi datang menjemput untuk menuju ke vila sebagai tempat istirahat keluarga mereka. Vila yang bernuansa putih bersih dengan sentuhan warna hijau segar dari tanaman dan beberapa warna yang menghiasinya, vila ini berisikan tiga kamar dan swimming pool di halaman belakang yang langsung menghadap ke pantai, dari sini bisa dilihat kenidahan pantai yang dapat memanjakan mata.

"sekarang kalian istirahat dulu, mama sama papa juga mau istirahat. Besok kita akan pergi bertemu dengan rekan-rekan bisnis papa" kata papa memberi tahu. Faira dan Clay mengangguk paham.

Gadis dengan balutan dress selutut dan laki-laki berkaos hitam dibalut jaket coklat itu membawa kopernya masing-masing menujub ke kamar yang mereka pilih, dan ternyata mereka berjalan menuju kamar yang sama. Mereka berhenti dan saling menatap beberpa detik.

"lo ngapan ngikutin gua kesini? ini kan kamar gue" serkah Clay. Menatapan mengintrogasi.w

"bukannya harusnya gue yang nanya ya?ngapain lo kesini kak?"Faira membalas tatapan Clay dengan kedipan. " ini kamar gue, lo yang kamar satunya aja deh kak"

Clay menggelengkan kepalanya "lo aja, dari awal masuk hati gue udah tertuju pada kamar ini. Jadi mending lo yang geser, minggir gue masuk" Clay mengibaskan tangannya untuk mengusir gadis dihadapannya. Tetapi Gadis itu justru menghadang pintu kamar itu agar Clay tidak bisa masuk.

"nggak pkokonya ini kamar gue kakk! Lo harus ngalah sama gue karena lo kakak dan gue adek lo, jadi kakak harus ngalah dengan adek"

"nye nye nye, kalo gitu konsepnya lo terus yang dapet, gue dapet apa? hikmahnya?" Clay tetap keukeuh tidak mau mengalah dan begitupun dengan Faira. Hingga beberapa menit lamanya akhirnya Clay mengalah dan memilih tidur dikamar sebelahnya. 

Sebenarnya dua kamar itu tidak ada bedanya, sama saja. Tapi bagaimanapun Faira dan Clay tetaplah mereka yang selalu memilih bertengkar dan adu mulut terlebih dahulu baru salah satu mau mengalah. Tentang apapun itu. Setelah berdebatan memilih kamar yang lumayan panjang, akhirnya mereka merebahkan diri dan istirahat dikamar masing- masing.

                                               ❤️❤️❤️

Tidak jauh dari vila tempat keluarga Faira menginap, terdapat seorang lelaki baru saja bangun dari tidurnya dan berjalan menujuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sekitar 15 menit berlalu, Al keluar dari kamar mendi  mengenakan handuk putih yang melingkar di pinggang dengan rambut yang masih basah dan berantakan. Ia berjalan ke koper untuk mengambil beberapa pakaian untuk dipakainya. Terlihat di pantulan cermin lelaki dengan badan tinggi tegap dibalut dengan pakaian formal dan rambut tertata rapi, kini ia sudah siap untuk ikut menemui rekan-rekan bisnis bundanya. Sebenarnya ia enggan ikut, ia tidak suka dengn semua ini, tapi apalah daya ia harus menuruti permintaan sang bunda, karena harta yang ia miliki saat ini hanya tinggal bunda saja. Walau terkadang ia sangat lelah karena harus menuruti semua keinginan dan tuntutan yang diberikan padanya, dengan embel embel 'ini semua demi kebaikan kamu kedepannya'.

be mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang