Bab 6

16 10 0
                                    

anyeongg chingudeull👋🏻👋🏻

semoga suka ya sama ceritanyaa

Di halaman rumah mewah berwarna putih hitam terparkir motor milik pemuda penghuni rumah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di halaman rumah mewah berwarna putih hitam terparkir motor milik pemuda penghuni rumah ini. Pemiliknya kini sedang berbaring dikamar bernuansa monokrom seperti rumahnnya dan gadis dihadapannya sedang mengoleskan obat di kaki kirinya lalu membalutnya dengan kain perban. Selama Faira membersihkan sisa sisa kaca dan mengobatinya, sorot mata Al tak beralih dari wajah cantik Faira yang dihiasi dengan kerudung pashmina karena habis mengikuti kajian.

"udah gue obatin, semoga gak infeksi ya," ujar afira membereskan kais perben beserta obat obatannya ke dalam kotak p3k.

"udah tengah malem, lo pulang dianter supir gue aja ya?" tawar Al. Belum mendapat persetujuan dari Faira, tetapi Al sudah langsung menelpon supirnya meminta tolong agar mengantar Faira pulang.

"udah gue telpon, lo tinggal kebawah aja. Btw makasih udah obatin kaki gue"

"gue yang harusnya bilanh makasih dan maaf, makasih lo udah dateng nyelamatin gue dan maaf karna gue kaki lo jadi berdarah" ujarnya.

"tenang aja, paling besok gue udah sembuh" kata Al dengan santai.

Tak sengaja matanya tertuju pada headphone yang terkalung di leher Al. Ia mencoba melihatnya lagi, sepertinya ada yang rusak dari headphone itu. Atau mungkin rusak karena kejadian ini? kalau begitu berarti ia harus memastikan dan jika benar benar rusak, berarti ia harus menggantinya besok.

"itu headphone lo rusak nggak?" tunjuk Faira pada leher al dimana benda itu terletak.

Al memegang headphoe miliknya dan memerhatikan sejenak " enggak kok, ini kabelnya cuma putus sebalah doang, tapi gak papa, masih bisa dipake"

"mana ada gitu? enggak pokoknya besok gue ganti ya" kata Faira sedikit memaksa.

"nggak usah juga nggak papa. Tapi kalo lo maksa, mana bisa gue tolak?" ujar Al. Faira tersenyumlalu pergi meninggalkan kamar monokrom itu.

Pagi ini Faira pergi membeli headphone untuk mengganti milik Al yang rusak semalam. Ia bingung memilih antara warna putih atau hitam, Al suka warna apa ya? ditangan kanan headphoe warna hitam sedangkan di tangan kiri headphon berwarna putih. keduanya sama sama bagus menurutnya. Apa gue tanya kak Clay aja kali ya? ia berfikir lalu mengeluarkan hp dan melakukan panggilan vidio dengan Clay, menunjukkan headphone mana yang bagus menurut Clay. Dan jawaban Clay memilih yang warna putih, kemudian ia menaruh headphon berwarna hitam kembali pada tempatnya, ia berterimakasih pada Clay lalu melakukan pembayaran di kasir toko.

Gadis berambut hitam dengan pita kecil menghiasi rambutnya kini menaiki taxi online untuk menuju rumah Al, karena jarak rumahnya dengan rumah Al lumayan jauh, dan dirumah tidak ada yang bisa mengantarnya. Tidak, sebenarnya ada yaitu Clay, tapi dia tidak mungkin meminta Clay untuk mengantarnya ke rumah Al, bukan? yang ada malah kena bully Clay setiap hari. Sampai lah Faira pada tempat tujuannya, yaitu rumah Al. Ia melangkah dan membuka pintu lalu masuk kedalam mencari keberadan laki-laki itu di kamarnya. Matanya menyapu keseluruh sudut kamar tetapi orang yang ia cari tak ada disana, mendengar suara air dari dalam kamar mandi ia berpikir sepertinya pemuda itu sedang mandi, baiklah ia akan menunggunya.

be mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang