Bab 5

14 7 0
                                    

Anyeong chingudeul 👋👋

semoga suka dengan cerita pertamaku ini 😊

dan semoga hari harimu selalu indah 🤩🤩

Pukul 22.03 malam ini jalanan mulai sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang berlalulalang. Itu pun tadi, kini sudah sangat sepi. Hanya tersisa tiga gadis yang baru saja puang dari pengajian. Tumben sekali mereka ikut pengajian? eittss.. itu karena Jia dapat informasi bahwa pengajian kali ini yang mengisi adalah ustad muda dan tampan lulusan Al- Azhar, maka dari itu mereka sangat bersemangat mengikuti pengajian malam tadi. Mereka berangkat menggunakan taxi dan sekarang tak ada satupun taxi yang lewat, sebenarnya bisa juga memesan ojol, tapi tak ada satupun hp mereka yang waras. Milik Jia tak ada kuota, milik Faira dan Zhara low batt, dengan terpaksa mereka harus pulang dengan berjalan kaki.

Mereka memilih jalan alternatif yang sepi, sepanjang jalan kanan kiri mereka hanyalah jajaran pepohonan yang berdi dengan dahan yang melambai lambai membuat bulu kudu mereka merinding, dan hanya ada cahaya remang yang menerangi jalan mereka.

"ngeri woii" gumam Zhara sambil memegang erat baju Faira.

"kalo ada orang jahat gimana?" tanya Faira. Sepertinya pikirannya mulai aneh aneh.

"sstt.. jangan bilang gitu, doa aja yang banyak biar kita selamat sampe rumah" omel Jia.

"lo sesat banget Ji, ngajakin pengajian  berakhir apes kaya gini" cetus Zhara. Ia merasa apes karena mengikuti ajakan Jia.

" astaghfirullah ukhty, tidak boleh seperti itu, kita kan ikut majelis ta'lim untuk memperdalam ilmu agama, iman dan ketakwaan kita," ceramah Jia dengan nada lembut sambil mengelus elus dadanya.

" iya nambah iman kalau niatnya karena Allah, lah elu niatnya karena yang ceramah ustadz muda plus ganteng, itumah beda cerita Ji" bantah Zhara yang hanya ditanggapi ringisan oleh Jia.

"udah lah ini terakhir kita apes kaya gini, besok besok kalo mau ikut pengajian mending siang aja deh, jangan malem malem gini" Ucap Faira. Mereka terus melanjutkan perjalanan mereka dengan harapan ada seseorang datang memberikan tumpangan kepada mereka untuk pulang kerumah.

Tak terasa rumah penduduk sudah mulai terlihat, hati mereka sangat senag karena sudah tidak terlalu menakutkan lagi. Tetapi tiba tiba saja ada beberapa gerobolan laki laki mabuk yang duduk di gubuk pinggir jalan, berjalan sempoyongan mendekati mereka sambil melontarkan kata kata godaan, membuat mereka bertiga bergidik ngeri dan berusaha secepat mungkin lari dari sana. Ternyata tak semudah itu, mereka dikepung dengan para pemabuk itu yang berjumlahkan sekitar lima orang. Mereka saling berpegangan tangan untuk saling menguatkan.

"hii cantik, mwau pwergei kemana? hmm.." ujar laki laki berbaju hijau lusuh menggoda.

"apaan sih lo!! MINGGIR NGGAK KALIAN!! " tegas Faira dengan nada membentak.

Bukan minggir atau pergi, tapi mereka malah tertawa mendengar bentakan Faira layaknya lelucon bagi mereka. "ssttt.. cantik, jangan galak galak dong, nanti abang takut gimana" ujarnya disertai tawaan. Tangan lelaki berbaju hitam merah dengan kalung rantai mencoba menyentuh dagu Jia tetapi langsung Jia tepis keras keras tangan itu.

"maju lo sini satu satu, nggak usah keroyokan" kata Jia menantang. Langsung mendapat tatapan dari kedua sahabatnya. Jia mengangguk meyakinkan. "tenang aja, gua mau coba lawan, otot gue cukup kuat kok buat lawan nih bajingan"

Jia maju menggulung lengan bajunya, satu laki laki maju mencoba memukulnya, tetapi tangannya langsung ditahan dan diputar dengan keras oleh Jia membuat sang empu memekik keras.

be mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang