duduk di ruang tamu bersama papah dan kakaknya, jenny sibuk memainkan PS di depannya, dan Vanaya yang memangku satu toples keripik singkong dan papahnya hanya duduk menonton bungsu kesayangan keluarganya itu.
Mahesa sudah 2 hari di luar kota, pekerjaan yang begitu buruk membuat dia harus turun tangan untuk menghandle nya.
"gimana kerjanya pah? sudah selesai?" tanya vanaya
"belum, tapi sedikit membaik, selebihnya bakal di handle sama om bara" ucap Mahesa, bara adalah suami dari guru killer di sekolah jenny, yaitu tantenya sendiri.
"papah sakit ya?, kok pucat begitu wajahnya" ucap vanaya, membuat jenny melihat kearah papahnya.
vanaya bangkit dari duduknya, meletakkan punggung tangannya ke dahi mahesa, tidak terlalu panas, tapi kalau di biarkan papahnya bisa sakit, karna keadaan papahnya yang begitu lemah sekarang.
"papah istirahat aja ya, nanti kakak anterin obat ke kamar papah" ucap Vanaya membuat Mahesa terkekeh kecil, padahal Mahesa tidak kenapa kenapa, hanya merasakan sedikit pusing.
"papa gapapa kok sayang, aman aman aja" jawab mahesa
melirik ke arah bungsunya yang menundukkan kepala membuat Mahesa bertanya tanya.
"hei jagoan papa, kenapa hmm? lagi pengen sesuatu atau apa? kok di tekuk gitu mukanya?" tanya Mahesa
jenny berlari kecil ke arah papanya dan memeluk tubuh yang hampir sama besar dengan dirinya itu.
"maafin adek ya pah, maafin adek yang ga ngertiin papa, adek mau kok papa nikah lagi" mendengar itu membuat Mahesa tersenyum.
"adek yakin dengan keputusan adek sendiri?, kalau adek ga mau bakal papa batalin kok, biar papa ngomong sama Tante itu baik baik buat ga bisa ngelanjutin hubungan papa sama dia"
tanya mahesa yang masih setia memeluk anak bungsunya itu, mau bagaimana pun, kebahagiaan keluarganya jauh lebih penting atas segalanya."no no no, aku bakal bisa terima Tante itu kok, asalkan kita ketemu dulu sama dia, biar adek saring lebih dalam lagi tentang nya" jawab jenny
"hahaha gimana no no no nya tadi dek? lucu banget sih kamu" ucap Vanaya yang menirukan gaya adiknya itu. dengan jari telunjuknya naik ke atas dan menggelengkan kekanan dan kekiri.
"udah ih, badan kamu keren begini masa iya nangis nangis di pangkuan papa" ucap mahesa
mendengar itu membuat jenny turun dari pangkuan papahnya, dan memamerkan ototnya.
"keren kan kak, pah? badan adek?" tanya jenny
"jagoan papa memang keren, ga ada tandingannya ini" jawab mahesa sambil bertepuk tangan ke arah anak bungsunya.
"kok adek kayak gitu sih pah?, kayak cowo aja badan nya" tanya vanaya
"semenjak kamu pergi ke Jakarta dia sering ikut papa nge-gym dan ikut bela diri kak, katanya biar bisa ngelindungi kamu dari orang orang jahat" jawab mahesa sedikit terkekeh.
"emang iya dek?" tanya vanaya
"ah engga, papa bohong, jangan percaya ya, udah gede begitu , ga mau aku ngejagain kamu" ucap jenny lalu pergi meninggalkan mereka, berlari kecil menaiki anak tangga dan masuk ke kamarnya.
"adek kamu itu gengsinya tinggi banget kak kak, serius deh, dia bilang begitu ke papa kemarin" ucap Mahesa
"hahaha iya pah, Kakak tau kok" jawab vanaya tersenyum.
sekarang dikamar, jenny membuka sosmednya, banyak notif muncul di layar ponselnya karna banyak orang yang mengirimkan pesan dan menandainya dalam 1 foto.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN IT ??
Любовные романыtentang kamu yang tidak bisa lepas dari pandanganku!! "perasaan kita itu salah, kita ini saudara, apakah bisa bersatu?" "bisa, aku usahain itu, tolong tetap bersamaku"