7. mengalah

12 0 0
                                    

membersihkan tubuh dan mengganti baju sebelumnya ke baju tdur, jenny mencuci wajahnya dan melihat pantulan dirinya dari kaca yang tepat di hadapannya.

malam yang bertaburan dengan bintang membuat semua orang kagum atas ciptaan tuhan terhadap semestanya.

menduduki diri di samping andini yang tengah berada di sofa kamar itu dan mencomoti satu kentang goreng di piring yang berada di atas pangkuannya.

"mau ngomong soal apa?" tanya andini

mendengar itu membuat jenny berdiri dari duduknya dan tidur di atas ranjang andini dan menenggelamkan tubuhnya yang di baluti oleh selimut.

"iii jenny, katanya tadi ada yang mau di omongin, atau kamu cuma modus aja biar bisa tidur bareng aku?" tanya andini yang sedikit kesal.

jenny hanya diam dan makin membungkukkan badannya di dalam selimut itu, tidak menghiraukan ucapan andini sama sekali.

kesal, sangat kesal melihat calon adiknya itu, membuat andini berdiri dari duduknya dan menindih tubuh jenny.

dengan secepat kilat jenny menangkap tubuh mungil Andini dan membawanya kedalam dekapannya, membuat andini meronta-ronta untuk di lepaskan. jarak di antara keduanya sangat dekat, membuat andini berhenti dan menatap wajah jenny, hembusan nafas keduanya bisa di rasakan satu sama lain.

jenny terkunci di mata indah milik andini dengan dia yang masih setia memeluk tubuh itu.

tok tok tok..

"buka pintunya nak, ini ibu" bagaikan orang yang hampir di grebek warga, secepat kilat andini bangkit dari tidurnya dan merapikan bajunya yang sedikit berantakan.

berlari kecil membuka pintu untuk ibunya dan menampilkan sosok ibunya yang sudah menenteng satu dot bayi dan susu kearah Andini.

masuk tanpa permisi, duduk di pinggir ranjang andini, mengusap lembut pipi jenny, membuat andini memutar males bola matanya.

"andini ga macam macamin kamu kan?" tanya cindy

"eh engga kok tan, akur akur aja kita, ya kan kak?" tanya jenny dan melihat kearah andini.

hanya senyuman kecil yang andini berikan kepada ibunya itu, membuat jenny terkekeh geli melihatnya.

ibu ga tau aja, aku yang hampir di macam macamin bocah itu!!
gumam andini dalam hati.

"yaudaa ini susu buat kamu, nanti suruh Andini aja yang bikin yaa kalo kamu engga bisa" ucap Cindy dan berdiri dari duduknya untuk keluar dari kamar.

menatap andini yang berdiri di ambang pintu itu.

"jangan marahin adik kamu itu, nanti dia ga betah lagi di sini" ucap Cindy

"iya ibuu, ga bakal kok, palingan cuma andini patahin aja lehernya" jawab andini yang mendapatkan plototon mata dari ibunya.

menutup pintu dan menguncinya dan berjalan kearah jenny untuk mengambil susu yang berada di tangan calon adiknya itu.

"bikin sekarang atau gimana? aku mau tidur" tanya andini

"nanti aja kak, aku mau duduk di balkon kamar kamu dulu, ikut gaa?" jenny kembali bertanya dan hanya anggukan kecil dari Andini yang mengikuti langkahnya dari belakang.

hening, tidak ada yang mengeluarkan suara di antara keduanya.
andini berdiri dari duduknya dan menatap kebawah, melihat kendaraan yang mulai sepi karna sudah terlalu larut.

"kamu kalo gamau nerima hubungan ibu aku dan papa kamu biar aku bicarain baik baik ke ibu, biar di batalin aja semuanya" ucap andini yang masih setia membelakangi jenny.

CAN IT ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang