Bab 1. Jebakan Digital

4 2 0
                                    

"Kebenaran itu mahal, Raka. Kadang, harganya adalah nyawamu sendiri."



Kata-kata almarhum ayahnya kembali bergema di kepala Raka Ardian saat ia menatap layar laptop yang memancarkan cahaya biru di ruangan apartemen sempitnya. Di depannya, bar progress dekripsi file terus berjalan, mendekati angka 95%. Jantungnya berdetak cepat. Sesuatu tentang file ini membuatnya gelisah, lebih dari sekadar pekerjaan biasa.

Raka, 28 tahun, adalah seorang hacker freelance yang terkenal di kalangan komunitas internet gelap. Ia sering bekerja untuk membongkar korupsi dan kejahatan perusahaan besar. Namun, malam ini, ia merasa seperti melangkah ke ranah yang seharusnya tidak disentuh.

Di layar, nama file itu tampak sederhana: “Project Aurora Confidential”. Tapi isinya? Belum sepenuhnya terungkap, namun cukup untuk membuat bulu kuduknya berdiri—dokumen transfer uang mencurigakan dengan kode negara yang tidak wajar, daftar nama dengan catatan “hilang”, dan simbol tak dikenal berupa lingkaran dengan tiga garis vertikal di tengah.

"Ini bukan sekadar korupsi," gumamnya pelan.

Ketika progress bar mencapai 100%, layar laptopnya tiba-tiba berubah. Semua dokumen menghilang, digantikan oleh pesan singkat:

“Kami tahu siapa kamu. Tinggalkan file ini sekarang, atau kami akan datang untukmu.”

Raka tertegun. Jantungnya serasa berhenti sesaat. Ia memeriksa koneksinya. VPN aktif, firewall berlapis, semua perlindungan yang ia pasang seharusnya mustahil ditembus. Tapi ini… ini seperti pesan yang langsung masuk ke inti sistemnya, seolah-olah seseorang sedang mengamatinya.

"Shit."

Ia meraih earphone di meja dan menekan panggilan ke sahabatnya, Evan Soerjo, seorang teknisi perangkat keras sekaligus otak brilian di balik banyak alat canggih yang sering digunakan Raka.

“Evan, aku butuh bantuan. Sekarang juga.”

“Tunggu, tunggu. Apa yang kau lakukan kali ini, hacker hitam putih?” Suara Evan terdengar santai, seperti biasa.

“Aku—” Sebelum Raka sempat menjawab, layar laptopnya kembali berubah. Kamera laptopnya aktif dengan sendirinya. Sebuah wajah tanpa ekspresi muncul, menatap langsung ke arah Raka melalui feed video.

“Raka Ardian. Berhenti sekarang, atau ini akan menjadi akhir bagimu.”

Suara itu datar dan dingin, seperti berasal dari mesin, namun cukup jelas untuk membuat Raka membeku di tempatnya.

“Evan, mereka tahu siapa aku! Aku harus keluar sekarang!” Raka langsung menutup laptopnya dan memasukkan semuanya—laptop, hard drive, dan perangkat kecil lainnya—ke dalam tas ransel.

“Apa maksudmu mereka tahu? Siapa mereka? Hei, tunggu!”

Raka tak menjawab. Ia tahu waktunya hampir habis. Dari jendela kecil di apartemennya yang berada di lantai dua, ia melihat sesuatu yang membuat darahnya berdesir. Dua drone hitam kecil melayang-layang di luar, dengan lampu merah menyala pada ujungnya, mengarah langsung ke jendelanya.

“Sial! Mereka benar-benar datang!”

Ia segera memakai perangkat kecil bernama Nano-Veil, alat yang dirancang oleh Evan untuk menyembunyikan sinyal digitalnya selama 30 menit. Raka tak tahu apa alat ini cukup kuat untuk melawan mereka, tapi itu satu-satunya pilihannya.

Shadow of NethroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang