"Abaaannngggg....!!!!"
"Enggak ya, sekali enggak tetep enggak"
Sudah kesekian kalinya Jimin merengek untuk meminta pulang karena tidak betah, ya karena acara hujan-hujanan kemarin, sekarang Jimin harus di rawat di rumah sakit karena demam tingga.
Belum lagi tangan kanan dan kirinya yg membiru bekas suntikan jarum karena Jimin yg tidak mau diam saat di pasangkan infus, Jackson saja sampai turun tangan untuk menangani adiknya yg bar-bar tapi faktanya takut dengan jarum suntik."Kan dirumah juga bisa dirawat sama Abang, kenapa harus kesini sih.?"
"Sayang, gue ada jadwal operasi nanti sore"
"Kan dokter disini gak cuma satu, beda lagi yg sama gue adik Lo satu-satunya"
"Iya, satu-satunya aja udah bikin pusing"
Bibir pucat Jimin langsung tertekuk kedalam, memang sih hari ini jadwal Jackson sedang padat-padatnya, saat ini saja Jackson sedang bertugas namun karena masih memasuki jam makan siang, jadi dia memutuskan untuk beristirahat di ruangan sang adik dirawat, karena adira baru saja pulang kerumah untuk mengambil beberapa baju ganti milik Jimin.
"Udah minum obat belum.?"
Jimin mengangguk pelan, menatap Jackson dengan tatapan memelas.
"Mau cepet pulang kan.? Makanya cepet sembuh, jangan banyak fikiran"
Meskipun Jimin masih belum bercerita mengenai hal kemarin, tapi ia cukup yakin jika ini berkaitan dengan dosen itu, Jackson tentu mengenal adiknya dengan cara baik, dan adiknya bukanlah tipikal orang yg mudah sakit sekalipun bermain hujan seharian, maka keesokan harinya lelaki manis itu akan tetap baik-baik saja.
"Siapa yg banyak fikiran coba.?"
"Lo gak bisa bohong dari gue"
"Tapi gue gak merasa banyak pikiran, tuh"
"Iya, itu karena ketutup sama kesantaian Lo.!! Lagian juga cuma orang-orang tertentu aja yg bisa lihat, salah satu nya ya gue"
"Emang iya.?" Tanya Jimin meyakinkan
"Istirahat sana, mata Lo sayu banget"
"Bang Jackson, gue mau nanya dulu deh"
"Apaa.?"
"Katanya ini rumah sakit ternama, tapi kok makanan nya gak enak sih.!!" Komentar jimin mengundang decakan gemas dari Jackson, kapan adik nya ini akan berhenti bertanya hal yg tidak berbobot..?
"Pantes Lo banyak fikiran, hal gak berfaedah kaya gitu pun, Lo fikirin.?"
Jika kondisinya sekarang sedang tidak lemas, mungkin Jimin sudah mendaratkan kepalan tangan nya secara special untuk Jackson.
"Mana ada dokter yg bacotnya kek gitu.? Nyebelin Lo.!!"
"Hehh,, kasar banget mulutnya.!"
Jimin memilih untuk memejamkan matanya saat mendapati tatapan datar dari Jackson.
"Tidur, gue temenin"
"Lo gak balik kerja.?"
"Gue nunggu bunda kesini dulu"
"Gue bukan anak kecil, sendiri juga gak jadi masalah"
"Tidur.!!"
Jimin menggerutu dalam hati mendengar ucapan Jackson yg terkesan galak, namun tak berselang lama, kedua bibirnya tersenyum samar begitu merasakan kecupan lembut di kening nya.
****
Suasana ruang rawat Jimin mendadak ramai karena Omelan seokjin dan Jungkook, bagaimana tidak.? Mereka berdua kesal karena Jimin tidak memberitahu soal keadaan nya saat ini, nomor Jimin pun bahkan tidak aktif sejak kemarin, mungkin jika seokjin tidak menerima pesan Dari Jackson yg berniat menitipkan absen Jimin, dia tidak akan tahu jika sahabatnya sedang sakit.
Puncak kekesalan seokjin dan Jungkook adalah, saat Jimin masih bisa bersikap santai setelah membuat keduanya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAD OVER HEELS (YoonMin)
Teen FictionSiapa yg menyangka, Jika seorang Park Jimin, Mahasiswa slengean, bar bar dan tersantai sepanjang masa itu, bisa disukai dan di incar oleh dosen baru di kampusnya. "Saya suka sama kamu" "Suka dalam arti.?" "Dalam arti sebagai laki laki yg menyukai pa...