Edmund.
Berita hari ini adalah berita yang gue tunggu sekian lamanya, kakak dan Noah putus. Entah kenapa gue merasa yakin kali ini mereka benar-benar menyelesaikan hubungannya. Karena menurut gue, sudah terlalu menyakitkan.
Gue selalu mendengar ketika kak El nangis di kamarnya. Walau ketika ditanya, dia akan menjawab karena habis menonton drama korea yang membuatnya nangis. Selemah-lemahnya hati kakak, gue yakin sebagian alasan dia menangis adalah karena Noah.
Kalian semua bisa bayangkan, bagaimana rasanya berkali-kali diselingkuhi? Berkali-kali ketahuan dibohongi? Semua kesalahannya selalu dimaafkan oleh kakak gue.
Gue belum pernah pacaran, tapi gue tahu itu hubungannya sudah nggak sehat.
Setiap kali Noah diputusin kak El, setelah itu juga mereka selalu kembali bersama. Noah selalu meminta maaf dan berkata bahwa dirinya tak sanggup jika tak bersama kakak. Padahal gue tahu, itu semua cuma omong kosong.
"Ed, lagi apa? Sibuk nggak?"
"Enggak kalau untuk kakak. Kenapa?"
"Antarin kakak dong mau beli cat lukis. Soalnya ada warna yang habis."
"Boleh. Mau sekarang aja?"
"Iya. Nanti pulangnya makan es krim bentar ya."
"Oke, kak."Dan gue bersyukur bahwa kali ini tidak ada bekas tangisan setetes pun yang keluar dari ujung mata kak El, gue berani jamin.
***
Akhirnya setelah beberapa jam gue menemani kak El untuk membeli cat lukis, kita melipir sebentar ke kafe terdekat.
"Ed, cowok itu lucu ya."
"Mana, kak?"
"Itu di sebelah kanan arah jam 1.""Gondrong, kak?"
"Iya, lucu. Mirip kayak kamu jadinya."Kenapa rasanya gue familiar ya sama mukanya?
"Lucu kan, Ed?"
"Iya sih bener, keliatannya juga nggak red flag."
"Emang gimana yang red flag?"
"Noah."
"Ah, udah ah. Nggak usah sebut namanya."Tapi gue nggak bohong kalau cowok gondrong satu itu keliatannya emang baik-baik aja orangnya.
Dan gue sebagai laki-laki juga mengakui kalau doi lucu menurut kak El.
"Ed?"
"Eh, iya?"
"Gue Ajash, kita sekampus. Satu divisi waktu acara kampus."
"Astaga. Kak Ajash? Sorry, ingatan gue pendek banget kayak Nemo. Pantes daritadi gue lihat kayaknya familiar sama muka lo, kak."
"Gue udah lihat lo dari masuk tadi."
"Oh iya, kenalin ini kakak gue.""Halo, nama gue Ajash."
"Halo juga, Eloise."Kenapa rasanya gue jadi seperti comblangin mereka ya jadinya?
"Cantik banget."
"Ya?"
"Namanya, cantik."
"Oh, terima kasih."
"Orangnya juga cantik.""Wow, lo nggak ada takut-takutnya ya kak ngegodain kakak gue di depan gue?"
"Gue nggak ngegodain, gue cuma jujur menyampaikan first impression gue aja, Ed."
"Kak El, hati-hati ya sama dia."Gue berani jamin untuk kedua kali, kak Ajash love at first sight sama kak El. Potong telinga gue kalau enggak.
"Kalau gitu kita duluan ya, kak. Soalnya kita cuma mau take away aja karena ternyata penuh tempatnya."
"Gabung sama gue aja kalau mau. Gue cuma sendirian aja daritadi."Sebenarnya sih gue cuma mancing, ternyata pancingan gue ditangkap.
"Gimana, kak El? Kakak mau nggak?"
"B-boleh deh. Soalnya kan kakak mau pesan ice cream, takutnya cair kalau take away."Dan ternyata dari kak El bilang cowok itu lucu, kak El juga tertarik sama kak Ajash.
Gue harus salto apa gimana ya? Mau ngerayain hari ini yang penuh dengan berita bahagia.
YOU ARE READING
My Blue
Fanfictionto be someone's comfort, the one person who takes all your worries away their solace.