My Blue

Enam

Eloise.

Gue masih terbayang-bayang sama Ajash waktu tiga hari yang lalu dinner sama gue. Waktunya singkat, tapi berkesan menurut gue. Walaupun setelah itu sampai detik ini Ajash belum ada menghubungi gue lagi.

Ini gue ditarik ulur atau gimana ya konsepnya?

Serius ini ada cowok lucu dianggurin?

Kok dia bisa putus ya sama mantannya? Apa mantannya nggak lihat kalau Ajash selucu ini?

Katakanlah gue terlalu cheesy, tapi dari awal juga Ajash ini terlalu good vibes. Cuma satu aja minusnya yang gue temuin, susah ngabarin kayanya? Soalnya ya gitu, kita nggak ada keep contact after dinner waktu itu.

"Kak, lagi mikirin apa?"
"Cowok, mom."
"Lho, cowok mana? Kok bukan Noah?"
"I was broke up with him."
"Seriously? End up?"
"Sure."
"But you seems everything is fine."
"Emang biasanya gimana?"
"Kalau kalian lagi putus, kamu nangis. Kamu juga not in the good mood every single day. Terus setelah itu balikan, tapi habis itu nangis lagi. Mom sampai capek ngeliatnya."
"How pathetic I am."
"You are."
"Mom."
"I just tell the truth, honey. Tapi, di sisi lain mom juga sedih sewaktu dengar kamu nangis gitu. Beraninya orang lain buat anak mom nangis. Dad aja sebegitunya menjaga kamu. Noah? How dare he is. Selama ini mom nggak mau terlalu ikut campur karena mom liat juga kamu masih di batas wajar. Mom pikir, kamu bisa menyelesaikannya sendiri. Cuma mom selalu bilang ke kamu kan, kalau mau hubungan lebih serius kayaknya dia nggak bisa."
"Maaf ya, mom. Ternyata aku bikin mom sedih."
"It's okay, honey. Udah, nggak usah diomongin lagi kalau gitu. Jadi, cowok mana yang lagi kamu pikirin sekarang?"

"Ini profile picture whatsappnya, mom."
"Gondrong, kak?"
"Iya."
"Jadi mirip kayak adek kamu ya."
"Aku juga bilang gitu ke Ed."
"Lucu sih, kak. Udah kenal deket?"
"Nah, beberapa hari yang lalu aku bilang pergi dinner sama temenku itu ya dia, mom."
"Oh yang waktu mom and dad udah tidur?"
"Iya. Padahal aku lapar, untung diajakin keluar sama Ajash."
"Namanya Ajash."
"Iya. Dia seniornya Ed waktu di kampus, tapi seumuran sama aku sih."
"Tapi kok mom kayak pernah liat dia ya tapi dimana mom lupa."
"Coba diingat lagi mom siapa tahu dia anaknya temen mom ternyata."
"Terus kalau anaknya temen mom, kenapa?"
"Ya bisa dong mom promosiin aku di depan mamanya gitu biar laku."
"Emang kamu pikir barang apa."
"Bercanda, mom."
"Kok mom jadi penasaran ya jangan-jangan dia beneran anak temen mom. Sebentar, mom mau cek status whatsapp orang-orang."

Mom gitu tuh kalau udah penasaran, harus dapat jawabannya gimana pun caranya. Tapi, entah kenapa emang selalu ketemu jawabannya.

"Kak, kak. Ini bukan sih orangnya? Sama nggak?"

"Eh, iya. Bener ini orangnya, mom."
"Ya ampun, kak. Makanya mom bilang kayak pernah lihat kan. Anaknya temen dad, tapi mom kenal juga sama istrinya."
"Wah, dunia sempit ternyata."
"Namanya tante Resya. Suaminya yang temen dad itu namanya Om Oldy."
"Kenal dimana, mom?"
"Partner sponsorship perusahaan dad. Eh, dulu pas kamu kecil itu satu sekolah deh berarti sama Ajash. Coba tanyain."
"Beneran, mom?"
"Iya makanya coba nanti kapan-kapan ditanya."
"Mom, ini lucu banget sih. Waktu berangkat kesini juga nggak nyangka kalau kita satu pesawat, terus yang bikin makin shock adalah ternyata duduknya kita sebelahan."
"Jodoh nggak sih, kak?"

Perihal menjawab jodoh atau bukan rasanya bukan ranah gue. Kita serahkan aja sama takdir kemana membawa hubungan gue dan Ajash. Berakhir tragis seperti kisah gue sebelumnya atau malah jadi pelabuhan terakhir?

We never know.