Tiga

2 0 0
                                    

Rajash.

Hari minggu ini cerah banget sehingga terlalu sayang mau gue lewatin kalau hanya bersantai-santai di rumah.

Dan ternyata keputusan gue untuk nongkrong di kafe yang nggak jauh dari rumah, membuahkan hasil yang di luar dugaan.

Tenang, hasilnya baik. Bahkan sangat baik.

 Bahkan sangat baik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Itu dia hasilnya.

Gue berhasil mengajak dia duduk bersama di meja gue. Kebetulan banget gue lagi sendiri dan kursi yang ada memang untuk tiga orang. Soalnya suasana kafe lagi begitu ramai dan penuh, jadi nggak ada tempat duduk serta meja yang tersisa.

Gue nggak tahu kebetulan apa hari ini. Bisa-bisanya gue melihat perempuan yang cantik begitu atraktif walau dari kejauhan sedang bersama adik tingkat gue semasa kuliah. Beruntungnya gue kenal, jadi gue bisa memanggilnya dan basa basi.

Enggak, bukan basa basi. Tapi gue emang naksir pada pandangan pertama sama Eloise.

"Lagi sibuk apa sekarang, Ed?"
"Skripsi, kak. Kak Ajash udah kerja kan?"
"Iya, udah."
"Kerja dimana? Kalau nggak salah, kakak jurusan arsitek bukan ya?"
"Benar. Dan iya, gue jadi arsitek."
"Wah, keren."
"Udah sampai bab mana skripsinya?"
"Baru bab tiga sih, kak. Soalnya gue baru selesai magang kan."
"Magang dimana emangnya kemarin?"
"Di kantor kejaksaan."
"Oh, mau jadi jaksa ceritanya nih?"
"Maybe yes, maybe no. Jadi, gue masih mencari jati diri aja sih, kak. Makanya gue juga lagi nyobain di kantor lawyer."
"Mau nyari mana yang cocok ya?"
"Iya, soalnya kan nggak bisa sembarangan."

"Kalau Eloise, sibuk apa?"
"Panggil El aja, nggak papa kok. Sibuk jadi budak korporat."

"Tapi kerjaan sampingannya juga banyak."

"Oh, ada?"
"Iya. Kadang melukis, kadang baking."
"Melukisnya sekedar hobi atau jadi bisnis?"
"Kalau ada yang mau, ya jadi uang."
"Bakingnya?"
"Kebetulan emang punya toko kue."
"Wah, dimana?"
"Di deket rumah, nanti Ed aja yang share location kalau mau coba mampir."
"Boleh lewat lo aja nggak, El? Soalnya Ed anaknya slow response banget kan?"
"Lo juga pernah jadi korban slow responsenya Ed ya, Jash?"
"Iya, pernah dulu waktu masih jaman acara kampus. Kalau lo pasti udah kebal ya, El?"
"Gue berasa chat presiden sih kalau lo tau."

"Halo, orangnya masih disini lho. Kalian ngomongin gue berdua aja."

"Jadi, boleh lewat lo aja nggak El share location toko kuenya?"
"Kok gue merasa ada yang aneh ya? Semacam modus nih kayaknya."
"Enggak juga sih, El. Maksudnya ya sekalian aja."
"Hahaha. Boleh. Mana hpnya?"

Ternyata emang mata gue nggak pernah salah kalau lihat perempuan.

Asli sih, kenapa jadi gue yang deg degan gini?

"Terima kasih, cantik."
"Gombal banget. Ed, ini kakak tingkat lo kayaknya buaya ya waktu di kampus?"
"Iya, kak. Cuma kayaknya udah jinak deh."

"Sembarangan lo, Ed."

Terima kasih pada semesta yang mempertemukan gue dengan wanita cantik bernama Eloise hari ini. Semoga kedepannya hari-hari gue akan selalu baik.

My BlueWhere stories live. Discover now