A 𝖋𝖆𝖓𝖋𝖎𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓 🔞
Crackship || Lisa with anyone || Lisa centric
Don't like? Don't read! 🚫
_______________________________________
Sebuah tempat khusus untuk membaca semua cerita tentang Lisa dengan berbagai latar belakang.
Ngga aku sangka pada suka sama we can't be friend. Padahal itu based on true story yang menurutku traumatis banget hahaha.
Btw ini cerita Bonus!
Ini prequel dari "we can't be friend" Latarnya satu tahun sebelum Miko di tembak sama Naya.Masa dimana Miko sama Callysta masih lengket.
Enjoy!
Bonus foto Miko dan Callysta yang hampir mirip irl.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
********
"Callysta!"
Sebuah panggilan dari arah belakang membuat gadis bernama Callysta itu berbalik.
Sosok Miko dengan kemeja putih dipadu dengan celana jeans berwarna khaki berlarian menghampiri nya.
Callysta tersenyum, "Oit koo, gimana? Lolos?"
Miko mengangguk, lalu mensejajarkan dirinya dengan Callysta. Tangan pria itu dengan seenaknya meraih tas yang berada di pundak Callysta untuk ia bawa.
"Simple, bahkan kamu kayaknya bisa masuk hima juga."
Callysta memutar bola matanya, muak mendengar bujuk rayu Miko yang mendesaknya untuk mendaftar ke dalam organisasi yang sama.
"Please deh, aku gamau masuk hima. Lagian kemarin aku udah applied jadi staff ahli di BEM." Ujar Callysta jengah.
Pernyataan dari Callysta tiba-tiba saja membuat Miko berhenti melangkah. Pria itu menatapnya dengan pandangan terkejut.
"Kamu daftar bem? Kok gak bilang? Fakultas apa Univ? Sialan Cal, kalo BEM fakultas otomatis aku gabisa ngebarengin kamu." Miko bertanya dengan wajah khawatir. Membuat Callysta merasa sedikit bersalah.
"Aku daftar BEM Univ, ngga bilang karena emang ngga berambisi buat lolos. Aku cuma gabut." Ujar Callysta berusaha menenangkan Miko.
"Daftar bidang apa?"
"Ekotif pertama, Public relations kedua."
Miko mengangguk, "Oke, keduanya bagus buat ngembangin diri kamu."
Callysta hanya menggedik kan bahu, dan memilih kembali berjalan. Miko pun ikut berjalan di sampingnya hingga keduanya sampai di parkiran fakultas. Saat itu ia tidak ada firasat apapun tentang sebuah rasa yang sedikit demi sedikit muncul dari perhatian yang terus menerus diberikan oleh laki-laki Jangkung itu.
******
"Miko!"
Miko yang baru keluar dari mobil, tersenyum ketika melihat Callysta berjalan kearahnya dengan wajah menekuk.
"Kamu juga daftar bem? Really?" Ucap Callysta sebal.
Miko mengangguk senang, "Pengumuman nya keluar tadi pagi kan? Aku liat kita berdua lolos. Keren banget, aku Sosial politik kamu Public Relations."