Gulungan Berstiker Gajah

2K 217 40
                                    

Suara langkah kaki Lintang dan ibunya terdengar keluar dari ruang kelas. Lintang memegang hasil ujian akhir semesternya dan rapor yang sebentar lagi tidak ia gunakan. Saat di koridor menuju tangga turun dia dan ibunya berhenti karena berpapasan dengan Rega dan ibunya. Mereka terlihat mengobrol.

Selagi kedua orang tua itu bercengkrama, Rega dan Lintang berjalan menuju beberapa temannya yang lain.

"Lo udah pamit?" tanya Rega.

"Belom," jawab Lintang singkat.

Rega mendecak, "Lo itu ya, bakal pindah jauh tapi ngasih tau aja belom, mereka kaget nanti."

"Ya elah. Siapa yang bakal kaget kalo gue pindah? Lo aja gak kaget-kaget amat, kan? Padahal lo sodara gue." Lintang memukul lengan Rega pelan.

"Tapi sodara jauh."

"Lah emang," ujar Lintang seraya berjalan mendahului Rega.

Rega mencoba menyejajarkan langkahnya kembali dengan Lintang. "Eh tapi Matheus gak lo kasih tau?"

Seketika tubuh Lintang menegang mendengar nama itu. Suara nafas berat terdengar darinya. "Buat apa dia tau. Kalo gue cerita dikira sksd, dia juga gak nanya. Mana mau tau urusan gue dia mah."

"Lin..." panggil Rega karena mereka sempat hening beberapa waktu.

"Hmm..." Hanya dehaman singkat sebagai balasan.

"Tang..." panggil Rega lagi.

"Iya, Rega," kali ini balasannya terdengar kesal karena Rega terus menerus memanggilnya.

"Kemaren dia tiba-tiba nge-line gue. Nanya anak angkatan yang pindah."

"Terus?" tanya Lintang sembari menautkan alisnya. Dia berhenti di depan kelas yang bukan kelasnya, namun kelas itu terlihat kosong.

"Gue bilang aja ada dan itu lo."

Lintang menghembuskan nafas berat, lagi. "Ya udah, udah terlanjur mau digimanain lagi."

"Sebenernya lo sama dia kenapa sih?" Rega menatap Lintang dengan rasa ingin tahu.

"Nggak ada apa-apa. Temenin gue pamit yuk. Tuh, mumpung masih pada di depan kelas."

"Tapi kan bagi rapot masih sampe jam sebelas nanti."

"Gue tungguin sampe bagi rapot selesai. Kalo ada yang gak ikut, nanti juga tau. Grup pasti rame abis ini. Percayalah."

"Kayaknya dia ngambil rapotnya agak siang deh," kata Rega dengan nada Ragu.

"Dia udah tau ini," katanya acuh sambil menaikkan kedua bahunya.

Rega mengikuti Lintang dengan penuh pertanyaan yang melayang di kepalanya, Lintang dan Matheus. Keduanya terlihat aneh akhir-akhir ini. Misalnya saja Matheus yang tiba-tiba bertanya tentang apakah ada anak angkatan yang pindah. Pertanyaan itu tentulah mengacu pada Lintang. Lintang juga sedikit sensitif apabila di tanya tentang kepindahannya ke Taiwan.

"Lo mau temenin gua sampe kelar pamit-pamitannya?" Lintang menengok ke arah Rega, yang ditanya hanya menaikkan bahunya acuh.

"Gak ada agenda buat ketemu Lidya?" tanya Lintang sembari menaikkan alisnya.

"Setengah jam abis itu gua cabut," balas Rega singkat.

***

Lintang baru keluar dari toilet saat melihat bayangan seseorang menaiki tangga. Ingin memastikan, Lintang mengikuti orang itu saat dia merasa orang itu sudah selesai menaiki undakan tangga. Dia berpikir mungkin saja itu salah satu teman yang dia kenal dan akan pamit kepada orang itu.

Gulungan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang