Matahari pagi menerobos celah tirai, menyinari ruangan yang asing. Myungho perlahan membuka matanya dan bangun, tubuhnya terasa berat dan pegal-pegal. Dia mengerang pelan, kepalanya berdenyut-denyut. Dia mendudukkan dirinya di ranjang, matanya mengerjap-ngerjap menyesuaikan dengan cahaya. Dia melihat ruangan yang asing, dinding dilapisi dengan kain beludru merah marun yang berkilauan, dihiasi ornamen emas dan berlian yang terukir rumit. Lantai marmer putih berkilauan, yang menciptakan suasana mewah.
"Di mana aku?" gumamnya.
Dia memegangi kepalanya, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Ingatannya buram, hanya samar-samar terlintas bayangan minuman keras. Dia ingat dia diajak minum oleh Cyan, lalu semuanya menjadi gelap. Dia tidak ingat apa yang terjadi setelah itu.
Dia menoleh ke samping, dan jantungnya hampir meloncat keluar dari dadanya. Kaisar Mingyu, dengan wajah tampannya yang masih mengantuk, tertidur di sampingnya. Mereka berdua hanya terbungkus selimut tipis, tubuh mereka saling bersentuhan.
"Kaisar..." Myungho berbisik, suaranya gemetar "Ini... ini kamar kaisar?" tubuhnya gemetar.
Dia mencoba menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, namun tangannya gemetar hebat. Dia tidak bisa mengingat apa yang terjadi semalam, dan rasa takut mulai menjalarinya.
"Aku harus pergi" Myungho berbisik lagi, suaranya semakin gemetar.
Dia berusaha turun dari ranjang, ingin segera meninggalkan tempat itu. Namun, tangannya ditahan oleh seseorang. Mingyu membuka matanya, tatapannya tajam dan intens.
"Mau ke mana?" tanya Mingyu, suaranya serak.
Myungho tersentak, tubuhnya menegang. Dia berusaha menarik tangannya, tapi Mingyu menggenggamnya erat.
"Lepaskan aku, Kaisar!" Myungho memohon, suaranya bergetar.
"Kenapa kau ingin pergi?" tanya Mingyu, suaranya terdengar dingin.
"Aku... aku tidak ingat apa yang terjadi semalam. Aku... aku takut, tolong biarkan aku pergi" jawab Myungho, tubuhnya gemetar hebat.
"Tenanglah, aku akan menjelaskannya nanti. Sekarang, kau perlu mandi" kata Mingyu, suaranya lembut.
Mingyu menarik selimut dan membungkus tubuh Myungho. Kemudian, dia menggendong Myungho menuju kamar mandi. Myungho meringkuk di pelukan Mingyu, tubuhnya gemetar tak henti-hentinya. Tangan Mingyu semakin erat memeluk Myungho. Dia tahu, Myungho sedang ketakutan. Dia akan menjelaskan semuanya, dia akan menenangkan Myungho.
"Tenanglah" bisik Mingyu, suaranya lembut di telinga Myungho. "Aku tidak akan menyakitimu"
Myungho terdiam, tubuhnya masih gemetar. Dia tidak tahu apa yang terjadi semalam, dan dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Tetapi, dia merasa aman di pelukan Mingyu.
"Aku akan menjelaskannya nanti" kata Mingyu lagi, suaranya semakin lembut. "Sekarang, kau perlu mandi"
Mingyu membawa Myungho ke kamar mandi. Dia meletakkan Myungho di bathtub, lalu membuka keran air hangat. Uap air mengepul di ruangan, air membasahi tubuh Myungho.
"Kaisar... aku tidak ingat apa yang terjadi semalam" kata Myungho, suaranya bergetar.
"Tenanglah" kata Mingyu, suaranya lembut. "Nanti aku akan memberitahumu semuanya"
Mingyu mendekat, lalu mengusap rambut Myungho dengan lembut.
"Sekarang, mandilah. Kau bisa menggunakan pakaian milikku dulu" kata Mingyu. "Aku akan menunggu di luar"
Mingyu keluar dari kamar mandi, meninggalkan Myungho sendirian. Myungho menatap bayangannya di cermin, wajahnya pucat dan matanya berkaca-kaca. Dia masih merasa takut, tetapi dia juga merasa lega. Dia tahu, Mingyu akan menjaganya.
Dikamar, Mingyu membereskan semua kekacauan mereka semalam. Mingyu melihat ada sedikit noda darah. Mingyu terdiam, dia sudah menduga bahwa Myungho tidak mengingatnya kejadian semalam. Dia bingung, bagaimana bisa Myungho tidak mengingat apa yang terjadi semalam? Semalam adalah malam yang...
Pintu kamar mandi terbuka dan terlihat Myungho memakai baju kebesaran dan celana panjang yang juga kebesaran untuknya dan dia seperti kesulitan berjalan. Mingyu yang selesai membersihkan kamarnya menghampiri Myungho dan berinisiatif menggendongnya menuju ke kasur dan kemudian menaruhnya perlahan.
Myungho bertanya kepada Mingyu "sekarang bisa jelaskan apa yang sudah terjadi semalam?" Tanya Myungho dengan gugup
"Kau... kau tidak ingat apa yang terjadi di ranjang ini?" tanya Mingyu, suaranya terdengar sedikit gugup.
Myungho mengerutkan keningnya, matanya membulat karena terkejut. "Di... di ranjang ini?" tanyanya, suaranya gemetar.
Mingyu mengangguk, matanya menatap Myungho dengan intens. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Semalam, mereka berdua... mereka berdua sama-sama menginginkannya.
"Aku... aku tidak ingat" jawab Myungho, suaranya hampir tak terdengar.
"Kau... kau tidak ingat apa yang kita lakukan?" tanya Mingyu lagi, suaranya sedikit lebih tinggi.
Myungho menggelengkan kepalanya, matanya berkaca-kaca. Dia merasa malu, takut, dan bingung. Dia tidak tahu apa yang terjadi, dan dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi.
Mingyu menghela napas, matanya menatap Myungho dengan lembut. Dia tahu, Myungho tidak berbohong. Dia benar-benar tidak ingat.
Mingyu duduk di samping Myungho, pikirannya kacau. Dia bingung bagaimana harus menjelaskan semuanya kepada Myungho. Semalam, mereka berdua sama-sama menginginkannya. Tapi sekarang, Myungho tidak mengingatnya.
"Bagaimana aku harus menjelaskannya?" gumam Mingyu, kepalanya tertunduk.
Dia tidak tahu bagaimana reaksi Myungho jika dia tahu apa yang terjadi semalam. Apakah Myungho akan marah? Apakah Myungho akan takut?
Mingyu menghela napas, dia harus menjelaskan semuanya kepada Myungho. Dia harus jujur, dan dia akan meminta maaf jika Myungho merasa tidak nyaman.
Myungho menunggu jawaban dari Mingyu "Ada apa?"
Mingyu menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.
"Myungho, aku harus jujur padamu. Aku tahu ini akan sulit diterima, tapi aku mohon dengarkan aku dulu."Myungho menatapnya dengan mata yang penuh pertanyaan. "Apa yang terjadi, Mingyu?"
Mingyu pun mulai bercerita. Dia menceritakan semuanya, dari awal saat Myungho mendatanginya dalam keadaan mabuk dan mereka kemudian berdansa bersama, hingga mereka melakukan...
Myungho mendengarkan dengan saksama. Dia tampak terkejut, tapi dia tidak menginterupsi. Saat Mingyu selesai berbicara, Myungho terdiam sejenak, merenungkan semua yang telah diceritakan Mingyu.
"Jadi, kita melakukanya?" tanya Myungho sedikit shock
Mingyu mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Ya, Myungho. Aku juga meminta maaf aku sudah keterlaluan semalam"
"Aku memaafkan mu" Myungho pusing setelah mendengar ucapan Kaisar Mingyu
Mingyu tercengang. "Benarkah?"
Myungho mengangguk. "Ya, aku memaafkan mu. Kalau begitu bisakah anda mengantar ku ke kediaman Marquis, aku ingin pulang"
Mingyu tersenyum lega. "Aku dengan senang hati akan mengantarmu pulang"
Kemudian Mingyu mengantar Myungho ke kediaman Marquis menggunakan kereta kuda kekaisaran. Mingyu memapah Myungho masuk kedalam kediaman Marquis karena Myungho masih merasakan sakit di seluruh tubuhnya."Antarkan aku ke paviliun di ujung sana didekat taman itu" ucap Myungho sembari menunjuk ke arah taman di kediaman Marquis.
"Apa kau tinggal di paviliun jelek itu?" Mingyu menggertak kan giginya.
"Ya, aku tinggal disana. Paviliun itu lebih baik daripada tidak memiliki tempat tinggal" jawab Myungho "Antarkan saja aku kesana, kenapa kau malah mengomentari tempat tinggal ku!"
"Baiklah"
Kemudian setelah Mingyu mengantarkan Myungho dan memastikan Myungho baik-baik saja, dia kembali ke kastil kerajaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aetherlyn Kingdom
FantasyXu Minghao seorang karyawan kantoran berumur dua puluh lima tahun yang baru saja selesai lembur hingga pukul dua dini hari, yang kemudian pulang dengan keadaan yang sangat lelah dan mengendarai mobilnya menuju apartemen yang tak jauh dari tempatnya...