percakapan di malam hari

6 0 0
                                    

Malam itu terasa begitu tenang. Di kamar yang hanya diterangi cahaya temaram dari lampu tidur, Jihoon dan Soonyoung berbaring berdampingan, menatap langit-langit dalam keheningan yang nyaman. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di pikiran Jihoon.

"Soonyoung-ah," panggil Jihoon pelan, suaranya hampir seperti bisikan.

"Hmm?" Soonyoung menoleh, mendapati Jihoon masih menatap langit-langit dengan tatapan menerawang.

"Apa kau... pernah merasa bosan denganku?"

Soonyoung mengerjap, tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu. Dia mengubah posisi tidurnya menyamping, menghadap Jihoon sepenuhnya.

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu." Jihoon menggigit bibirnya sebelum melanjutkan, "Dan... apa kau keberatan dengan sikapku yang sering melarangmu melakukan ini dan itu?"

Soonyoung tersenyum lembut, mengulurkan tangan untuk menggenggam jemari Jihoon. "Kau tahu? Justru hal-hal kecil seperti itu yang membuatku merasa kau peduli padaku. Kau melarangku keluar tanpa jaket saat dingin, melarangku tidur terlalu malam, atau makan tidak teratur. Itu semua bentuk perhatianmu, kan?"

"Tapi apa itu tidak... terlalu mengekang?" Jihoon akhirnya menoleh, matanya mencari kejujuran di mata Soonyoung.

"Jihoon-ah," Soonyoung mengeratkan genggamannya, "bagaimana mungkin aku bosan dengan orang yang selalu memikirkan kebaikanku? Yang selalu memastikan aku makan dengan baik, tidur cukup, dan menjaga kesehatan? Kau bukan mengekang, kau menjagaku."

Jihoon terdiam sejenak, mencerna kata-kata Soonyoung. "Kau yakin?"

"Sangat yakin." Soonyoung mengusap rambut Jihoon dengan lembut. "Dan kau tahu apa yang membuatku lebih yakin lagi?"

"Apa?"

"Kenyataan bahwa kau mengkhawatirkan hal-hal seperti ini. Itu menunjukkan betapa kau peduli dengan perasaanku dan hubungan kita."

Sebuah senyum kecil akhirnya muncul di wajah Jihoon. Kekhawatiran yang sejak tadi menggantung di dadanya perlahan menguap, digantikan oleh kehangatan dari kata-kata tulus Soonyoung.

"Terima kasih, Soonyoung-ah."

"Untuk?"

"Karena selalu mengerti aku."

Snapshots of Life : SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang