CHAPTER FOUR

112 31 10
                                    

Ada satu peraturan yang Elias terapkan dan tidak pernah boleh dilanggar di rumahnya dan Philly sejak hari pertama dirinya bekerja untuk menjaga perempuan itu yaitu, tidak mengunci pintu kamar barang sedetik pun.

Bukannya Elias ingin melanggar privasi Philly. Semua itu dia lakukan untuk keselamatan Philly sendiri. Dia tidak ingin menghabiskan beberapa menit berharganya hanya untuk membuka pintu yang terkunci ketika Philly sedang dalam bahaya.

Oke, tetapi untuk yang kali ini berbeda, karena Elias dengan kesadaran penuh membuka pintu kamar Philly ketika tidak sedang dalam keadaan darurat. Namun sebagai pembelaannya, semua Elias lakukan untuk kebaikan Philly sendiri. Ia tidak ingin Philly melihat orang yang paling wanita itu benci berada di rumah mereka.

Elias langsung menutup pintu kamar Philly ketika melihat perempuan itu sudah tertidur lelap dengan boneka beruang yang baru saja Elias berikan sebagai hadiah ulang tahun berada di dekapannya. Ya, seperti biasanya, Elias kembali memberikan boneka kesukaan Philly sebagai hadiah dan dia akan selalu memberikan Philly boneka beruang sampai mereka tua nanti, kalau memang itu yang Philly sukai.

Kaki Elias membawa pria itu untuk menuruni anak tangga dan menuju ke pintu utama, dimana pria paruh baya yang merupakan orang terpenting di Indonesia sudah menunggu. Daniel Kawiswara langsung melenggang masuk begitu Elias membukakan pintu untuknya.

Daniel memposisikan tubuhnya pada atas sofa yang berada di ruang tengah, mengabaikan tatapan menusuk yang Elias layangkan kepadanya. Pria itu bahkan malah dengan berani menatap balik Elias dengan tatapan yang sama dinginnya.

"Apa perlu saya ingatkan perjanjian kita?" tanya Daniel kepada Elias dengan sangat tenang. Meskipun posisinya yang sedang duduk dan Elias yang berdiri tidak jauh di depannya, tidak membuat Daniel kehilangan aura dominannya. Baginya yang setiap hari berhadapan dengan pria keras kepala di badan pemerintahaan, Elias Sastranegara bukanlah apa-apa.

Namun hal itu juga dirasakan oleh Elias. Karena meskipun yang berada di hadapannya adalah seorang Presiden, dia sama sekali tidak gentar. Elias malah semakin menajamkan tatapannya begitu pertanyaan yang menurutnya sangat konyol keluar dari mulut sang presiden.

"Bukannya saya yang harusnya tanya seperti itu ke Bapak? Apa perlu saya ingatkan Bapak perjanjian yang kita buat tadi pagi sebelum saya panggil Philly?" Elias membalas pertanyaan Daniel dengan pertanyaan lainnya.

Daniel tersenyum sinis mendengar jawaban Elias, pria yang merupakan bawahannya. "Saya enggak pernah peduli kalau kamu dari Sastranegara dan Vivaldi, Elias. Nama itu enggak membuat saya takut sama sekali. Sedari awal kita sudah punya perjanjian. Kamu sudah janji sama saya. Janji kamu yang membuat saya percayakan anak saya kepada kamu."

"Anak?" Elias tertawa kecil begitu mendengar Daniel menyebut Philly sebagai anaknya. "Kalau Bapak memang menganggap Philly sebagai anak Bapak, enggak perlu tiga tahun untuk bisa ketemu sama Philly, Pak. Lagi pula, kita sama-sama tahu fakta yang sebenarnya."

Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Elias berhasil menarik reaksi dari Daniel. Karena pria yang sedari tadi terlihat tenang itu sekarang sudah bangkit dari sofa dan berjalan menghampiri Elias. "Philomela anak saya. Nama Kawiswara tersemat di sana."

Elias memberikan tawa mengejeknya, ekspresi yang berhasil membuat Daniel melayangkan satu tinjuan pada wajah tampannya. "Brengsek," umpat Elias. Pria itu menegapkan kembali badannya dan membalas tinjuan Daniel dengan kekuatan yang dua kali lipat.

"Bapak ternyata enggak punya malu ya," kata Elias lagi kepada Daniel yang sekarang sudah tersungkur di atas lantai karena tinjuan kuat yang Elias layangkan. "Kalau memang Bapak mengakui Philly anak Bapak, kenapa sampai sekarang Philly masih tinggal berdua sama saya, disembunyikan dari dunia ini? Kenapa istri Bapak belum tahu keberadaan Philly? Kenapa Abraham belum tahu kalau dia punya adik perempuan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moon Is Breaking Through Her HairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang