Gelap.
Semuanya berubah begitu cepat.
Aliya merasakan tubuhnya seperti ditarik ke dalam kehampaan. Tidak ada lantai, tidak ada langit, hanya kosong. Udara di sekelilingnya dingin, menusuk hingga ke tulang.
Suara nafasnya terdengar begitu jelas di antara kesunyian.
"Lagi…" gumamnya dengan suara bergetar. "Aku kembali ke sini lagi…"
TAP. TAP. TAP.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki mendekat.
Aliya menahan napas.
Langkah itu semakin dekat, semakin berat, seolah sesuatu yang besar sedang berjalan ke arahnya.
Dan kemudian, sebuah suara terdengar dari dalam kegelapan.
"Aliya… Kau tidak bisa lari dariku."
Aliya membeku.
Suara itu…
Suara Thorn.
Dengan gemetar, ia menoleh ke belakang.
Dan di sana, menggantung terbalik dari atas ruangan kosong ini, Thorn menatapnya.
Matanya kosong, tubuhnya berlumuran darah. Perutnya robek, dengan bagian dalam tubuhnya menjuntai keluar.
Aliya ingin berteriak, tapi tenggorokannya terasa tercekik.
Thorn menyeringai. "Kenapa kau terlihat ketakutan? Bukankah ini sudah keberapa kalinya kau melihatku begini?"
Aliya menggigit bibirnya. "Apa maksudmu…?"
Thorn tertawa pelan, suaranya dingin. "Aku tahu kau bisa merasakannya. Ini bukan pertama kali, kan?"
Aliya mengepalkan tangannya. "Tidak… Ini hanya mimpi…"
Thorn mendekat, meskipun tubuhnya masih tergantung terbalik. "Mimpi? Apa kau yakin, Aliya?"
Aliya menggeleng cepat. "Tidak! Ini pasti ilusi! Ini tidak nyata!"
DRAK!
Tiba-tiba, tangan Thorn mencengkeram bahu Aliya dengan keras.
Mata Aliya melebar. Sentuhannya dingin. Terlalu nyata.
Thorn mendekat ke telinganya dan berbisik:
"Kau yang terakhir, Aliya. Kau harus menghentikan ini."
Kemudian, semuanya meledak menjadi cahaya putih.
---
2. Terbangun di Dunia Nyata
"ALIYA!"
Aliya tersentak bangun.
Ia mendapati dirinya berada di dalam ruangan yang remang-remang. Nafasnya tersengal, keringat dingin membasahi dahinya.
Di sampingnya, Halilintar menatapnya dengan panik. "Ada apa?! Kau mimpi buruk?"
Aliya mengerjap. Ia masih bisa mendengar suara Thorn bergema di kepalanya.
Ia menoleh dan melihat Blaze dan Solar sedang membawa Ice yang tak sadarkan diri.
Jantung Aliya berdetak semakin cepat.
Ini…
Ini persis seperti sebelumnya.
Solar menghela napas. "Kami menemukannya pingsan… Kami belum tahu kenapa."
Aliya menatap Ice dengan tatapan kosong. "Tidak… Tidak mungkin…"

KAMU SEDANG MEMBACA
DU APARTEMEN
Mystery / ThrillerBagaimana menurut kalian jika kalian pergi berlibur untuk mengistirahatkan pikiran sejenak dari berbagai masalah, tapi bagaimana jika yang dimaksud liburan adalah tiket untuk istirahat selamanya. Dan bagaimana jika itu ada kaitannya dengan masa lalu...