Chapter 17 [revisi]

11 7 0
                                    

---

Aliya terbangun dengan napas tersengal.

Keringat dingin membasahi dahinya, dadanya naik turun dengan cepat. Matanya membelalak, dan butuh beberapa detik baginya untuk menyadari bahwa ia tidak lagi dalam kegelapan.

Cahaya remang menyelimuti ruangan ini. Udara terasa lembap, dan suara napas seseorang terdengar di dekatnya.

"Aliya?"

Aliya tersentak dan menoleh. Halilintar.

Wajah kakaknya tampak pucat dan panik, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.

"Ada apa?" tanya Halilintar lagi, suaranya penuh cemas.

Aliya tidak menjawab. Napasnya masih tersengal, pikirannya masih kacau. Itu tadi… mimpi? Tidak. Itu lebih dari sekadar mimpi. Ia bisa merasakan semuanya.

Namun sebelum ia bisa mengutarakan pikirannya, sesuatu yang lain menarik perhatiannya.

Di sudut ruangan, Blaze dan Solar berdiri. Keduanya tampak kelelahan, wajah mereka dipenuhi kotoran dan keringat. Namun yang membuat Aliya benar-benar membeku adalah sosok yang mereka bawa.

Seorang anak laki-laki, tergeletak tidak sadarkan diri.

Ice.

Aliya segera bangkit, meskipun kepalanya masih terasa pusing. "Ice… apa yang terjadi padanya?!"

Blaze menatapnya dengan ekspresi suram. "Kami menemukannya tak sadarkan diri.  Kami harus membawanya keluar dari sana sebelum—"

Blaze terhenti, menelan ludah, seolah ragu untuk melanjutkan kalimatnya.

Aliya menatap mereka semua. "Sebelum apa?"

Solat menghindari tatapannya. "Sebelum sesuatu mengambilnya."

"Bukankah tadi ice dicekik?"

Dada Aliya mencelos. "Apa maksudmu?"

Halilintar menatap adiknya dengan raut serius. "Kami melihat sesuatu, Aliya. Saat ruangan itu runtuh… ada sesuatu yang mengincar Ice."

Aliya memandang Ice yang masih terbaring lemas. Wajahnya pucat, nyaris tanpa warna.

"Apa dia… masih hidup?" bisiknya takut-takut.

Blaze mengepalkan tangannya, seolah menahan sesuatu. "Itu yang masih kita coba cari tahu."

Aliya mendekati Ice dan berlutut di sampingnya. Ia menatap wajah adik sepupunya itu, berharap melihat tanda-tanda kehidupan.

Namun kemudian…

Matanya terbuka.

Aliya menahan napas.

"Ice?" panggilnya pelan.

Anak itu diam, menatap lurus ke atas. Matanya kosong. Tidak ada sorot kehidupan di sana.

Aliya menyentuh tangannya—dingin.

Terlalu dingin.

Dan saat itu, ia menyadari sesuatu yang membuat tubuhnya gemetar.

Ice tidak bernapas.

Aliya mundur perlahan. "T-tidak… ini tidak mungkin…"

Halilintar dan yang lainnya juga membeku. Mereka saling berpandangan, seolah berharap ada yang bisa menyangkal kenyataan ini.

Blaze menggertakkan giginya. "Dia baik-baik saja sebelum kita keluar. Aku yakin dia masih hidup!"

Solat berbisik, "Mungkin kita hanya tidak menyadarinya… mungkin dia…"

Aliya menutup mulutnya dengan tangan, berusaha menahan teriakannya.

Ice… sudah meninggal.

Tapi bagaimana bisa?

"Ini tidak masuk akal…" Halilintar bergumam, suaranya bergetar. "Kita harus mencoba menyadarkannya! Mungkin dia hanya…"

Namun sebelum Halilintar bisa menyentuh tubuh Ice—

Matanya bergerak.

Aliya tercekik napasnya.

Ice, yang seharusnya sudah meninggal, menoleh ke arahnya.

Dan tersenyum.

Senyuman itu… bukan senyuman Ice.

Senyuman itu terlalu lebar. Terlalu kaku.

Seolah wajahnya dipaksa untuk tersenyum.

Lalu, dalam detik berikutnya, suara berat yang familiar terdengar dari mulut bocah itu.

"Kenapa kalian datang ke sini?"

Aliya membeku.

Itu bukan suara Ice.

Suara itu dalam, serak, dan bergema—suara yang sama dengan yang ia dengar dalam mimpinya.

Suara yang berasal dari sesuatu yang lain.

Kemudian, tubuh Ice mulai bergerak. Tidak seperti manusia, tetapi seperti boneka yang sedang dikendalikan oleh tali tak terlihat.

Blaze langsung mundur. "SIAL! KITA HARUS PERGI!"

Namun sebelum mereka bisa bereaksi lebih jauh—

Ice duduk tegak dengan gerakan patah-patah, lalu menatap mereka dengan mata hitam pekat.

Kemudian, dengan suara berbisik yang membuat bulu kuduk mereka berdiri, ia berkata:

"Kalian… sudah terlambat…"

Dan dalam sekejap—

Cahaya di ruangan itu padam.

Gelap.

______

Dorrr

Aduh segini aja ya pusing mikir alur gess btw bingung gak?

Sengaja sih btw gimana jadi mcnya? Udah nemu clue kah?

Yang belum nemu nih clue nya "Nyata, Tapi tak nampak"

Lihat sekitarmu siapa tau yang selalu kamu lihatlah jawabannya

Oke bye bye

Vote gak lu, gua samperin kalo gak vote, atau mau disamperin nona sara hm ?

DU APARTEMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang