Chapter 1.6 : Michelle - We Are The Last

153 16 0
                                    

Music for the chapter      Uptown Funk - Mark Ronson ft. Bruno Mars

Chapter 1.6 : Michelle - We Are The Last

MICHELLE

Pisau yang diasah itu mengeluarkan bunyi yang tidak mengganggu. Tapi bagiku itu terdengar mengerikan.

"Jade bisakah kau tidak mengasahnya terus? Kurasa Michelle takut." May berucap.

"Aku tidak takut."jawabku.

"Lalu apa?"tanya Jade sedikit menantang. Dia hanya pura pura. "Tidak berani?"

Aku tau apa yang dilakukan anak ini. Memgikuti arogannya May. "Baik."jawabku. Aku mengeluarkan pistol kesayanganku, colt 40 dengan tambahan laser tiap kali menembak. Kudapat dari replica. Jade sedikit terkejut. Dan mundur beberapa langkah. Kutau anak pirang ini butuh lebih banyak pelajaran untuk menjadi lebih kuat.

"Relax, Michellia. She's just a princess." Red menghentikanku.

"I am Michelle." Aku menjawab sambil menyimpan lagi pistolku di saku jaket. Aku sudah mengganti seragamku menjadi pakaian serba hitam sejak di Broken City.

Suasana hening sejenak.

"Kalian sadar sesuatu?"tanya Vika memecah keheningan.

"Apa?"tanyaku.

"Charles Dwkins Cross." May yang duduk di kursi sebelah Vika menjawab.

"Kau kenal dia?"tanya Jade menyelidik.

"Tidak. Hanya saja aku sepertinya kenal dia." jawab May santai.

Jade melihat pisau yang diasahnya. "Sarah Cross."ucap Jade sambil melihat kosong pisau itu.

"Kau kenal dia?" Vika bertanya mengejek.

"Nama itu familiar."jawabku.
Aku memang pernah melihat dan mendengar nama seperti itu di buku telpon atau di film.

"Apa?" Jade bertanya kaget.

"Nama itu familiar."ulangku.

"Ya."lanjut Red setuju dengan ucapanku.

"Tapi bukan itu yang penting sekarang." ucap Vika.

"Itu ada benarnya." May setuju. "Lebih baik sekarang kita ajarkan Jade cara agar lebih kuat."lanjut May.

Jade terlihat cemas. Mungkin kalau yang mengajarinya itu Red, Jade mungkin bisa agak tenang. Tapi kalau May... Memang hasilnya bisa sangat bagus, tapi caranya itu. Berbahaya.

"Kurasa kita butuh tempat latihan."ucap Red.

"Kurasa aku punya ide."jawab Jade santai.

**********

Kamar 4 lantai 1
Entah kenapa Jade membawa kami kesini.

Tok! Tok! Tok!

Jade mengetuk pintu itu. Tak lama kemudian pintu yang bewarna hitam itu terbuka.

Seorang bocah berambut coklat, tingginya lebih tinggi dari May, melihat Jade dengan senang. He is Charles

"This is your idea?" May bertanya.

"Hey, Sister!" Charles menyapa May.

May hanya melihat Charles dengan cuek. "Karena ayah kita sama, itu bukan artinya kau bisa memanggilku sister." May menjawab.

"Aku lebih tua darimu?"balas Charles angkuh.

May melirik Charles angkuh. "Aku bisa membunuhmu. Bahkan sebelum kau sadar aku akan melakukannya." May mengancam.

The Last Survivors (#3 SURVIVORS Trilogy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang