Chapter 1.8 : Paul - Is That The Problem

131 16 0
                                    

Music for the chapter Demons - Imagine Dragons

Chapter 1.8 : Paul - Is That The Problem

PAUL

Aku melihat anakku.
Dia sekarang terlihat seperti hantu sekarang. Aku rasanya ingin menghajar Rey sekarang. Pasti Rey yang merencanakan ini. Tapi tadi Rey sudah berjanji kalau dia tidak berencana melakukan ini.

Sedangkan perempuan satunya berlari ke belakang kami.

"Aku tau bagaimana perasaanmu."ucap seseorang didalam anakku yang mengaku bernama Zqarafhime.

"Keluar dari Jade."perintah May sambil mengeluarkan pistolnya.

Rey juga mengeluarkan AK-47 beserta amunisinya. Zqarafhime tertawa seperti seorang penyihir mengerikan. Aku melihat Jade didalam pikiranku, dia sedang melawan makhluk yang masuk kedalam tubuhnya.

Perempuan yang awalnya kerasukan itu berpindah kebelakangku. "Katakan sesuatu yang hanya bisa diingat olehnya."ucapnya.

Aku menoleh.

Aku mencari cari ingatan yang cukup teringat oleh Jade. Jade. Itu dia.

Aku ingat satu hal yang sangat berbekas pada Jade. "Sarah Marelina MacKenzie, it's not you. That's a Demon. Remember you mom, swettie."

Jade terdiam.
Jade kembali kejang. Aku baru melangkah. Charlie menahanku. Sementara perempuan tadi bersembunyi dibelakang Patrick.

Jade kembali kejang ditanah. Sesuatu seperti kabut menyelimuti Jade. Dan itu keluar. Sebuah roh. Dengan jubah berwarna putih yang kotor karena darah, iris mata yang bewarna metal, kulit putih, rambut kecoklatan, dan tubuh tinggi. Roh itu terlihat marah.

Jade terbangun dan mengambil tasnya lalu berlari padaku. Akhirnya anakku kembali.

"Dasar tidak berguna!" Roh itu terbang melayang diudara.

May mengeluarkan tongkatnya yang seperti tongkat sihir. Roh itu terbang semakin dekat pada kami. Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka. Kami segera membuat formasi back to back dengan sendirinya.

Pintu itu terbuka.
Tangan kotor dengan lumuran darah menyelinap masuk. Kami mengeluarkan pistol dan segera menembak. Tapi tiba tiba pintu itu terbuka lebar. Formasi kami berantakan. Semuanya berlari keluar dengan ketakutan. Kami berlari menjauh. Berlari ke depan. Kami menemukan lebih banyak zombie dalam perjalanan.

Jade mendekat padaku. Aku dan Jade berlari dengan kencang sambil sesekali menengok.

"Disini!" May berteriak.

Mereka menemukan sebuah mobil. Aku berlari. Aku menembaki zombie itu sembarangan. Dan masuk ke mobil itu. Setelah aku dan Jade masuk mobil dikunci dari dalam. Mobil ini minivan jadi tempatnya tidak begitu luas, beda dengan mobil yang satunya.

"Apa itu?"tanya Jade padaku.

"Lupakan saja, nak!"jawabku sambil mengelus rambutnya. Jade tidak pernah dekat denganku seperti ini sejak ibunya meninggal.

Aku menoleh pada perempuan aneh tadi. "Kau siapa?"tanyaku.

"Persy Florida Doe. Dipanggil Kersty."jawab Pamela.

"Dia anak bungsu."lanjut Patrick.

"Maksudnya?"tanya May.

"Kami kembar tiga."jawab perempuan yang dipanggil Kersty itu.

Aku mengangguk dan melihat Daniel. Seingatku Kersty adalah mantan pacar Daniel. Tapi Daniel sepertinya tetap memilih anak Rey itu. May yang mengemudi menjalankan mobil dengan kencang. Mungkin lebih dari 95 km/jam. May hanya asal menabrak semuanya zombie, jasad manusia yang dimakan zombie, dan juga mobil lain yang menghalangi. May terlihat sangat marah. Hingga kami sampai disebuah tempat yang antah berantah. Ini jalanan yang ada di film yang di tonton May. Di film Zombieland.

Pemandangannya sama. Mobil mobil yang rusak dengan pintu terbuka. Ada juga sebuah helikopter yang hangus di pinggir jalan.

Zombie, is that the problem?

Mobil dihentikan. May keluar dari mobil. "Kita mulai berjalan."ucap May.

Kami semua keluar dari minivan itu. Tidak ada lagi zombie yang mengejar. Mereka sudah ketinggalan jauh.

"Jadi, apa selanjutnya?"tanya Kersty santai pada May.

"Kau coba ikut berpikir."jawab May dengan galak pada Kersty. "Kalau tidak otakmu akan kukeluarkan dari tempatnya dan kusuruh pada zombie itu memakannya." lanjut May dengan pandangan seperti dendam pada Kersty.

"Kalau begitu kau juga akan dimakan." jawab Kersty santai.

May melihat Kersty ganas. "Aku tidak peduli. Aku juga akan mati. Tapi sebelum aku... " May mengeluarkan tongkat aneh itu lagi. "Kau harus mati lebih dulu!"lanjut May.

Charlie menahan adik tirinya itu. May meninju Charlie. "Ini bukan saatnya untuk marah, sis." Charlie memegang wajahnya yang ditinju.

Pamela ingin melawan May tapi Xavier menahannya. May berjalan maju - mundur kiri - kanan. Aku paham anak itu sedang bingung.

"Kau sajalah Kers." May menyerah.

"Aku?" Kersty bingung.

"Kau pasti tau."jawab May.

Vika yang ada disebelahku menyadari sesuatu. "Zqarafhime pernah merasukimu. Pasti kau tau caranya merasuki pikirannya."

#To Be Countinued
Date : Rabu, 22 Juli 2015

~《 Chapter ini pendek. Seperti yang aku bilang sebelumnya. Next chapter bakalan banyak. Dan next chapter itu pake perspective-nya Persy, atau yang dipanggil disini Kersty. Dia juga termasuk survivors sekarang. Begitupula dengan Red, Pam, Pat, Charlie, dan Xav. Tapi cuma Pat, Xav dan Red yang yang ngga ada. Terlalu banyak karakter bakalan ngebingungin. Jadi...

I Hope you like it

- Jode 》~

The Last Survivors (#3 SURVIVORS Trilogy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang