UPAYA PENYELAMATAN

388 23 2
                                    

UPAYA PENYELAMATAN
.
.

"Woy... Fal!"

"Anj**g, kalian berdua. Ngagetin gua aja!"

"Ya kali masih pagi udah melamun aja. Kek lagi mikirin beban negara aja, Lu."

Faldi yang kaget kedatangan tiga sahabatnya. Nanda, Dion dan Bima. Mereka merupakan satu geng yang fisegani di sekolah. Selain pebasket, mereka berempat juga terkenal akan ketampanan dan sedikit arroganya.

"Iya, Nih. Tumben-tumbenan si boss besar kita melamun!"

"Lagi mikirin apa sih, Fal? Cewe? Atau lawan baru?"

"Halah, Faldi mah kalo urusan lawan baru mah kecil. Tinggal sekali pukul juga udah tepar. Kalo urusan cewe, kaga usah nyari juga udah pada banyak antrean yang pengen ngelamar jadi pacarnya Faldi!"

Begitulah obrolan dan kelakar-kelakar dari para sahabatnya. Ada saja pembahasan yang mereka ributkan. Dari mulai hal yang receh, hingga masalah-masalah geng mereka.

"Lu semua pada berisik tau ga. Gatel kuping gua denger bacotan kalian pagi-pagi!" Kesal Faldi pada ketiga sahabatnya.

"Widih, santai dong mas bro. Kayanya bener nih, tebakanya si Dion. Sepertinya, si boss besar kita lagi ada masalah dengan urusan hatinya nih. Cieee...." Goda Bima.

"Ah, lama-lama bisa stres, gua, kalo ngedengerin bacotan kalian terus-terusan!"

Faldi akhirnya bangkit. Langkah kakinya meninggalkan kantin menuju entah kemana. Sedangkan Nanda, Bima dan Dion sontak mengikuti Faldi.

"Weh, weh... Ikuutttt!!"
.
.
.
Hari ini adalah moment Clasmeeting para siswa. Ada berbagai kegiatan yang dilakukan untuk mengisi jadwal kosong pasca ulangan pertengahan semester pertama. Beragam lomba dan kegiatan pun doselenggarakan.

Tak terkecuali Arsya, Issabel dan Rexa. Issabel mengikuti lomba tenis meja. Rexa mengikuti lomba bulu tangkis. Sedangkan Arsya mengikuti hampir sebagian lomba yang bertemakan akal. Seperti Lomba Sains, Lomba Matematik, lomba Cerdas cermat dan lomba kreasi kata.

Sedangkan dibidang olahraga, Arsya hanya mengikuti lomba lari keliling. Sebuah perlombaan dengan berlari mengelilingi lapangan sebanyak satu putaran dengan hitungan waktu. Siapa saja yang memperoleh waktu tersingkat dalam satu putaran maka dialah pemenangnya. Lomba ini diikuti oleh puluhan siswa. Maka, dilakukan secara tahap kualifikasi perkelompok.

"Anjir, cape banget gua, Bel, Xa. Fiuhhh..." Keluh Arsya setelah berlari mengelilingi lapangan. Ternyata, Arsya memenangkanya dengan perolehan waktu tersingkat pada kelompoknya. Maka, nanti dirinya harus mengikuti lagi babak kualifikasi terahir.

"Lagian juga, elu sendiri sih. Udah tau dari pagi ngikutin lomba hampir seabrek gitu. Masih aja maksain diri!" Keluh Isabel dan Rexa melihat raut kelelahan serta keringat yang membanjiri wajah dan tubuh Arsya.

"Yah, mau gimana lagi. Cuman kelas kita yang ga ada perwakilan lomba ini. Jadi, yah, gue nerima tawaran Bu Anti. Dari pada kelas kita ga ada ngirim perwakilan!" Jawab Arsya sambil mengelap dahinya.

"Iya, tapi kan lu bisa nolak, Sya. Ga harus ngorbanin diri lu!" Rexa kini yang tak habis pikir dengan Arsya. Sahabatnya Terlalu baik menjadi orang.

"Yah, elu tau sendiri kan, gua kaya gimana. Ga enakan jadi orang!"

Priittttt......

Mulai....

"Ayooo.... Ayoo .."

Begitulah teriakan para siswa menyemangati para pserta lomba. Satu persatu peserta lomba mulai berlari mengitari halaman sekolah.

"Wah, bentar lagi kualifikasi nih, Sya. Giliran elu lagi yang lari!"

"Udah gapapa, santai aja kali. Doain aja moga gue menang!" Jawab Arsya

"Tapi wajah lu aja udah kek gitu, loh, Sya!" Ucap Issabel lagi.

"Bener yang diucapin Issabel, Sya. Lu mending mundur aja gih!" Rexa juga berpikiran yang sama dengan kekasihnya. Wajah Arsya sedikit pucat.

"Udah tenang aja. Kalian berdua bukanya ngedoain biar gua menang, atau kasih semangat kek. Ini malah ngendor-ngendorin!" Teguh Arsya.

Issabel dan Rexa hanya pasrah mendengar kegigihan Arsya untuk mengikuti babak kualifikasi kedua. Hanya helaan nafas pasrah yang keluar.

"ARSYA NAKA NARENDRA!"

"Wah, gua dipanggil nih! Duluan ya!"

Mendengar namanya dipanggil, Arsya buru-buru menuju sumber suara. Dimana Pak Bambang sebagai pemimpin kegiatan lomba lari kali ini.

Sedangkan diseberang sana, Rexa dan Issabel harap-harap cemas. Bukan takut dan hawatir Kalau Arsya kalah, melaiankan pada kondisi tubuh Arsya kali ini.

Diseberang yang lainya, nampak empat geng cogan melewati arena perlombaan lari. Disana, Faldi melihat dengan jelas saat Arsya menuju tempat Start perlombaan. Langkah kaki Faldi terhenti. Matanya menatap fokus pada remaja manis diseberang sana.

Sedangkan ketiga sahabatnya yang lain ikut berhenti sambil ikut melihat jalanyanya kegiatan lomba lari siang ini.

"Oke, seperti sebelumnya, ya, Arsya. Pada hitungan satu persiapan, kedua ambil ancang-ancang. Dan pada hitungan ketiga langsung mulai. Paham kan ?"

"Paham, Pak!" Jawab Arsya

"Baik, bersiap. SATU..... DUA.... TIGA, PRIIITTTTT!!!"

Peluit dibunyikan, tanda memulai. Arsya dengan kekuatan yang tersisa berusaha lari secepat mungkin yang dia bisa.

Akan tetapi saat akan menyentuh garis finish beberapa meter lagi, tubuhnya mulai melemah. Pandanganya mulai mengabur. Didetik itu juga, tubuhnya tumbang.

"ASTAGA....." Pekik Issabel dan Rexa bersamaan. Tidak hanya itu, para guru dan panitia juga ikut kaget.

Arsya jatuh tergeletak tak sadarkan diri. Dirinya pingsan diatas rumput lapangan yang hijau. Untung saja rumput itu lumayan tebal.

Seluruh orang-orang yang melihatnya buru-buru mengerumuni tubuh Arsya yang tergeletak.

"MEDIS, MANA MEDIS... WOYY!" Teriak Rexa. Bahkan sampai harus Pak Bambang sendiri yang akan mengangkatnya.

"Minggir, biar gua aja !" Seketika semua terbengong mendengar siapa yang bersuara.

"Mau gua tolongin apa engga temen kalian!" Seru Faldi sedikit menaikan suaranya melihat semuanya lelet.

Faldi berjongkok didepan tubuh Arsya yang tergeletak lemah.

"Naikin dia kepunggung gua, cepetan!"

Rexa, dan beberapa panitia membantu menaikan Arsya kepunggung Faldi dan menggendongnya menuju UKS. Semua terheran. Tidak biasanya seorang pangeran kelas yang arogan mau membantu orang lain.
.
.
.
.
.
TBC

PELUH KENIKMATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang