Isal POV
Aku termangu sendiri. Kejadian kemarin sungguh berdampak bagiku. Aku tau kalo perjalanan cinta seperti ini sangat sangat rentan. Ya, satu yang bisa kupastiin kalo gak ada happy ending dalam cinta sejenis ini. Tapi kenapa aku bisa begitu sayang sama dia? Bahkan sampai saat ini dan setelah apa yang terjadi kemarin. Sakit, sakit sekali.Aku sudah berusaha menjadi seorang yang arif menyikapi hidup ini, tapi tetap saja aku merasa rapuh. Aku melihat jam tangan Luminor-ku, hadiah dari kekasihku yang sekarang sedang praktek di Singapura. Seorang calon dokter yang cantik sekali yang usianya 4 taun lebih tua dariku.
"Maaf aku udah khianatin kamu, Beib.." lirihku pelan.
Udah jam 3 sore, bentar lagi aku mesti kerja. Huft, males bangett...apalagi sekarang hujan gak brenti-brenti. Tapi untung sekarang lagi gak ujan. Yap, aku sambar handuk ku dan langsung ke kamar mandi untuk mandi.
***
Halte Plasa JB, Cikarang
Aku melajukan motorku dengan kecepatan sedang. Tapi sial, gerimis, mana anginnya kenceng banget lagi. Sialll...tadi kan cuacanya cerah, kenapa sekarang mau ujan...mana gak pake jaket lagi. Mana perjalanannya masih sejaman lagi. Huft, tiba-tiba mataku menangkap ada seseorang sedang berteduh di halte dengan sepeda United warna putih terparkir di depannya. akupun menepikan motorku dan ikut berteduh. Aku memperhatikannya sekilas. Dia mengenakan kaos warna hijau yang bertuliskan GO GREEN yang dibalut jaket sweater warna merah bertuliskan INDONESIA dan celana pendek quickdry serta sepatu nike.dan diapun tersenyum, aku hanya balas senyum yang agak kupaksakan. Karena dingin, otomatis aku menyalakan sebatang rokok untuk menghangatkan badanku. Ya, entahlah, sejak kapan aku mulai merokok.
"Rokok Mas? " tawarku sambil menyodorkan sebungkus rokok.
Dia tersenyum kecut.
"Bumi ini udah cukup rusak, aku gak mau nambah rusak lagi.." katanya singkat.
Anjrit, menohok hati banget kata-katanya, sialan. Belum juga kenal, udah sinis gitu. Aku lalu menarik lagi tanganku dan jadi salah tingkah. Lalu aku membuang rokokku dan menginjaknya. Dia melirik tajam ke arahku. Aku jadi tambah salah tingkah. Aku melihat ke arahnya lagi.
'Apalagi salahku?' Pikirku.
Dia lalu melirik ke arah rokok yang kuinjak. Sial, mungkin maksud dia jangan buang sampah sembarangan. Damn, belum 2 menit, orang ini udah bikin aku salah tingkah dua kali. Aku lalu memungutnya dan berjalan ke arah tong sampah. Sialll...hari ini aku benar-benar sial...udah kepegat ujan, ketemu orang sok idealis yang super rese lagi. Aku lalu memutuskan untuk langsung cabs, daripada lama-lama deket sama orang aneh kayak dia.
"Mau kemana?"
Aku agak kaget. Ternyata dia bertanya padaku.
"E..mau berangkat lagi.." kataku kikuk.
"Ujan-ujan gini? Ntar sakit.." kata dia datar.
"Gak papa.." kilahku agak kesal.
"Gak papa? Kalo kamu sakit, ntar nyusahin orang lagi"
'Rese....masalah buat lo?' pikirku.
"Tunggu ujan reda aja.." kata dia sambil menalikan tali sepatunya.
'Nunggu ujan reda dan terjebak berdua sama orang kayak lo disini? ogah ya.'
Aku terdiam sebentar. Lalu kilihat dia berjalan ke arahku.
"Ya udah, mungkin lo lagi buru-buru. " kata dia sambil mencoba tersenyum.
Lalu dia membuka tasnya dan mengeluarkan dua botol minuman vitamin C. Lalu melemparkan satu padaku. Aku lalu menangkapnya dengan kikuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
ITEM
RomansaCerita ini akan dibuat dalam versi cetak. Hanya menyisakan chapter 1-5 sebagai teaser. ✔Another Gay Story ✔Original Writer : @abisurabi ✔Don't like don't read! ✔LGBT HATERS GO AWAY!!