Permulaan

2.7K 98 7
                                    

Cast:
Jung Vhee Nhy (bayangkan diri kalian yg memerankan ini)
Jung Ji Hyo (Lee Jong Suk)
Jung Key (Iqbal CJR)

Jung Vhee Nhy pov**

Aku adalah gadis kelahiran Indonesia dan tinggal di Indonesia sampai aku berumur 18 tahun. Aku di adopsi oleh keluarga kaya dari Korea Selatan. Ayah ku pemilik perusahan agensi bernama Cube Entertainment, ibu ku mengelola sebuah butik terkenal di daerah choengdamdong. Aku juga memiliki 2 saudara angkat laki-laki, yang pertama berumur 25 tahun bernama Jung Ji Hyo. Dan yang kedua masih berusia 13 tahun bernama Jung Key. Mereka semua sangat menyayangiku layaknya anak dan saudari kandung mereka. Ayah dan ibu sangat memanjakan ku, karena aku adalah anak perempuan satu-satu nya, begitu juga oppa dan dongsaeng ku.. dongsaeng (sebutan adik dalam bhsa korea) sangat manja terhadap ku karena dia memang sangat ingin memiliki kakak perempuan.

Itu merupakan cerita 2 tahun yang lalu, saat aku baru di adopsi.. kini umurku hampir memasuki 20 tahun. Yap, sebentar lagi aku merayakan ultah yang ke 20..
"Kau sudah lama menganggur. Setiap hari hanya membantu ibumu d butik. Apa kau tak mau memiliki pekerjaan sendiri?" Tanya ayah disela-sela makan malam kami.
"Sejujurnya aku ingin membantu ibu saja d butik ayah, boleh kah?" Sahutnya dengan wajah memelas. Sebenarnya ayah sangat ingin membuatku bekerja bersama oppa d perusahaan. Tapi, aku terlalu malu untuk berinteraksi dengan orang banyak. Yap, nilai sosial ku sangat buruk, sehingga membuatku menjadi pribadi yang sangat pemalu.

"Kenapa kau tidak menjadi penyanyi saja? Oppa akan membuat mu debut setelah setahun training. Itu mudah saja!" Sahut oppaku ikut menimpali.
"Oh, ibu setuju! Sangat senang jika bisa melihat Vhee Nhy di tv nanti. Bagaimana menurut ayah?" Ujar ibu dengan ekspresi yang luar biasa senang.

"Ayah kurang setuju. Lebih baik dia mengambil alih butik ibu, daripada menjadi penyanyi. Tapi, terserah Vhee Nhy saja, mana yang membuatnya merasa nyaman." Jawab ayah dengan begitu bijaksana.

Sekedar pemberitahuan, ayahku menjadikan oppa sebagai CEO di perusahaannya. Sehingga, ayah tidak perlu repot lagi bolak-balik keperusahaan. Yah, aku akui posisinya sebagai CEO membuatnya sedikit sombong, sehingga ia seringkali berganti pacar. Pasti banyak sekali wanita-wanita di luar sana yang mau menjadi pacar oppa ku karena profesi dan gaji oppaku sangat menggiurkan. Tapi, dengan kesombongannya, oppa hanya menjadikan meraka sebagai mainannya.

Sedangkan dongsaeng ku, kini sedang menjalani tahun ketiganya dibangku SMP. Meski sudah ditahun ketiga, sifat manjanya terhadapku belum juga hilang. Key sering bercerita tentang cinta monyetnya. Sebagai nounna (sebutan kakak perempuan dari adik laki-laki) yang baik, aku harus mendengarkan cerita yaah,, bisa di bilang cerita konyol. Tapi, terkadang lucu juga.

Ok, kembali ke meja makan malam...
"Baiklah ayah, ibu, aku hanya mengikuti saran saja. Yang menurut kalian terbaik, itulah yang akan aku lakukan." Sahutku pasrah. Jujur saja, dengan kepribadianku yang pemalu ini, pasti sulit sekali menjadi penyanyi. Karena harus berdiri di hadapan jutaan orang yang menonton. Tapi, mau bagaimana lagi, posisiku sebagai anak angkat membuatku sedikit malu untuk mengeluarkan pendapat dan juga membantah.

"Okee.. berarti kamu setuju kan? Besok oppa akan mengantarmu ke asrama untuk training. So, oppa bisa gangguin kamu kalo oppa lagi senggang." Canda oppa disertai senyum evil karena memang ia suka sekali menjahiliku.
"Tapi oppa, aku punya permintaan, "ujarku.

"Apa?" Jawabnya dengan lirikan maut.

"Jangan sampai ada yang tau kalau aku adalah dongsaeng mu." Sahut ku menahan takut.

"Apa maksudmu?!" Kali ini nada bicaranya sedikit tinggi, sepertinya oppa mulai emosi. Untung saja ibu segera menahannya.

"Maksud kamu apa Vhee Nhy, kalian ini saudara. Ibu tidak mau kamu berkata begitu pada oppa mu." Sahut ibu, mungkin ibu juga marah, karena kata-kataku tadi.

"Dengarkan dulu penjelasan Vhee Nhy. Mungkin maksudnya lain bu," ayah menengahi pembicaraan kami. Terlihat wajah Key sudah sangat kebingungan sejak tadi.

"Aku hanya tidak mau para training yang lain iri hati dan menggosipkan aku yang tidak baik. Bisa saja mereka berkata bahwa aku tidak memiliki kemampuan apapun dan hanya bergantung pada kekuasaan ayah dan oppa.. hanya itu yang aku takutkan. Bukannya aku bermaksud tidak mengakuimu sebagai oppa ku." Aku mencoba menjelaskan nya dengan perlahan dan dengan nada yang sangat lembut, agar mereka mengerti akan penjelasanku.

Wajah oppa dan ibu menjadi lega setelah mendengar penjelasan dariku. Ayah langsung melanjutkan penjelasanku " makanya jangan langsung salah sangka dan marah-marah." Kata ayah sambil menjewer telinga oppa. "Kalau itu alasannya, tentu ayah sangat setuju, itu tandanya kau mau mandiri dan tidak hanya mengandalkan ayah, tidak seperti oppamu yang selalu bersandar di ketek ayah.. hahahaha.." ujar ayah kemudian tertawa lebar.

Keesokan harinya, ibu menyiapkan barang-barangku untuk dibawa ke asrama training. Aku merasa benar-benar sedih karena akan meninggalkan keluargaku dan harus hidup mandiri di asrama.

Isak tangisku perlahan mulai terdengar, akan tetapi ibu sama sekali tidak menghampiriku, bahkan ibu tak menoleh sedikitpun. 'Kenapa? Ada apa? Apa ibu masih marah karena kejadian diruang makan tadi?' Pikiranku begitu berkecamuk. Tanpa banyak berfikir lagi, aku menghampiri ibu dan memelukknya dari belakang. Dengan jarak sedekat ini, barulah kudengar tangisan ibu.

"Ibu kenapa? Apa yang membuatmu menangis?" Tanyaku

"Apa yang membuat ibu menangis, sama dengan apa yang telah membuat mu menangis, karena itulah ibu tak bisa menghiburmu. Ibu khawatir sekali, bagaimana jika nanti kamu sakit, atau kalo kamu kelaparan, ibu tidak benar-benar bisa merawatmu." Sahut ibu lalu memelukku erat. Akupun tak tahan melihat ibu menangis, aku memeluk ibu sambil berusaha tegar.

"Ibu, kan oppa tiap hari ke kantor, dekat dengan asrama training, otomatis bisa ngeliat keadaan Vhee Nhy kan ibu.. ibu jangan sedih lagi yah." Hiburku walaupun aku sendiri masih sedih.

Dari luar kamar, oppa mendengar pembicaraan kami, lalu diapun masuk kedalam kamar dan duduk ditempat tidurku sambil memeluk bantal. "Ibu, kalau ibu kangen Vhee Nhy nanti, ibu bilang saja padaku. Aku pasti akan mengantarkan ibu padanya. Lagian juga kan cuma sebulan Vhee Nhy tidak boleh pulang, setelah itu juga, dia sudah bisa bebas lagi, mau pulang pun pasti diperbolehkan. Kalian seperti mau pisah ke Amerika saja." Celetuk oppa, meskipun oppa ku termasuk anak yang manja, tapi dia juga bisa dewasa disaat memang diperlukan. Hehehee yaiyalah, semua orang juga begitu kalleee.

Akhirnya kami pun tak sedih lagi, selanjutnya kamarku dipenuhi canda tawa hingga malam pun larut.

*Terlalu pendek yah cerita nya?? Maaf yah, nanti aku lanjut lagi.. tolong di vote yah.. kalo hasil votenya banyak, nanti bakal aku usahain cpet uploadnya.. thankz yaah..^^ *

Pacar Q, Idola Q (Korean Story) [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang