Happiness

507 27 1
                                    

Jam 7 kurang 15 menit, aku menunggu Ilhoon oppa,, mmm pacarku,, untuk mengantarku pulang kerumahku. Rasanya tiap detik jadi lama banget.

"Kamu beneran jadian sama Ilhoon??" Tanya Chokomi. Kalian taukan,, dia sekamar denganku.. jadi,, dia bisa terus mantau aku.

"Iya oenni. Tapi,, jangan bilang sama Junghyun oppa dulu yah.. nanti biar aku sendiri yang kasih tau.." jawabku.

"Kamu egois! Kamu ngga mikirin perasaan diakan?? Kamu ikat,, kamu lepas,, ikat lagi,, lepas lagi.. coba pikirin kalo seandainya kamu yang ada diposisi dia! Sakit ngga??" Chokomi mulai mengomeliku.

"Aku tau itu oenni. Tapi aku ngga bermaksud buat mainin perasaannya. Aku serius sayang sama dia. Tapi,, aku harus nentuin pilihanku." Jawabku

"Terus kamu milih Ilhoon gitu?? Bayi kayak dia mana bisa bahagiain kamu?? Pikirin dong masalah kedepannya. Setidaknya cari cowok yang lebih dewasa.. bukan bayi kayak dia.." lanjut Chokomi. Aku terdiam. Aku sudah menentukan pilihan, kenapa harus dibuat bimbang lagi?

"Asal kamu tau aja ya! Ilhoon itu cuma jadiin kamu sebagai pelampiasan. Yoon Chae Yeon. Dia itu orang yang Ilhoon sukai setengah mati. Biarpun disakiti ataupun dikhianati, ujung-ujungnya Ilhoon akan balik lagi kedia! Aku kasihan sama kamu. Jangan sampai kamu sakit hati karena Ilhoon." Chokomi memberitahu aku siapa Yoon Chae Yeon yang dibicarakan siang tadi.

"Yoon Chae Yeon??" Aku benar-benar sakit mendengar nama itu, firasatku tadi benar. Nama itu berdampak buruk buatku. Dia adalah orang yang pernah mengisi hari-hari oppa-ku. Sebelum aku.

"Sebentar lagi dia balik. Setelah cuti cukup lama. Dia cantik. Dia punya banyak teman buat nyakitin kamu. Dan dia juga licik. Dia ular. Jangan sampai kamu tersakiti. Aku ada disini kalo kamu butuh bantuan." Ujarnya lalu menutup wajahnya dengan selimut.

Aku mematung, shock karena mendengar kata-kata Chokomi tadi. Tapi, aku juga harus percaya diri. Kalaupun aku harus kalah, aku ngga mau kalah sebelum bertanding. Dan tetap saja aku harus optimis. Ilhoon oppa mencintaiku, aku yakin itu.

***

Jung Ilhoon pov

"Hahahahahahahaaa" suara tawa seisi dorm. Mereka menertawakanku setelah aku menceritakan kejadian tadi siang pada mereka

"Jadi, kamu ngga ngerasa aneh?" Tanya changsub

"Aneh kenapa?" Heranku

"Ya,, menurutku itu aneh,, masa kamu berantem pake ngerebut gelangnya segala?" Tanyanya sambil meledek. "Kamu benar-benar masih bayi! Kalah kamu sama seungjae. Yah??" Tanyanya pada seungjae.

"Harusnya jangan gitu lah,, untung aja dia polos,, lugu,, coba aja kalo dia udah pengalaman,, bahkan dia akan mengejekmu lebih sadis dari kami. Cewek gak bisa digituin,, ngambil gelangnya secara paksa bakal bikin dia nganggap kamu gak ikhlas ngasih gelang itu. Benar-benar kekanak-kanakan." Ujar Minhyuk

"Hyung,, aku cuma gak bisa mikir. Tiba-tiba aja dia meluk aku, trus terlintas gitu aja dipikiranku sesayang apa dia sama gelang itu. Seberapa berharganya barang pemberianku buat dia." Aku mencoba memberi penjelasan.

"Ya sudahlah,, yang penting kamu jangan ngelakuin itu lagi. Itu bener-bener langkah yang salah. Kita sebagai cowok, pantang buat ngambil apa yang udah jadi miliknya cewek. Oke.." ujar Hyunsik menampakkan sisi dewasanya.

"Eh,, aku denger Chae Yeon bentar lagi balik nih.. kita harus extra jaga jarak tuuh..." celoteh seungjae, tanpa dia sadari, semua tatapan menuju padanya. "Oops,, salah yah??" Tanyanya begitu tersadar.

"Kau gila!!! Kenapa bahasa itu disini??" Bentak Enkwang

"Hyung,, aku gak sengaja kok..." Seungjae memberi alasan. Tapi Ilhoon terlihat santai dan cuek,, seperti tak mendengar percakapan mereka.

'Aku sudah lupa! Siapa dia?' Aku jelas ngga bisa bilang begitu. Karena aku tau, dia adalah orang yang pernah buat aku gila. Tanpa aku sadari kalau dia tidak mencintaiku sama sekali. Tapi sekarang beda, aku udah move on seutuhnya. Aku udah ngga sakit lagi kalau ngeliat dia. Meski dia pernah nginjak-nginjak harga diriku sebagai cowok, tapi aku maafkan dia supaya hatiku lega dan aku bisa menghapus semua tentang dia. Meskipun aku masih nyimpen kalung bermata bola emas miliknya, yang dia sendiri gak sadar kalo dia udah kehilangan itu. Aku akan mengembalikannya atau bahkan memusnahkannya bersama dengan semua kenangan pahit maupun manis saat bersamanya.

"Aku udah siap! Aku berangkat ya hyung,," pamitku pada penghuni dorm yang somplak.

***

Author pov**

Sesampainya mereka dirumah Vhee Nhy, dia turun lalu membuka gerbang. Karena dirumahnya tidak ada satpam penjaga gerbang, orang rumah selalu membawa remote pembuka gerbang, tapi dia tak membawanya karena jarang pulang kerumah. So, dia hanya bisa membuka gerbang menggunakan password.

"Ayo masuk oppa,," ujarnya sambil membawa separuh dari tas oleh-oleh untuk orang rumah. Maksudnya, dia menyuruh Ilhoon yang membawa sisanya.

"Ibu.... aku pulang..." teriaknya dengan girang.

"Oh,, ibu... nouna pulang.." Key berlari menghambur kepelukan nounanya.

"Ahh,, Key!! Kamu sudah besar tau... berat!! Bisa-bisa nounamu ini tambah pendek lagi." Vhee Nhy menjitak kepala Key.

"Ya!!! Nouna!! Itu sakit..." key berjalan dengan wajah melas sambil mengelus kepalanya yang hampir benjol

"Sayang,, kamu pulang?? Ayah sampai lupa bagaimana wajah putri kesayangan ayah ini.. lain kali kamu harus pulang setidaknya seminggu 3 kali okee.." pinta ayahnya..

"Mmm,, ayah kangen?? Vhee Nhy bawa oleh-oleh buat ayah. " ujarnya

"Hei, gadis LA!!! Ngapain dateng kesini?? Bukannya kamu sudah punya keluarga baru diasrama??" Bentak Ji Hyo. Dia berdiri sudut pintu sambil melipat kedua tangan didada. Vhee Nhy melihatnya dengan tatapan maut, tapi tak lama kemudian dia berlari sambil memeluk oppanya, nyaris seperti anak monyet yang bergelantungan dileher induknya.

"Kau merindukan oppa??" Tanya Ji Hyo.

"Jelas,, tak ada lagi orang yang sibuk memarahiku kalau aku telat bangun,, tak ada orang yang ngomel kalau aku belum makan. Dan gak ada lagi orang yang jahilnya sampe mendekati level stress seperti oppa.." ujarnya yang masih berada dipelukan Ji Hyo.

Ji Hyo menempelkan hidungnya kehidung dongsaengnya. "Apa sekarang posisiku sudah tergantikan oleh pria itu?" Bisik Ji Hyo. Vhee Nhy memundurkan wajahnya lalu mencium pipi Ji Hyo. "Oppa takkan tergantikan.." gombal Vhee Nhy ditelinga Ji Hyo.

"Sepertinya ibu terabaikan.. apa ibu harus menangis??" Tanya wanita separuh baya yang berdiri dipintu ruang makan.

Vhee Nhy melihatnya, lalu ia berjalan dengan anggun kehadapan ibunya. "Ibu,, mana bisa aku mengabaikan wanita secantik ibu. Kan aku datang untuk melihat ibu..." ujarnya sambil memeluk ibunya.

"Waah!! Dasar penghianat!! Selalu saja ibu yang ingin dia temui.. aku selalu aja resah kalo liat dia memeluk ibuku." Key berjalan kearah ayahnya dan Ji Hyo. "Kita kaum pria akan terabaikan bila para wanita sudah bersatu.. " gurau Key. Sementara ayah dan Ji Hyo tertawa, Ilhoon yang masih berdiri diruang tamulah yang benar-benar terabaikan sekarang.

-tobecontinue-

Readers,, maafin saya yah,, kalo jarang update.. soalnya perkuliahan sudah aktiv sekarang.. so,, paling cepet saya bisa update 2/3 part dalam seminggu.

Maaf yah,, jangan digetok pala saya.. hehehe ^^
Buat yang nanya dipesan kamaren,, "kamu lupa ya kak kalo Vhee Nhy lagi trainee??" Jawabnya 'engga say,, Vhee Nhy emang masih trainee,, tapi jadwal seorang trainee itu tiap harinya sama aja,, jadi gak mungkin diceritain terus,, nanti kalian pada bosen lagi..

Terus buat penggemar Lee Jong Suk yang pengen partnya dibanyakin,, nanti saya usahain yah,, soalnya kalo porsi dia kebanyakan nanti dia jadi pemeran utama dong.. ya gak sih? Hehehe ^^

Mm,, buat readers yang masih punya pendapat lain,, ditulis dikoment aja yahh,, hehehee, atau kalo masih keukeuh diinbox juga gapapalah.. saya tetep bertrimakasih atas waktu dan pendapatnya.

Salam sayang,, Vhee Melody 79

Pacar Q, Idola Q (Korean Story) [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang