Hurting

18.4K 1.4K 105
                                    

Saya update lagi nih hehe, semoga suka ya :* kalo suka vote dan comment yg banyak, hihi :*

========
Hurting
========

Setelah dua hari menghabiskan waktu di kota sebelah dan Festival Panennya yang diselenggarakan secara dua hari dua malam berturut-turut, Zac harus merelakan semua hal membahagiakan yang terjadi di sana berlalu begitu saja dan mulai kembali ke sekolah.

Sekolah terasa sangat membosankan dibandingkan dengan semua pengalamannya yang menyenangkan beberapa hari lalu dia habiskan bersama Dave. Dia sudah seminggu bersekolah di sini dan sudah cukup banyak orang yang menyukainya. Dalam seminggu, ada mungkin sekitar tujuh orang yang sudah datang menghampirinya dan menanyai nomor ponselnya. Dan bahkan, hari ini pun tadi ada dua orang cewek yang datang menghampiri Zac dan meminta nomor ponselnya. Salah seorang dari mereka bahkan mencubit pipinya karena tak bisa menahan rasa gemasnya.

“Hai Zac,” sapa Helga, salah seorang teman Carrie yang waktu itu ikut ngobrol dengannya di hari pertama. “Apa yang kau lakukan di sini?”

Seharusnya Zac yang bertanya pada Helga apa yang dia lakukan di tempat ini? Seorang wanita jarang sekali ada yang datang ke ruang lapangan basket setelah pulang sekolah―kecuali kalau ada tim basket putri yang datang untuk latihan.

“Menunggu Dave.” Jawab Zac tanpa ragu-ragu. Helga adalah salah seorang yang pernah memaksa Zac untuk menjauhi Dave, tapi tidak dia dengarkan. Dan sekarang Zac ingin melihat bagaimana reaksi Helga ketika tahu bahwa Zac jadi lebih akrab dengan Dave. “Aku akan pulang bersamanya.”

“Oh. Tentu saja. Aku sudah tahu kalau kau melanggar peringatan kami, jadi aku tidak kaget lagi kalau kau dekat dengan Dave sekarang.” Tidak ada nada benci atau marah dari suara Helga yang membuat Zac yakin kalau gadis ini tidak benar-benar jengkel padanya.

“Kami tidak dekat. Kami hanya teman,” kata Zac dengan sedih. Yah, Zac hanya akan menjadi teman Dave, bukan kekasihnya.

Melihat Zac sedih, membuat Helga merasa kasihan pada cowok kesukaannya itu. “Hei, jangan berkecil hati dulu,” kata Helga dan menepuk bahu Zac untuk menenangkan cowok itu. “Dave tidak seburuk yang kami katakan kok. Dia pria yang baik dan manis, sebenarnya. Sikapnya juga lembut dan ramah pada siapa pun. Semua yang kami katakan waktu itu hanyalah upaya kami untuk membuatmu menjauh darinya.”

Zac sudah tahu. Cewek-cewek ini membenci Dave hanya karena Zac menyukai cowok itu. Mereka cemburu pada Dave karena Zac lebih memilihnya daripada mereka. “Aku tahu. Aku sendiri yang sudah membuktikan kalau dia memang pria yang baik.”

“Nah, itu kau tahu, dan jangan biarkan dirimu menyerah hanya karena pria baikmu tak bisa membalas perasaanmu.” Helga terdengar seperti seorang gadis kutu buku yang kelebihan ilmu. Cara bicaranya bijaksana sekali. “Kalau kau benar-benar mencintainya, maka kau jangan pernah memintanya untuk membalas cintamu, biarkan dia sendiri yang memutuskan untuk menerima cintamu atau tidak―karena cinta itu tentang memberi dan menerima, bukan meminta.”

Ada senyum yang terukir di bibir Zac. Senyuman itu membuat Helga juga ikut tersenyum. “Terima kasih, Helga, kau memberiku semangat lagi.”

“Tentu saja, Zac. Aku ini temanmu. Wendy, Sam, Chloe, Carrie dan aku―kami semua adalah temanmu. Kami adalah cewek-cewek pertama di sekolah ini yang menjadi temanmu. Benar, kan?”

Zac mengangguk tanpa ragu-ragu. Apa yang dikatakan Helga itu benar. Mereka semua adalah teman pertamanya di sekolah ini. Mereka adalah sekelompok cewek yang baik―meskipun agak berisik dan cerewet, tapi memang itulah sifat alami seorang perempuan. Dan di balik sifat cerewet mereka itu sebenarnya tersimpan sebuah pemikiran yang matang dan perasaan wanita yang jauh lebih peka dan lebih kuat dalam urusan cinta.

Shut Up and DriveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang