Bismillah. Semoga chapter yg ini feel romantisnya dapet, ya.
Peraturannya masih sama, ya:
Pastikan data seluler/jaringan wi-fi kalian aktif dan sinyalnya kencang, karena di part ini akan ada lagu yang dinyanyikan oleh Dave untuk menambah feel romantis ketika kalian membacanya. Kalau nggak mau ngedengerin juga nggak apa-apa, saya nggak maksa.Jadi nanti, kalau ada gambar speaker di sebelah teks, diklik, tunggu beberapa saat, nanti juga mulai sendiri lagunya.
Semoga part chapter yg ini sweet like sugarnya kena di hati, ya. Dan kalau nggak kena, please, jangan dimarahin sayanya. Saya kan baru belajar. Huhu.
========
Loving
========Keesokan harinya, Zac bangun tidur dengan hati yang terasa lega, penuh harapan dan juga semangat yang menggebu-gebu untuk mulai menjalani harinya. Membayangkan mulai hari ini dia dan Dave akan kembali ke hubungan yang semula: dekat dan sangat dekat, membuatnya tak bisa menghentikan dorongan semangat untuk segera bangkit dari kasur, mandi dan segera berpakaian.
Saat Zac lagi sibuk memasukkan beberapa lembar kertas tugasnya ke dalam tas, mamanya berteriak dari bawah, mengatakan kalau Dave datang menjemput.
Zac tersenyum, memasukkan kertasnya dengan buru-buru, kemudian turun ke bawah. Sebelum bertemu dengan Dave, dia harus memasang muka sedatar mungkin. Dia tidak mau Dave melihat raut bersemangat yang terukir jelas di wajahnya.
"Jadi, kalian sudah berbaikan?" tanya mamanya yang ada di bawah tangga.
"Menurut Mom bagaimana?" Zac balik bertanya.
"Menurutku kalian manis sekali," mamanya mencubit pipinya dengan gemas. "Kemarin kau tidak sempat sarapan, jadi hari ini sarapanlah dulu. Aku juga akan mengajak Dave bergabung."
"Dia pasti akan menolak," kata Zac, tahu betul bagaimana Dave selalu menghindari makan bersama keluarganya.
"Oh, kita lihat saja," mamanya bergerak ke ruang tamu, Zac mengikuti di belakangnya. Sebelum sampai ke ruang tamu, mamanya berbisik, "Kalau dia ingin mendapatkan restu dariku, maka dia harus ikut sarapan bersama keluarga kita."
Zac tertawa kecil, lucu mendengar mamanya menyebut 'mendapat restu', kesannya seperti Dave ingin melamar Zac.
"Dave," ujar mamanya saat mereka sudah sampai di ruang tamu, di mana Dave duduk dengan kaki terlipat di salah satu sofa sambil membaca majalah sport Mr. Hammel yang diletakkan di meja kecil dekat sofa.
Dave menyingkirkan majalah dari hadapannya, kemudian terlihat salah tingkah karena sudah bersikap tidak sopan dengan melipat kaki di hadapan Mrs. Hammel. Dia tersenyum kikuk kemudian mengatakan, "Oh, ya, selamat pagi Zac."
Zac membalas sapaan Dave dengan biasa-biasa saja, tidak ada senyuman, walaupun dalam hatinya dia sangat bahagia karena bisa melihat wajah Dave yang segar di pagi hari yang cerah.
"Karena Zac belum sarapan, dan dia sangat ingin sekali sarapan sebelum berangkat sekolah, maka maukah kau ikut sarapan bersama kami?" kata mamanya, bicara pada Dave sambil tersenyum.
Dave diam sejenak, menimbang-nimbang untuk menyetujui atau menolak ajakan itu. Kalau dia menolak, itu akan sangat tidak sopan. Dave sudah sering menolak tawaran makan bersama keluarga Hammel, itu karena dia takut pada ayah Zac. Dia takut pria berkacamata itu akan memarahinya kalau tahu Dave pernah menyakiti perasaan anaknya. Tapi, uh, kalau Dave terus-terusan merasa takut seperti ini, maka dia tidak akan pernah bisa mendapatkan kesempatan untuk mencuri hati orangtua calon pacarnya.
Jadi, dengan memantapkan hatinya sendiri, Dave mengangguk dan berkata, "Baiklah."
Zac membelalak kaget, sementara mamanya tersenyum dengan puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shut Up and Drive
Romance"If you love me―really, really love me―just shut up... and drive! But if you don't... Please, just let me out." - Zac Hammel. *** Kisah cinta Zac, seorang remaja gay yang menyukai cowok straight bernama Dave yang merupakan seorang pembalap liar jala...