"Sayang, nanti kamu jemput aku kan?" Tanyaku pada Andre, lewat telepon.
Andre tertawa, "Ya iyalah sayang, masa aku bakal ngebiarin kamu pulang naik angkot? Aku takut nanti kamu direbut cowok lain..."
"Cowok lain? Sopir angkot?" Aku ikutan tertawa.
"Udah pokoknya kamu tunggu aku di kampus, oke? Pulang magang aku langsung cuss jemput kamu," ujar Andre.
"Oke deh, jangan lama ya sayang..." ujarku manja.
"Siapp boss cantik... Eh boss aku dateng nih, udah dulu ya sayang," pamit Andre.
"Byeee..."
Andre, pacarku, sahabatku, kakak terbaikku. Kami sudah berpacaran selama tiga tahun, dan tidak seorangpun dari kami menyesali keputusan untuk saling mencintai.
***
Pulang kampus, seperti biasa aku menunggu Andre di parkiran. Andre telat. Tidak biasanya, pikirku.
Aku menunggu Andre sambil memainkan handphone, aku melihat2 galeri foto di handphone itu. Penuh dengan fotoku dan Andre.
Aku tersenyum sendiri melihat foto kami yang baru diambil minggu lalu di Museum Indonesia. Andre sedang bergaya mengikuti patung di Museum itu.
Aku melirik jam tanganku. Sudah hampir setengah jam aku menunggu. Kok tumben Andre nggak ngabarin? Biasanya kalau telat dia selalu memberi kabar.
Aku memencet nomor Andre. Nada sambung terdengar. Tuut... Tuut...
Tidak diangkat.
Aku mulai kuatir. Mengapa Andre tidak mengangkat telponnya? Ah, mungkin dia sedang nyetir, ujarku dalam hati, berusaha menenangkan diriku sendiri.
Aku menunggu 15 menit lagi sambil terus menelpon Andre dan mengirimkan pesan singkat.
"Ndre, udah di mana? Lama amat sih?" Ketikku.
Tepat sebelum aku memencet tombol send, HPku berdering.
Dari mama Andre.
"Sis, Andre... kecelakaan... saat dia mau jemput kamu... Dia meninggal di tempat..."
Segalanya berputar. Warna-warna hitam putih seperti kilat memenuhi mataku.
Menangispun aku tidak sanggup.
Separuh diriku telah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINKARNASI CINTA
ParanormalSiska kehilangan Andre untuk selamanya. Tapi 20 tahun kemudian... ia bertemu dengan seseorang yang tidak disangka2...