Hari pertunangan pun tiba. Semua orang kelihatan sibuk dan bahagia, terutama Tiara. Dia kelihatan cantik dengan gaun pink pilihanku. Sekarang semua sedang menunggu peresmian hubungan pertunangan mereka. Aku dan Reza sudah berhasil mengatasi emosi kami dan berusaha bersikap senormal mungkin. Peristiwa di café tidak kami ceritakan pada siapa-siapa. Sungguh mudah mengubah pandanganku tentang Reza dan mengijinkan mereka berdua bertunangan. Tidak ada yang curiga. Tiara tidak, Mas Kris juga tidak.
Tamu-tamu berdatangan. Saatnya tiba. Aku mendesah: "Tuhan, kuatkanlah aku..." Reza berdiri di hadapan altar, menunggu Tiara maju ke depan. Mereka berdua berhadap-hadapan. Reza mengeluarkan cincin dari sakunya dan...
"Aku sungguh tidak bisa, Tiara," bisiknya, "aku sungguh tidak bisa, hadirin," serunya. Seruannya membuat kami semua kaget. Terutama aku. Reza... bagaimana dengan perjanjian kita? Pikirku.
"Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri," lanjutnya, "aku tidak mencintai Tiara. Aku mencintai orang lain."
Suasana berubah kacau. Tiara jatuh pingsan. Mas Kris membawa Tiara ke kamar secepatnya. Tamu-tamu bubar sambil membicarakan acara yang hancur. Tak satupun tinggal untuk menikmati hidangan. Aku masih berdiri terpaku di situ. Memandang sosok Reza yang melempar pandangannya jauh ke kolam renang.
"Kenapa?" jeritku parau. Reza menghela napas, mengeluarkan cincin dan melemparnya dalam kolam.
"Mungkin takdirku bukanlah denganmu, namun aku tahu takdirku juga bukan dengan Tiara. Maaf, aku tidak bisa memenuhi janji kita. Aku tidak mencintainya. Aku tidak akan membohongi seluruh dunia," jelasnya, "aku hanya mencintai calon mertuaku. Hanya dia." Airmataku meleleh.
"Jelaskan ada apa sebenarnya dengan kalian berdua," sebuah suara mendadak memecah suasana. Mas Kris!
"Mas, dengar dulu," ujarku takut.
"Dasar laki-laki kurang ajar! Kau mau main dengan istriku!" Mas Kris berdiri tepat di hadapan Reza, secepat angin tinjunya mengenai pipi Reza. Reza jatuh terjerembap menimpa kursi.
"Sudah, Mas! Sudah!" jeritku.
"Pergilah, aku tidak mau melihat wajahmu lagi! Dasar brengsek!" teriak Mas Kris. Reza berdiri dengan sisa-sisa tenaganya dan menunduk hormat. Ia lalu berjalan lunglai menuju halaman parkir.
"Mas, maafkan aku," bisikku.
"Sisca, ada apa ini? Kau tahu kan,Reza itu pacar anakmu, kenapa kau... Aku... AH!" Ia menjatuhkan diri di kursi dan menutupi wajahnya dengan tangan. Malam itu adalah malam terburuk keduaku, setelah malam kematian Andre...
KAMU SEDANG MEMBACA
REINKARNASI CINTA
ParanormalSiska kehilangan Andre untuk selamanya. Tapi 20 tahun kemudian... ia bertemu dengan seseorang yang tidak disangka2...