Permintaan Aleena akhirnya dikabulkan oleh Erika. Sambil menangis pilu wanita itu meminta maaf kepada media dan mengatakan bahwa dirinya salah mengenali orang. Erika juga melalui media, meminta maaf kepada pihak yang telah dirugikannya yaitu Dimitri.
"Akhirnya !" Celetuk Aleena sambil mematikan TV dan membenarkan posisi duduknya.
Dimitri tersenyum sambil terus memotong apel untuk istrinya itu. Karena kondisi Aleena yang begitu lemah akibat gejala typus yang dideritanya dokter menganjurkan agar Aleena dirawat selama beberapa hari dirumah sakit.
"Kenapa kamu nggak menyangkal sih waktu Erika fitnah kamu dimedia ?" Tanya Aleena sambil memakan buah itu.
Dimitri mengelap tangannya dan duduk disebelah istrinya itu. Sebelah tangannya meraba dahi Aleena untuk mengecek apakah masih demam atau tidak.
"Syukurlah panasmu sudah turun" ujar Dimitri sambil kembali tersenyum menatap wajah istrinya.
"Jawab dulu pertanyaanku !!" Rengek Aleena.
Dimitri hanya menghela napas dan berdiri. Ia lantas mengambil jasnya dan memakainya.
"Aku sama sekali tidak melakukan apapun jadi tidak ada yang perlu kusangkal atau aku klarifikasi kan" jawab Dimiri santai. Ia lantas menghampiri Aleena dan mencium dahi istrinya itu. "Aku berangkat kerja dulu, sebentar lagi mama kamu akan datang untuk menggantikanku, tidak apa-apa kan kalau kutinggal ?"
Aleena mengangguk sambil memasang wajah cemberut. "Tapi setidaknya kamu harus berkata sesuatu jangan hanya diam saja, tidak semua orang bisa baca pikiranmu kan ? HEI AKU BELUM SELESAI BICARA !!" Teriak Aleena ketika melihat Dimitri pergi begitu saja. "Dasar Alien dari kutub utara, dinginnya minta ampun !" gerutu Aleena.
Wanita itu baru saja hendak berbaring ketika didengarnya suara langkah kaki yang mendekat.
Loh kenapa Dimitri kembali lagi. Pikir Aleena heran. Tetapi perkiraannya rupanya salah besar ketika yang dilihatnya Erika yang sedang berdiri dipintu masuk sambil menatapnya datar.
"Hai" sapa Erika.
Mau apalagi mak lampir satu ini. Gerutu Aleena dalam hati.
"Mau apa kau ?" Tanya Aleena ketus tanpa basa basi.
Erika mendekati Aleena sambil melipat kedua tangannya. "Hanya ingin melihat wanita bar-bar yang sudah menamparku habis-habisan" jawabnya sambil duduk disofa.
"Hei ! Aku tidak mempersilahkan kamu duduk ya" omel Aleena.
Erika tersenyum miring. "Oh God, mimpi apa seorang Dimitri yang begitu berkuasa sampai mendapatkan istri seperti kamu" hardik Aleena.
Aleena menyingkap selimutnya dan hendak turun tetapi pandangannya mendadak limbung sehingga ia mengurungkan kembali niatnya.
"Aku sedang tidak ingin menanggapimu Erika, sebaiknya lau katakan saja apa mau mu datang kesini ?" Tanya Aleena lagi.
"Diana" ucap Erika singkat.
Mendengar nama itu membuat Aleena mengernyitkan dahinya. "Diana ? Kenapa kau menanyakan dia"
"Kau tahu siapa dia ?" Tanya Erika sambil menyipitkan matanya.
"Tentu saja aku tahu, dia adalah sahabat suamiku" jawab Aleena lantang.
Erika spontan tertawa. "Sahabat ? Kau yakin ?"
"A.. apa maksudmu ?!" Aleena mulai tidak mengerti arah pembicaraan Erika karena yang dirinya tahu, Diana adalah sahabat Dimitri yang sudah meninggal.
Erika bangkit dan mendekati Aleena. Ia kemudian membungkukkan tubuhnya dan berbisik ditelinga Aleena.
"Biar kuberitahu kau, Diana.. adalah satu-satunya wanita yang dicintai Dimitri selalu dan selamanya" desis Erika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Shoes (Re-Write Processed)
RomanceKarena sebuah insiden yang konyol aleena terpaksa menikah dengan dimitri atas perintah ibunya. Akankah pernikahan mereka berjalan mulus mengingat sifat aleena yang cuek dan keras bak batu karang serta dimitri yang perfectionist laksana air yang tena...