Part 8 Yes Please

263K 4K 20
                                    

Hari ini akan jadi hari tersibuk, karena event perusahaan Adam. Aku sudah mulai disibukan memastikan semua berjalan sesuai rundown final, aku sampai lupa untuk sarapan, membuat ku saat ini agak sedikit pusing, agak lemas serasa tubuh ku akan jatuh. Ehh, saat aku membuka mataku, ku kira akan menemukan wajah Adam dihadapanku, tp justru wajah pria yg tak ku kenal, dia menolongku saat aku akan jatuh td.

Tapi aneh nya, wajahnya tidak begitu asing, agak familiar "Thanks" kataku

"Kau hampir saja jatuh, apa kau belum sarapan?" tanya pria itu sambil mengamatiku

Aku hanya balas mengangguk

"Wait here oke?" pintanya dan segera berjalan pergi, aku masih penasaran, kenapa wajahnya familiar tp aku tidak mengingat dia itu siapa? Aku duduk dan memikirkan hal itu berulang di otakku.

"Here, eat this and you will feel better" sambil menyodorkan sandwich juga segelas kopi

Mungkin krn memang aku merasa lapar, jadi aku langsung saja menerimanya tanpa ada kecurigaan padanya. Sedikit ku lihat dari sudut mataku, dia memandangiku seperti dia sangat mengenalku, aku berusaha untuk cepat2 mengahabiskan sandwich ini, agak sedikit risih dipandangi seperti itu apalagi aku tak mengenal pria ini.

"Hei, pelan2 saja makannya, here minum dulu" senyumnya terlalu mengganggu ku, walaupun tak ku pungkiri dia pria yang menarik, dengan dimple di kedua pipi nya.

Sepertinya ini sudah kelewatan "First of all, thanks sudah membantuku, tapi seperti nya kau berlebihan, aku tidak mengenalmu dan masih banyak yg harus ku kerjakan, so yeah" tutup ku dan beranjak dari sana, tapi tanganku di tahan olehnya. Ooo ooo mau nya apa sih pria ini, batinku

"Wait, Gwen.. Kau tak mengingatku?" tanya nya berharap

Uhhh jd pria ini mengenalku? Tp kenapa aku tak mengingatnya? "No, i don't know u, so if u can let my hand off, I will not scream" tegasku, dia segera melepaskannya, terlihat bersalah?

"It's me, James, your friend from college"

James? Teman waktu kuliah katanya? Memory ku berusaha mencari2, tiba2 hati ku tersentak, saat akhirnya aku tau kenapa wajahnya familiar, James the dimples.. Julukannya saat kuliah dulu, karena dimples yg dia miliki menjadi daya tarik tersendiri, of course he doesn't know that name, soalnya itu hanya dikalangan para mahasiswi.

"Ohh my god James? That's you?" kataku, memberikan pelukan singkat padanya.

Dia terlihat lega saat aku akhirnya mengingatnya, "What you doing here?" tanyaku

"I got the invitation here"

Oh jd dia salah satu colega Adam?

"Miss Gwen" panggil salah satu kru

Aku jd teringat kalau aku harus tetap fokus untuk acara ini. "I'm sorry James, i must go" aku pamit terburu2 sampai tak menunggu reaksi James.

Satu persatu rangkaian acara berjalan, dan semua lancar sesuai rencana.

"Hei darling" suara yg tak asing berisik di balik kuping ku, saat aku sedang mengecek tablet ku.

"Hai" balasku dengan senyum hangat untuknya.

"Come, aku mau mengenalkan mu ke rekan2 ku" tangannya menggenggam ku, menuntunku ke arah kumpulan para rekanan Adam.

Sedikit gugup, tp aku percaya diri karena saat ini aku sudah berganti dengan gaun silk berwana maroon, jelas gaun ini menonjolkan bentuk tubuhku membuat Adam sedikit protective, aku bisa merasakan gerakannya, lengannya melingkar di pinggangku. Menjelaskan gesture bahwa aku miliknya.

"I want introduce someone, she's Gwen" dengan santai Adam memperkenalkan ku

"You so lucky" sambut salah satu rekannya

"Gwen? We meet again"

James? Aku belum sempat cerita tentang James, jangan sampai dia membuat Adam tersulut cemburu.

"Hai James" kataku santai, sambil melirik ke arah Adam. Dia masih terlihat tenang

"You know Gwen?" tanyanya, menjaga nadanya karena James juga salah satu rekan kerjanya.

"Kami berteman saat kuliah" jelasnya tapi tatapannya seperti terpaku padaku.

Jelas itu membuat Adam tidak senang, aku berusaha menenangkan situasi, aku menggenggam tangannya, mencoba membuatnya lebih tenang.

Sebelum semua diluar kendali, aku permisi untuk pergi ke toilet. Mungkin dengan tidak adanya aku, bisa membuat perhatian James teralihkan dan Adam tak lepas kendali krn cemburu.

Seingatku, James tidak pernah ada ketertarikan padaku. Bahkan kami jarang sekali hangout, dia jarang ada di pesta2. Sementara aku yang terpaksa harus ikut Lexy ke setiap pesta saat kuliah dulu. Jadi agak mengherankan kalau tiba2 James seperti tertarik padaku. Terlebih dia rekan kerja Adam, aku tidak ingin menjadi alasan rusaknya kerjasama mereka.

"Miss Gwen, ini ada bunga untukmu" sekertarisku menghampiri dengan bucket bunga yg lumayan besar, memberikannya padaku.

"Dari siapa?" tanyaku sambil mengecek bunganya

"Tidak ada nama di kartunya Miss"

Benar saja, di kartu nya tidak ada nama pengirim, tapi kalimat yg ada di kartu itu justru membuatku lemas, tanpa sadar aku menjatuhkan bucket bunga nya. Aku terpaku, seakan aku tak bisa merespon sekililingku. Bahkan aku tak sadar, Adam sudah memelukku, membawaku ke ruangan khusus staff. Tapi saat ini hanya ada kami berdua, dengan tanganku masih gemetar.

"Apa yg harus ku lakukan?" suaraku bergetar, air mata yg kutahan tumpah di hadapan Adam. Dia terlihat marah, apalagi saat dia membaca isi dari kartu itu.
I SEE YOU, THAT'S BEAUTIFUL DRESS, MAROON SUITS YOU VERY BEAUTIFULLY, MAKE ME WANNA RUN TO YOU, HERE FLOWERS FOR YOU TO REMEMBER ME

"Tenang, ada aku disini. Dia takkan bisa melakukan apapun" Adam berusaha menenangkanku, dia mengelus lembut punggung ku, mengecup ringan keningku. Jemarinya mengusap air mataku, dan kutatap matanya, ku percaya dia akan meilndungiku. "Untuk saat ini, aku akan mengantar mu pulang"

"Tapi acaranya belum selesai?" tanyaku bodoh, yg masih saja memikirkan pekerjaan disaat seperti ini

"Gwen, you're more important than this event" gagahnya dia saat mengatakan itu, dan dia memberikan jas nya untukku.

Di sepanjang perjalanan pulang aku lebih banyak diam. Aku tak bisa memungkiri bahwa kalimat itu masih berputar di kepalaku, dia bahkan tau apa yg ku kenakan? Sebenarnya apa yg dia mau dariku? Kenapa dia kembali lagi? Apa yg membuatnya kembali? Semua pertanyaan2 itu berkutat di otakku.

"Gwen" panggil lembut Adam, tangannya mengelus tanganku.

Aku tersentak, terbawa kembali pada kenyataan aku duduk dengan tatapan kosong, sementara mobil Adam sudah berhenti tepat di depan pintu rumahku.

"Can u stay for little longer?" pintaku

"Sure sayang ku" panggilan sayang nya seperti angin sejuk ditelingaku.

Aku mempersilahkan Adam untuk duduk, sementara aku berganti pakaian, dan membersihkan makeup ku.

"Lama ya?" tanyaku, melihat Adam bersadar di sofa kamar ku.

"I can wait more longer if u want" gombalnya.

Membuatku terhibur, dan tersenyum. Dia seperti oasis bagiku, senyuman nya, rona wajahnya. Semuanya membuatku bisa merasa lebih baik.

Aku menaruh kepalaku di pangkuannya, jemari Adam membelai lembut rambutku. "Rambutmu sangat lembut dan wangi"

Tanpa sadar aku tertidur, mungkin karena aku hari ini bangun pagi2 sekali dan terlebih lagi, Adam membuatku lebih releks.

Meskipun hari ini aku mendapatkan kejutan yang tidak menyenangkan sama sekali. Berkat Adam, aku masih bisa beristirahat. Mengisi energi ku untuk melawan siapapun yg mencoba mengganggu ku dengan teror2nya.

To Be Continued

HOT RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang