Adam POV
Tanpa sepengetahuan Gwen, aku menghubungi orang2 yg dapat ku percaya untuk menyelidiki kasus Gwen, aku tak ingin dia menjadi kepikiran, apalagi si brengsek ini sudah tidak takut2 lagi untuk melakukan terornya.
Setelah ku jelaskan detail pada mereka, mereka mulai mengambil tindakan, mereka adalah tim yg biasanya ku percaya untuk menyelidiki lawan2 bisnis ku yg bermain curang dalam tender atau apapun yg berkaitan dengan pekerjaan. Dan mereka belum pernah mengecewakan ku dengan hasil mereka.
Hari ini aku akan bertemu untuk update dari mereka. Aku lebih memilih tempat parkir karena disini tidak begitu banyak kamera cctv dan lebih aman, saat sampai ternyata mereka sudah disana. Aku langsung to the point krn tangan ku sudah tidak tahan ingin menghajar si brengsek yg sudah mengganggu Gwen.
"Sorry boss, ada sedikit kendala, dan akan memakan waktu lebih dari biasanya" jelas salah satu dari tim
"What?! No no no you guys doesn't have more time for that, semakin lama akan semakjn dekat si brengsek itu pada Gwen, you know that?!" aku tak bisa menahan emosi saat mendengar penjelasan itu
"Boss, siapapun org ini, dia ahli boss, dia hanya melakukan transaksi tunai, menghapus jejak nya ditiap aksi terornya. Bahkan dia menghapus backup dari setiap cctv tempat dia melakukannya. Jadi kami minta waktu lebih boss, just 2 weeks and we will give you this guy"
Aku memikirkan apa yg di sampaikannya, sial.. Gerutu ku, "Oke, just 2 weeks"
"Sure boss sure" tutupnya
Aku kembali ke kantor, menyelesaikan pekerjaan yg ku sempat tinggal tadi. Ada note dari sekretaris ku, MISS GWEN CALL AND LEAVE A MESSAGE ON YOUR VOICE MAIL
Shit, aku sampai tidak sempat mengecek handphone. Aku langsung menelepon Gwen, khawatir terjadi sesuatu padanya.
"Hei Gwen darling" sapaku lembut
Ku tunggu beberapa detik, tak kunjung ada jawaban, dia hanya diam, aku bisa mendengar nafasnya. "Hei honey, are you oke? Say something"
"Are you busy?" suaranya terdengar tak seperti biasanya
"No I'm not, kau mau aku ke rumah?"
"Emmm no, di apartemen mu saja" pintanya
Untungnya aku sudah memeberikan kunciku padanya, jd dia tak perlu menunggu ku untuk bisa ke sana, "Oke, aku akan segera ke sana, kau duluan saja. Aku akan usahakan secepatnya sampai"
"Be safe" pesanya yg selalu saja mengkhawatirkan ku
"I'll my darling"
Setelah dia menutup telpon, aku segera meminta sekretaris ku mengatur semua pekerjaan yg belum ku selesaikan. Ku tancap gas secepat yg ku bisa, beruntungnya jalanan hari ini tidak macet jadi aku bisa melajukan mobil ku lebih mudah.
Sepertinya Gwen sudah sampai, ku lihat ada mobilnya di parkiran. Well i miss her soo much, kebetulan karena dia meminta ku bertemu. Like we connected.
Saat ku buka pintu, Gwen berlari memelukku. Tangannya melingkar dia pinggang ku, dia gemetar. Saat ku lihat wajahnya, dia menangis. Apa yg sebenarnya terjadi? "Hey baby, kenapa? Why you're crying?"
Dia hanya diam, malah memberiku sebuah amplop, saat ku buka, darah ku mendidih, emosi ku seperti ingin meledak. Jelas si brengsek ini ingin cari mati, berusaha mengganggu kekasih ku. Dia tidak tahu berurusan dengan siapa.
Surat itu berisi ancaman, bahwa dia selalu melihat Gwen apapun keadaannya. Ini sudah kelewatan, terlebih orang tua Gwen saat ini sedang tidak ada di rumah, mereka sedang mengurusi bisnis baru di Jerman. Gwen sendiri tak ingin membuat orang tua nya khawatir, jd dia memilih untuk merahasiakan hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT RELATIONSHIP
RomanceMuncul kembali konten dewasanya, jadi tidak untuk anak dibawah 18th oke...