Chapter 13 (b)

455 41 8
                                    

Sudah 1 jam Tiffany pingsan tetapi ia belum juga bangun. Aku tidak mengerti mengapa ia seperti ini, oh sebelumnya aku sudah menelfon Tyler, aku kira ia mengetahui penyebab Tiffany menghancurkan rumahnya, tapi ternyata ia sama terkejutnya denganku, dan Tyler malah menyuruhku membersihkan rumahnya. Memangnya ia kira aku ini pembantu apa? Tapi tidak apa lah, aku ikhlas membersihkan nya.

Aku sudah membersihkan ruang tamu, dapur dan halaman belakang. Sekarang aku tinggal mengganti baju karena baju ku masih basah, tadi Tyler bilang aku boleh mengganti baju ku dengan baju nya.

Setelah aku mengganti baju, aku baru ingat kalau baju yang Tiffany pakai masih basah dan wajah Tiffany masih penuh dengan make-up yang luntur. Haha, ia terlihat seperti badut tapi ia terlihat manis juga di waktu yang bersamaan.

Tanpa sadar, sedari tadi aku menatap wajahnya sambil menyingkirkan rambut yang menutupi pipinya. Wajahnya sangat damai dan polos, beda sekali saat ia mabuk tadi.

Aku ingin membangunkan nya, tapi kuurungkan niatku. Biarkan ia istirahat terlebih dahulu. Lebih baik aku menghapus make-up nya dengan tisu basah yang kutemukan tadi. Kubersihkan make-up Tiffany mulai dari keningnya. Ini pertama kalinya aku melihat Tiffany dengan make-up tebal.

"Aku bisa membersihkannya sendiri Ni,"

Suara itu...bukankah itu suara Tiffany?

Tak lama aku merasakan sebuah tangan melayang di pipi ku.

Aku terkejut lebih tepatnya sangat terkejut, aku pun menatap tajam gadis yang berada di depanku ini, "HEY, APA YANG KAU LAKUKAN? KENAPA KAU MENAMPARKU?"

"HABISNYA KAU SEDARI TADI MELAMUN TERUS! HARUSNYA AKU YANG BERTANYA, APA YANG KAU LAKUKAN?" Tiffany balik membentakku.

"Kau ini bodoh atau apa? Jelas-jelas aku sedang membersihkan make-up mu yang terlihat seper—"

"TERLIHAT SEPERTI APA HAH?"

"Uh...tidak jadi,"

"Huh dasar kau! Singkirkan tisu itu dari hidungku!"

Hah? Apa dia bilang? Tisu? Hidung? Oh Astaga, pantas saja Tiffany marah padaku, ternyata aku meletakan tisu basah nya tepat diatas hidungnya haha. Lantas aku segera membuang tisu itu ke sembarang arah.

"Lihat, sudah aku singkirkan kan? Jadi maafkan aku ya Tifflynn,"

"Oke, ku maafkan kau Nialler. Ngomong-ngomong, apa yang terjadi?"

"Uh, jadi kau benar-benar tidak tahu apa yang terjadi?" kataku, Tiffany hanya menggeleng pelan.

"Yasudah kalau begitu nanti akan ku ceritakan, lebih baik sekarang kau berganti baju lalu membersihkan make-up mu terlebih dahulu,"

"Baiklah."

***

"Jadi, ceritakan apa yang terjadi,"

Aku menceritakan semuanya yang terjadi tadi tanpa mengubah atau memotong alurnya sedikitpun. Oh, kecuali saat aku berpikir ia manis tentunya. Awalnya, Tiffany mengiraku berbohong saat aku menceritakan ia mabuk. Tapi,saat ku tunjukkan beberapa serpihan pot yang masih tersisa di tepi perapian, akhirnya ia percaya.

Selesai menjelaskan padanya, gantian aku yang memintanya penjelasan apa penyebab ini semua.

Begitu Tiffany selesai berbicara, aku segera mencabut ponselku yang tadinya sedang mengisi baterai untuk menelpon Tanner. Ia yang membuat Tiffany berantakan. Ia juga penyebab Tiffany menjadi gila. Satu lagi, aku tidak menyangka kalau Megan terlibat.

"Halo Tanner." sapaku saat telponnya tersambung.

Tak kusangka,Tiffany malah merebut ponselku lalu mematikan sambungan nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blank SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang