“Tiffany, apakah kau mau membuat cover denganku? Kebetulan aku juga sering membuat cover lalu menguploadnya ke Youtube sepertimu. Jadi, apakah kau mau jika kita membuat cover bersama?”
Astaga, aku kira apa. Ternyata ia hanya ingin membuat cover bersamaku. Tak apalah, kebetulan aku juga bosan tidak ada kerjaan hari ini.
“Okay, kapan kita akan meng-covernya?” Jawabku langsung pada intinya.
Tanner terlihat berfikir “Uhm…bagaimana kalau hari ini? kau bisa tidak?”
“Oh, bisa. Kebetulan hari ini aku tidak ada kegiatan apapun. Tapi, aku ada kelas 30 menit lagi.”
“Yasudah, kita bertemu di Apartementku oke?”
“Oke, bye.” Aku berdiri lalu membalikkan badan berjalan kearah kelasku.
Setelah beberapa meter berjalan, terdengar seseorang memanggilku. Biarkan saja lah paling itu Alex. Eh, tapi sejak kapan suara Alex jadi seperti suara laki-laki? Karena penasaran, aku membalikkan badan.
“Tiffany!” Tanner? Kenapa ia menghampiriku lagi? Apakah ia berubah fikiran ingin membuar cover nya sekarang juga? Yang benar saja!
Tanner berlari-lari kecil kearahku “Tiff!”
“Kenapa?” Ada apa dengan Tanner?
Ia mengatur napasnya. “Aku lupa memberitahumu letak Apartement ku.” Oh iya, aku juga lupa menanyakannya, bodoh sekali. Aku mengeluarkan ponsel ku lalu Tanner mengetik alamat nya di memo. Setelah itu aku melanjutkan berjalan menuju kelas.
***
Aku keluar kelas saat Mr.Constancio mengakhiri pertemuan hari ini. Aku berjalan menuju halte bus. Mulai sekarang, aku menaiki bus setiap hari ke kampus atau kemanapun. Karena Alex lebih sering berbeda jam kelas denganku dan aku juga tidak bisa terus terusan memakai mobil Tyler.
Aku membuka tas ku dan mengambil ponsel dari dalam nya kemudian ku buka memo dengan maksud mengecek kembali alamat yang sudah Tanner tulis walaupun sudah ku hafal alamatnya di luar kepala. Ternyata Apartement Tanner tidak begitu jauh dari kampus, hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit aku sudah sampai di Apartement nya.
Aku masuk ke dalam lobby kemudian berjalan menuju lift dengan memencet tombol ke lantai 22. Baguslah, hanya aku yang menaiki lift ini jadi tidak perlu menunggu orang lain untuk ke lantai tujuannya. Tidak lama, pintu lift dihadapanku terbuka. Segera ku berjalan mencari kamar milik Tanner yang bernomor 113. Untungnya, kamar itu tidak jauh dari lift yang ku pakai tadi.
Aku mengetuk pintunya dengan keras karena suara televisi dari dalam sangat besar. Pasti Tanner sedang menonton tv. Tentu sajalah Tanner sedang menonton tv, mana mungkin ia sedang mandi Tiff.
Tok tok tok.
Setelah ku ketuk pintunya berkali kali, pintu pun terbuka. Senyum mengembang di wajah pria didepanku yang tak lain adalah Tanner. Ia menginstrusiku untuk masuk lalu ia menutup pintunya kembali setelah aku masuk. Aku melihat sekeliling ruang tamunya. Tanner berjalan di depanku menghampiri tv lalu mematikannya.
Aku duduk di sofanya “Jadi, lagu apa yang akan kita nyanyikan?” ucapku.
“Baru-baru ini aku sangat suka mendengarkan Pumped Up Kicks dari Foster The People. Kau tahu kan? Bagaimana kalau lagu itu saja?” Tanner mengambil gitarnya lalu ia duduk disampingku.
“Oh, boleh. Aku juga tahu lagu itu.”
“Okay.”
Setelah Tanner menyiapkan kamera, kami memulai bernyanyi lagu Pumped Up Kicks yang dinyanyikan oleh Foster The People. Video kami pun jadi, Tanner segera menguploadnya di account Youtube nya.
Sambil membalas comment yang bermunculan di video kami, kami berbincang-bincang sampai malam. Tidak terasa waktu berjalan cepat, aku pun pulang dari Apartement nya.
Ponselku bergetar saat aku berjalan keluar dari lift. Ternyata ada sms yang masuk dan itu dari Tyler.
From : Tyler Anaconda
Tifflynn ku tersayang(tapi bohong),hari ini aku tidak bisa pulang karena aku harus lembur mengerjakan proyek baru lagi. Tidak apa-apa kan kalau kau sendirian? Atau kau bisa menginap dirumah Alex. Besok siang mungkin aku baru pulang. Love ya Tifflynn.
Dasar Anaconda! Sudah kubilang aku tidak suka dipanggil Tifflynn tetap saja ia memanggilku seperti itu. Arghh, aku paling benci berada dirumah sendirian. Lebih baik aku ke rumah Alex saja.
***
“ALEX! ALEX! ALEX! BUKA PINTUNYA CEPAT!” aku mengetuk pintunya dengan brutal. Duh, Alex lama sekali membuka nya.Aku masih mengetuk pintu Alex. Tidak sadar pintu itu sudah terbuka, tanganku mengenai kepala Alex yang berada di depanku.
“TIFFANY! SUDAH TERIAK-TERIAK, DAN SEKARANG KAU MEMUKULKU? APA MAUMU? PERGI SANA!” Mata Alex melotot seperti ibuku kalau sedang marah. Tangannya yang memegang pintu seperti ingin menutupnya kembali. Dengan cepat aku menahan pintunya.
“Alex, tega sekali kau mengusirku, aku lapar. Dirumahku tidak ada orang dan tidak ada makanan.”
“Yasudah cepat masuk, kau sangat menyebalkan kalau kau lagi lapar.”
Aku tertawa kecil, lalu masuk ke dalam rumahnya. Kemudian, aku makan malam bersama Alex sesuai keinginanku.
“Tiff, aku baru saja membeli CD film horror. Temani aku menontonnya ya.”
Huh Alex, selalu saja memintaku menemani nya menonton Film Horror.
“Film apa?” ucapku.
“Ouija.”
“Oh, oke. Tapi aku menginap dirumahmu ya.” pintaku yang sebenarnya menjadi tujuan awalku kesini. Alex hanya mengangguk.
Setelah selesai makan, kami masuk ke kamar Alex. Aku mengecek ponsel ku sementara Alex sibuk menyiapkan DVD lalu memutar film yang berjudul Ouija itu.
Saat kami sedang menikmati pertengahan film, ponsel Alex berbunyi.
The light on the horizon,was brighter yesterday. Shadows floating over,skies begin to fade. You said it was forever,but then it slipped away.Standing at the end of The final Masquerade.
“Alex, cepat jawab telfon nya, berisik tahu!” Alex mem-pause film nya sebelum mengambil ponselnya yang bunyinya mengganggu itu. Alex mengerutkan dahi nya saat melihat layar ponsel nya.
“Niall menelpon ku. Tumben sekali, lihat Tiff.” Alex menunjukkan ponselnya ke arahku.
“Ya ya ya, jawab saja lah telfonnya!”
Alex menjawab telfonnya “Hallo Niall, ada apa?”
Aku masih melihat Alex yang sedang bertelefon dengan Niall karena aku penasaran. Ada apa Niall menelfon Alex? Biasanya Niall menelfon ku.
“APA? HARRY?” aku melihat mata Alex yang berkaca-kaca dan mulutnya juga bergetar seperti…menahan tangis mungkin? Tidak lama kemudian, Alex memutuskan sambungan telepon dengan Niall. Ia menghampiriku dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.
“Tiff, kau harus ikut denganku sekarang!"
A/n
Hallo ciao bella from Bekasi(?)
Video cover Tiffany & Tanner ada di mulmed yaa:) anggep aja mereka covernya di Apartement Tanner terus diupload nya di account Youtube Tanner okaay?
Vomments? ;))
miranda&kanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Blank Space
FanfictionGot a long list of ex-lovers, they'll tell you I'm insane. But I've got a blank space baby and I'll write your name. Tak peduli seberapa banyak nama yang sudah terukir di hati, tetap ada tempat kosong untuk menuliskannya lagi. ©2014 by mirandaarun...