"Seberapapun lamanya kamu pergi, aku akan selalu nunggu kamu disini.. nggak peduli kamu akan kembali atau tidak, nggak peduli seberapa banyak waktuku yang terbuang .. yang aku tau antara kamu dan aku selamanya akan tetap menjadi kita"
***
Vania sudah sangat merasa bosan berada di tempat ini. Entah kenapa ia juga semakin bosan menunggu Ravi. Ia kesal karena akhir-akhir ini Ravi sudah tidak begitu memperhatikannya, Ravi selalu sibuk dengan urusan game nya. Akhirnya Vania memutuskan untuk memberanikan diri berkata langsung pada Ravi.
"Sayang aku mau balik ke kost sekarang"
"Ohh oke..oke, bentar yah, aku beresin ini dulu". Vania mengangguk lega karena Ravi tidak marah dengannya. Setelah selesai membereskan laptopnya, Ravi langsung mengantarkan Vania ke kost. Sesampainya di kost, Vania segera turun dari motor Ravi.
"Makasih ya" ucapnya tersenyum. Ravi membalas senyumannya.
"Eee Vania tunggu, aku pengen ngomong sama kamu" seru Ravi saat Vania hendak masuk ke dalam. Ravi turun dari motornya dan meraih kedua tangan Vania.
"Aku sayang sama kamu. Aku rasa aku harus ngomong sekarang karena aku nggak pengen kamu lebih kecewa nantinya" kata Ravi hati-hati karena tidak ingin melukai hati Vania, walaupun apa yang akan ia lakukan sekarang pasti akan melukai Vania.
"Kamu ngomong apa sih ?" tanya Vania yang merasa bingung dengan sikap pacarnya itu.
"Aku mau kita putus". Plakkk ! ucapan Ravi ini berhasil menampar Vania. Vania terus berusaha untuk mengontrol emosinya. Ia mencoba berbicara baik-baik pada Ravi.
"Kenapa ?" ucap Vania lirih nyaris tak terdengar.
"Karena aku rasa hubungan kita ini sudah nggak ada harapan lagi. Hubungan yang diawali dengan sebuah kebohongan sampai kapanpun hanya akan dibangun diatas kebohongan-kebohongan yang lain"
"Maksud kamu ?"
"Maafin aku. Aku udah manfaatin kamu buat bisa deket dengan cewek yang aku cintai"
"Siapa cewek itu ?". "Bintang ?" kata Vania bergetar.
"Maaf" ucap Ravi tertunduk. Air mata Vania menetes tak tertahan.
"Kamu tau nggak sih Rav, apa yang kamu lakuin ini bukan Cuma nyakitin aku, tapi Bintang dan Alano juga. Aku pikir aku suka dengan orang yang tepat. Aku udah mengkhianati Bintang Cuma buat kamu". Vania kembali menghapus air matanya setelah ia menyadari bahwa dia tidak pantas menangisi orang seperti Ravi.
"Perjuangin Bintang Rav kalau emang kamu beneran suka sama dia. Tapi aku minta jangan pernah kamu sakitin Bintang kayak kamu sakitin aku. Cinta dia begitu besar buat kamu. Makasih karena kamu udah jujur ke aku" ujar Vania yang kemudian langsung masuk ke dalam meninggalkan Ravi. Ia begitu kecewa dengan Ravi. Orang yang ia cintai tega memanfaatkannya untuk mendekati cewek lain. sahabatnya sendiri.
Vania merasa tidak sanggup dengan kenyataan yang harus ia hadapi. Ia mencoba menelpon Alano dan memintanya untuk menemuinya. Alano setuju, kini Vania telah bersiap pergi. Sesampainya di cafe, ternyata Alano sudah lebih dulu sampai. Vania pun duduk di depan Alano dengan kedua matanya yang sembab.
"Lo kenapa Van ? lo abis nangis ?"
"Ravi Lan, dia mutusin gue. Tapi gue nangis bukan karena itu, tapi karena alasan dia macarin gue. Dia pacaran sama gue bukan karena dia sayang sama gue tapi karena dia pengen deketin Bintang"
"Dia seperti itu ? bener-bener tu anak emang harus dikasih pelajaran" ujar Alano emosi.
"Jangan Lan, mungkin Tuhan pengen gue juga ngerasain apa yang Bintang rasain selama ini. Sakitnya gimana orang yang kita cintai mencintai orang lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Bayangmu
Fiksi RemajaBintang, Vania, Karin, Inez, Alano, dan Rain. Mereka dipertemukan di dalam sebuah kisah dimana keutuhan persahabatan menjadi hal yang terpenting. Hingga seseorang bernama Ravi datang. Sejak awal Bintang memang menyukainya, namun tanpa disadari Vania...