Part 22

3.9K 195 13
                                    

"Ada apa dengan wajahmu?" Vicky yang datang dengan kondisi wajah yang babak belur dan tubuh yang kotor, dengan cepat mendapatkan pertanyaan dan kekhawatiran dari Diana.

Diana menghampiri Vicky yang baru saja memasuki rumah, dan menuntun lelaki itu untuk duduk di sofa.

"Kau tunggu disini, aku akan mengambilkan obat-obatan."

Vicky tersenyum geli dengan sikap Diana, mengingat baru kemarin ia yang berbicara seperti itu.

Diana datang membawa satu gelas air dan juga peralatan p3k.

"Mengapa kau tertawa? Ada yang lucu?" Tanya Diana keheranan melihat Vicky tersenyum-senyum sendiri.

"Tidak, aku hanya teringat kejadian kemarin. Kau meniru ucapanku."

"Ucapan yang mana?"

"Sudahlah, lupakan." Vicky sedang tidak ingin berdebat maka dari itu ia memilih bungkam.

"Ssshhh.." Desis Diana kesal dengan Vicky yang sok misterius.

"Apa yang terjadi denganmu?" Diana mengoleskan antiseptik ke luka-luka Vicky dan memersihkannya. "Kau bertengkar dengan siapa?" Tanya Diana lagi.

Vicky tidak menjawab dan hanya diam. Ia merintih kesakitan karna luka-lukanya yang cukup serius.

"Astaga! Lenganmu juga banyak yang lecet. Sebenarnya apa yang terjadi? Kau bertarung dengan siapa? Mengapa bisa?" Cerocos Diana.

"Diana aku--"

"Ada apa? Kau ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Diana penasaran.

"Bisakah aku bercerita dan kau tidak memotong ceritaku hingga selesai?"

"Oh? Uhm, baiklah. Maaf. Silahkan katakan."

Vicky menarik nafasnya dalam-dalam dan mengembuskannya dengan berat.

"Begini, tadi aku bertemu dengan Jason di kampus."

Seketika itu mata Diana terbelalak hebat, mulutnya menganga dengan lebar. "Tutup mulutmu itu, bisa-bisa lalat masuk ke dalam mulutmu." Vicky memutar bola matanya melihat Diana yang semakin bodoh akhir-akhir ini.

Diana mengangguk mengerti, rasanya ia ingin bertanya sebanyak-banyaknya. Apa yang Jason lakukan? Apakah Jason mencarinya? Apakah Jason peduli terhadapnya? Apakah Vicky bertengkar dengan Jason? Luka-luka Vicky ini karna Jason?

"Luka-luka ini kudapat dari pertarunganku dengannya di kampus tadi."

"Bagaimana bi--"

Vicky melototi Diana, tidak seharusnya Diana bertanya disela-sela ceritanya.
Seakan mengerti arti tatapan tajam itu, Diana kembali bungkam dengan rasa penasaran yang sangat berlebih.

"Ketika aku sedang berada di kampus, ia menemuiku. Menanyakan keberadaanmu. Aku bilang bahwa aku tidak tahu dan hanya mengantarkanmu sampai ke apartemen setelah itu aku pulang. Dan ketika ia ke apartemenmu dan kau tidak ada, aku tidak tahu."

"Jason ke apartemenku???!"

Vicky menatap Diana tajam lagi, "Oh baiklah, maafkan aku." Ucap Diana lemah.

"Dia ke apartemenmu semalam dan menunggumu semalaman, hingga pagi. Menunggu di depan pintu apartemenmu. Namun, kau tak kunjung keluar."

Vicky meminum air yang dibawakan oleh Diana tadi untuk sesaat, agar tenggorokannya yang sudah sangat kering mampu basah dan segar kembali.

"Dia memukulku karna aku tidak memberitahu keberadaanmu. Aku membalas pukulannya. Dan aku tetap mengatakan padanya bahwa aku tidak tahu."

Vicky diam untuk sesaat, lalu ia menunggu Diana merespon apa yang ia ceritakan tadi.

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang