Hari ini tidak panas dan juga tidak cerah. Matahari seakan tersembunyi dibalik awan, hingga kini hanya mendung menyelimutinya. Udaranya begitu dingin dan menusuk hingga ke setiap sendi-sendi tulang bagi siapapun yang berada di luar ruangan.
Pemakaman Nick berjalan dengan khidmat. Satu persatu saudara dan kerabat saling mengungkapkan perasaan mereka tentang Nick yang begitu baik, tegas, bijaksana, namun juga sering berlaku ceroboh. Teringat saat Nick masih hidup didunia dan betapa mereka menyukai sosok Nick yang begitu sederhana. Tak lupa juga dengan Diana yang hanya bisa mengucapkan beberapa patah kata karna kakinya saat ini sudah tidak sanggup menopang tubuh mungilnya. Untung saja Jason selalu berada disampingnya, menguatkannya. Pakaian serba hitam itu kini dengan posisi yang melingkar, memenuhi tempat dimana Nick dimakamkan. Sedari tadi Kate selalu menangis dan histeris. Bahkan dia terduduk lemas, dan meratapi kepergian putra tercintanya. Wajah William yang kini sudah semakin muram menambah kesedihan yang mendalam bagi siapa saja yang melihat tragedi ini. Sedangkan Emily tak henti-hentinya menangis di pelukan Jason. Namun lain halnya dengan Diana, dia tidak bereaksi apa-apa. Jauh dilubuk hati Diana, ia berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi. Dia berharap bahwa semuanya hanyalah alibi yang mempermainkannya. Diana hanya termenung melihat peti mati Nick dimasukkan kedalam tanah kemudian ditimbun. Membuat tubuhnya perlahan menghilang dan tertelan bumi. Diana masih diam tidak bergeming hingga pembacaan doa dan berkat telah selesai. Bahkan Diana masih membisu saat semua orang berangsur pergi. Matanya tak lepas dari tanah yang sudah rata itu dengan papan nisan diatasnya.
Anak tercinta yang penuh dengan kebaikan
Nicky DavisKate, William, dan Emily akan bergegas menuju mobil. Mereka berusaha mengajak Diana, tetapi Diana hanya diam tidak berkutik. Seakan semua alat indranya tidak berfungsi sama sekali. Namun Jason berusaha menjelaskan pada mereka bahwa mungkin Diana membutuhkan sedikit waktu untuk lebih lama berada disini yang disusul oleh anggukan Kate serta William.
Kini tinggal Diana dan Jason berdua. Cuacanya begitu dingin dan menusuk, membuat tubuh Diana sedikit bergetar.
"Kau akan sakit jika berlama-lama disini." Ucap Jason membuka suara. Namun Diana masih berdiri mematung memandangi makam Nick. Jason menghembuskan nafasnya berat. Entah bagaimana dia akan menyikapi tingkah Diana ini. Setelah hari di rumah sakit itu, Diana tidak sadarkan diri. Diana meneriaki nama Nick berkali-kali dan menangis tersedu-sedu. Dia bahkan tidak mau makan. Membuat Jason tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Tiba-tiba saja tubuh Diana berbalik menghadap Jason. Matanya yang semula berwarna biru langit yang cerah kini berubah menjadi biru kelam dan sendu. Jason menatapnya iba. Tatapan kesedihan dan kehilangan yang di ungkapkan Diana melalui matanya membuat Jason tidak lagi bisa menahan diri untuk tidak memeluk tubuh mungil nan rapuh itu. Perlahan Diana menarik tangannya untuk menyentuh punggung Jason. Cukup lama posisi mereka seperti itu hingga akhirnya Jason merasakan tubuh Diana bergetar, suaranya tercekat dan isakan mulai keluar dari mulutnya. Jason tahu bahwa Diana masih belum bisa menerima ini semua. Dia tahu bahwa Diana masih terlalu baru akan kenyataan ini dan masih dalam keadaan syok. Jason semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Diana. Memeluknya dengan kasih dan sayang. Mengusapkan rambut Diana, membungkus tubuh Diana dengan tubuhnya yang besar, berusaha menjalarkan kehangatan pada diri Diana. Berusaha menyalurkan kekuatan untuk Diana atas apa yang baru saja mereka lalui.
Lalu perlahan tetes demi tetes hujan mulai berjatuhan, dan semakin deras. Seakan awan pun tampak sedih dengan perginya Nick. Seakan bumi pun tidak bisa menerima bahwa kini mereka kehilangan Nick. Seakan hujan pun tahu betapa sedih dan kelamnya perasaan keluarga yang ditinggalkan.
Suara tangisan Diana beradu dengan suara gemercik hujan yang membasahi seluruh pemakaman. Jason tidak ingin Diana sakit, dia lalu menarik Diana untuk segera meninggalkan pemakaman tersebut. Kaki Diana rasanya begitu enggan untuk beranjak dari tempat itu. Dia tidak ingin Nick sendirian. Tubuh Diana menggigil hebat, giginya bergemeletuk diiringi oleh isakannya yang begitu memilukan, dan percuma saja jika Jason menyampirkan jasnya sekarang, karna mereka berdua sudah basah kuyup saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Paris (COMPLETED)
Romance(BEBERAPA PART DI PRIVATE. FOLLOW TO READ IT!) "Manusia tidak akan pernah abadi. Tapi cinta, akan selalu abadi bersamamu." Wanita itu berharap bahwa ia bermimpi sekarang. Bagaimana bisa, sosok yang ia ketahui sangat mencintainya, berlalu begitu saja...