Gemerlap malam menghiasi kota Paris. Klub yang terbilang cukup besar di kota Paris memanjakan siapapun yang butuh pelayanan.
Diana melangkahkan kaki jenjangnya turun dari taksi dan memasuki bar itu. Tubuhnya yang terbalut dres hitam selutut dengan tangan terbuka membuatnya tampak elegan dan seksi dalam waktu yang bersamaan.
Ia ingin mabuk malam ini dan melupakan masalahnya sejenak.
"Berikan aku sebotol anggur dan segelas es batu." Pesannya kepada bartender yang sedang melayani pelanggan. Dengan cepat bartender itu memberikan sebotol anggur kepada Diana serta es batunya.
Diana menuangkan anggur itu dan mencecapi rasanya yang mengalir hangat ditenggorokannya.
Setelah satu jam meminum minumannya, Diana berniat turun ke lantai dansa dengan keadaan mabuk. Ia berjalan sempoyongan dan menyenggol siapapun yang berjalan di depannya.
Ia meliuk-liukkan badannya. Bergoyang mengikuti irama yang berdentam-dentum saat sang DJ memainkan musik dengan lihai. Melihat gerakan seksi Diana dan tanpa seorangpun bersamanya, seorang laki-laki mendekatinya dan bergoyang bersamanya. Dan karna sudah sangat mabuk, Diana membiarkannya tanpa berusaha menjauh. Laki-laki itu perlahan memegang pinggul Diana dan bahkan mendekatkan wajahnya pada Diana.
Sementara dari kejauhan, Jason memperhatikan dengan raut wajah yang menakutkan. Ia duduk di sebuah lingkaran meja dengan beberapa temannya. Rasa panas menjalar di kepalanya. Ia mengcengkeram gelas hingga gelas itu retak.
"Aku harus pergi, sobat. Kutemui kalian lain kali." Tanpa mendengarkan respon teman-temannya, Jason berjalan ke lantai dansa dan menghampiri Diana yang digelayuti oleh seorang laki-laki.
"Menjauh dari milikku, bung!" Kata-kata yang terucap dari bibir Jason sarat akan ketegasan dan ancaman jika saja laki-laki itu berniat menolak.
Namun diluar dugaan, laki-laki itu mengangkat kedua tangannya dari pinggul Diana dan pergi begitu saja saat melihat tatapan garang dari Jason.
Sedangkan Diana masih terhanyut oleh tariannya dan kemabukannya. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Kini Jason berada di depannya, melihatnya menari dan berusaha menahan diri. Tak heran jika laki-laki menatap Diana lapar, Jason pun bisa melahapnya saat ini juga jika ia tidak mengendalikam dirinya.
Jason menjaga Diana dari tangan-tangan yang akan menjangkau wanita itu. Melihat bagaimana Diana menari tanpa raut kebahagiaan melainkan sarat akan keputusasaan dan kepedihan di wajahnya.
Dirasa sudah cukup, Jason merangkul tubuh Diana dan membawanya keluar dari tempat tersebut.
Tiba-tiba saja Diana menarik tubuh Jason dan muntah di baju lelaki itu. Jason tidak merasa jijik melainkan ia menepuk-nepuk punggung Diana untuk mengurangi rasa mual yang menjalar di perut wanita itu.
Diana memuntahkan minumannya serta cairan lainnya.Jason menyentuh lengan Diana bermaksud untuk membawanya ke mobil. Namun saat tangannya menyentuh lengan Diana, yang ia rasakan adalah panas di tubuh Diana. Jason panik dan memegang dahi Diana.
Secara tiba-tiba, Diana pingsan dan jatuh ke pelukan lelaki itu.
**
Diana membuka matanya, mencoba untuk melihat apa warna hitam yang terbentang luas di depannya ini. Namun ia tetap tidak melihat apa-apa. Semuanya terasa begitu gelap. Perlahan, tapi pasti, ia mencoba membuka kedua matanya lagi, pandangannya masih kabur, sayup-sayup Diana mendengar seseorang tengah berbicara namun tidak terlalu jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Paris (COMPLETED)
Romansa(BEBERAPA PART DI PRIVATE. FOLLOW TO READ IT!) "Manusia tidak akan pernah abadi. Tapi cinta, akan selalu abadi bersamamu." Wanita itu berharap bahwa ia bermimpi sekarang. Bagaimana bisa, sosok yang ia ketahui sangat mencintainya, berlalu begitu saja...