Bagian 1

399 11 0
                                    

Sherlyn pov

Kutarik koperku menuju sepeda motor metic kesayanganku, setelah meletakkannya agar aman kuputar anak kuncinya dan menekan staternya hingga terdengar suara mesin tanpa menunggu mesinnya panas ku pacu perlahan-lahan kearah jalan raya.
Tangisku kembali pecah mengiringi kepergianku entah kemana tanpa tujuan. "Buuuuuk" aku merasakan motorku menabrak sesuatu karena mataku sudah dipenuhi airmata yang tak dapat kuseka jadi aku tak melihat mobil putih yang berjalan dengan kecepatan sedang didepanku, motorku oleng tapi masih bisa kupertahankan kuelus dadaku tanda kelegaanku tak lama penumpang mobil itu keluar menampakkan seorang laki-laki agak tua dengan balutan jas jantungku berdetak sangat kencang jujur aku sangat takut hingga airmata yang sempat berhenti kembali lagi jatuh.aku turun dari sepeda motorku dan duduk dijalan aku benar-benar bingung apa lagi yang harus aku lakukan selain menagis dijalan.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya seseorang tapi aku yakin itu penumpang mobil tadi,tanpa menoleh dengan muka dikaki yang di peluk tanganku aku menggeleng lagi tapi tangis tak berhenti sama sekali.
"Nona..!!"panggilnya.aku tak peduli aku masih terus menangis.
"Nona..nona tidak apa-apa?" tanyanya lagi kali ini sambil memegang pundakku,aku menoleh dan dia tersenyum
"Huaaaaah..."tangisku semakin kencang dan langsung menabrak tubuhnya,aku tau dia kaget tapi aku tak peduli tak lama kurasakan punggungku dielus dengan pelan sehingga aku sedikit merasa tenang.
"Maafkan aku..hiiiks"ucapku tanpa melepaskan pelukanku.
"tidak apa-apa tidak usah menangis"
"tolong aku.." dia melepaskan pelukanku dengan lembut
"tolong?"tanyanya binggung
"He-em..hiiks kumohon.."pintaku
terlihat dia menarik nafas dan membuangnya dengan kasar.
"Apa?"tanyanya akhirnya
"Bawa aku pergi dari sini"
"Apa..?!"
"Kumohon pak tolong aku" dia kembali diam sepertinya sedang berpikir.
"Pak.." panggil seseorang dari arah mobilnya pak tua didepanku ini mengacungkan telapak tangannya keatas menandakan dia tak mau diganggu.
"Kejakarta?"tanyanya padaku, aku mengangguk antusias
"Kamu yakin?" aku mengangguk lagi.
"Baiklah mari ikut saya" ucapnya sambil berdiri dan berjalan kearah mobilnya,aku berdiri mengikuti tapi ketika sampai didekat pintunya langkahku terhenti pandanganku tertuju pada sepeda motorku.
"Kenapa? Berubah pikiran?" aku menggeleng dan menatapnya sedih.
"Aku lupa koperku" jawabku
"Arman"
"Iya tuan"
"Bawa kopernya"perintah pak tua itu yang disambut anggukkan arman. arman berlari kearah motorku dan memasukkan koperku kebagasi belakang mobil.
"Motornya tuan?"tanya arman aku menoleh kearah pak tua disampingku seakan menyetujui pertanyaan arman
"kita tunggu siapa tau ada tetanggamu yang lewat"
"Jangan.."pekikku,pak tua itu menoleh binggung
"Ma..maksudku tidak usah kita pergi saja,aku tak mau ada yang melihat terus.."
"Terus orang-orang akan beranggapan kamu hilang lalu orang tua kamu melapor pada polisi lalu kamu ketemu ada dirumahku dan polisi menangkapku dan wajahku akan masuk televisi lalu semua bisnisku hancur. Begitu" potongnya panjang lebar. Aku diam,pak tua ini benar tak seharusnya aku membuat dia kesusahan hanya gara-gara membantuku.
"Maafkan aku" pak tua itu tak peduli dia diam seraya mengeluarkan smartphonenya dari saku jasnya.

___________

Lagi pusing ne jagain anak yang lagi nakal2nya..mumpung lagi bobo ciang jadi ga ada salahnya nulis sedikit walau dapat inspirasinya sekali lewat doang.
Harap maklum..plise plise plise...

Jangan lupa vote...apa aja deh jelekin juga gpp...

TUAN LOUISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang