Serlyn pov..
Tangisku pecah benar-benar pecah dibawah selimut tebal dikamar apertement louise sementara pak tua itu hanya menatapku sebelum tangannya menyentuh kepalaku.
"Sudah..tenangkan pikiranmu aku jamin semua akan baik-baik saja" aku mengangguk dan menghapus dengan kasar airmataku,senyum pak tua ini terlihat lagi membuat hatiku begitu tenang perlahan jemarinya membantuku menghapus sisa-sisa airmataku.
"Tidurlah ini sudah sangat malam, aku akan menjagamu" aku mengangguk dan masuk kedalam selimut tangannya terus membelai sayang rambutku membuatku semakin mengantuk.
"Tidurlah cinta,aku pastikan mulai sekarang tak akan ada yg menyakitimu lagi.aku akan membunuh mereka" samar-samar ku dengar bisikan itu sebelum kesadaranku benar-benar hilang tergantikan dengan mimpi indah.♥♥
Aku terbangun ketika aku merasa ada sesuatu yang bermain diwajahku, perlahan kubuka mataku
"Sudah bangun sayang..?"
"Ba..bapak ..apa yang bapak lakukan disini?"tanyaku binggung dan merapatkan selumut kebadanku
"Menunggumu bangun,apa kamu baik-baik saja"tanyanya khawatir.
"A..aku..aku baik-baik saja"
"Oh sukurlah..aku sudah menyiapkan nasi goreng,apa kamu lapar?"
Aku hanya bisa mengangguk melihat tingkah pak tua ku ini yang sangat aneh sekali pagi ini,pagi..?oh tunggu aku melirik keatas nakas,astaga jam sepuluh pagi.
"Tidak apa-apa,aku senang bisa melihatmu tidur"ucap pak tua itu sebelum keluar dari kamarku,aku benar-benar malu sampai kurasakan wajahku memanas.Dengan malas aku masuk kekamar mandi yang juga tersedia dikamar ini tapi badanku membeku seketika melihat kamar mandi yang begitu luas melebihi kamar yang kutempati tadi, perlahan kugerakkan kakiku masuk kedalam ruangan kaca ada sedikit kelegaan dihatiku karna aku pernah melihat kamar mandi yang seperti ini. Kulepas bajuku satu persatu kubiarkan berserakan dilantai dan aku langsung menuju sower merasakan air mengalir disela-sela rambutku hingga akhirnya jatuh kebadanku membuat kepalaku sedikit ringan.puas dengan menikmati mandiku aku meraih handuk yang tersusun rapi dirak atas wastafel melilitkan kebadanku yg lumayan kurus dan membereskan pakaianku yang semula kuletakkan dilantai membawanya ketempat cucian kotor sebelum aku keluar dan membongkar habis koperku.
Aku tidak terlalu suka dengan make-up yang tebal-tebal asal ada yang menempel kurasa itu cukup dan sedikit sentuhan lipsgloss dibibir tipisku,aku keluar dengan jeans dan kaos melihat kepenjuru arah mencari louise tapi apertemen ini lumayan besar hingga aku tak menemukannya. Langkahku terhenti didepan dapur yg langsung berhadapan dengan ruang tengah dan disanalah pak tua itu sedang menikmati teh dan koran paginya.
"Sini.."ucapnya tanpa menoleh,aku mendekat dan berdiri disampingnya.
Dia meletakkan korannya setelah melipatnya kemudian menghadapku, astaga..kenapa dia keren sekali dengan kaos putih polos yang sangat tipis dan celana pendeknya perasaan tadi ketika dia membangunkanku dia bukan memakai ini.ayolah serlyn sadar...!!
"Sudah menilai penampilanku?"
Aku kaget langsung menatapnya sebelum menunduk malu,bodoh kamu serlyn bodoh..bodoh..bodoh..
Pak tua itu berdiri tepat didepanku kemudian meraih pundakku.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Sa..saya..saya baik-baik saja"
"Sukurlah,sekarang duduklah saya sudah siapkan sarapan untukmu"
Aku mengangguk dan duduk disamping tempat duduknya semula, pak tua itu berjalan kearah dapur aku tak tau apa yang dia lakukan mataku hanya fokus pada badannya yg terlihat seksi dengan kaos tipisnya,dia benar-benar terlihat lebih muda.
"Ini.." aku tersentak melihat dia sudah berdiri disampingku dengan nasi goreng,tunggu..nasi goreng..?tapi kenapa warnanya hitam? Aku menatapnya curiga jangan-jangan dia sengaja meracuniku.
"Maaf,sebenarnya aku tak pandai memasak apalagi nasi goreng. Itu masakan pertamaku dan aku berani memberikannya karna kupikir kamu lebih suka ini dibanding makanan dinner semalam"
Benarkah dia memasak hanya untukku,tanpa pikir panjang kuberikan senyum kaku sekaligus termanis yang kupunya sebelum memasukkan sendok dengan nasi goreng yg hitam itu.
"Bagaimana?"tanyanya seraya duduk lagi ditempat semula.aku menatapnya sebentar kemudian tersenyum.
"Enak,aku kira tadi gosong apa ternyata gosong kecap karna kekurangan minyak tapi justru rasanya jadi enak"ucapku tulus
"Benarkah?" aku mengangguk
"Mau mencoba?" dia mengangguk, kusendok nasi itu kemudian mengarahkan kemulutnya dan disambut dengan antusias.
"Benarkan?" ujarku memastikan
"He..em.."ucapnya sambil tersenyum, oh my god..kenapa pak tua ini jadi tampan sekali pagi ini,tanganku benar-benar ingin sekali mengusap wajahnya dan aku..oh tunggu ada apa dengan diriku harusnya aku disini bekerja jangan merepotkan pak tua ini,sekarang aky mengakui kalau aku benar-benar bodoh.
"Sepertinya aku akan sering memasak ini,apa kamu suka?"tanya louise,aku mengangguk pelan.
"Hem..pak?"
"Serlyn..boleh aku minta sesuatu?"
Mukaku merah langsung,dan anggukkan kepala mewakili jawabanku atas pertanyaannya.
"Bisakah kamu memanggilku dengan sebutan lain? Hem..ya contohnya lou"
"tapi pak.."
"She..!!"
"Rasanya kurang sopan pak kalau saya memanggil nama bapak langsung"
"Bisa apa saja selain bapak"
"Tuan misalnya?"tanyaku
"Terserah kamu"jawabnya sembari berdiri pergi meninggalkan aku menuju kamarnya.______
Cailah louise ngambek tuh pengennya sih dipanggil abang kali atau mas... Hahhha gaklah pengennya oppa li young...
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN LOUISE
RomanceMenerima kekurangan seseorang mungkin sangat sulit. tapi menerima kekurangan dari seseorang yang sangat kita cinta tak akan sulit. Louise tak bisa menerima anak yang dikandung sherlyn. rasa takutnya mengalahkan akal sehat bahkan rasanya pada sherlyn...