bagian 8

171 5 0
                                    

Sherlyn pov..

Ya tuhan,benarkah keputusanku sekarang ini ikut dengan louise lalu bagaimana dengan dia lelaki itu aku harus menyakitinya lagi.
"Ayo.." tanpa kusadari louise sudah disampingku bahkan sudah membukakan pintu untukku.
"Aku takut"ucapku
"Tenang,kan ada aku pacarmu yang paling tampan"ucapnya percaya diri
"Bagai..bagaimana kalau istrimu tidak setuju.."
"Apa...?uhahhhhahha" seketika tawanya pecah dan itu sangat memuakkan dia sampai memegang perutnya.
"Kenapa kamu tertawa?"tanyaku binggung..
"Hahha..ha..habis kamu lucu"
"Lucu..?"tanyaku semakin binggung dan dia hanya menjawab dengan anggukan kepala sementara tawanya masih belum reda.
"Berhenti tertawa,atau aku pulang" ancamku dan itu berhasil dia seketika menghentikan tawanya.
"Ya sudah,ayo.."ucapnya lagi aku kembali menggelengkan kepalaku.
"Cinta,kalau aku mempunyai istri tidak mungkin aku menginginkan kamu,aku bukan pria gila"
"Benarkah?"tanyaku tak percaya
"Iya,sekarang turun kamu sudah ditunggu hane dari tadi"
"Hane..?"
"Iya...kamu jangan-jangan juga tidak tau aku ini duda kaya raya?"godanya aku tersenyum malu kemudian menggeleng lagi.
"Astaga..kamu akan mudah ditipu orang kalau seperti ini"ucapnya prustasi.
"Maaf tuan louise"godaku
"Ah sudahlah..ayo kasian anak itu pasti sudah menunggu lama" aku tau dia masih kesal denganku.
"Tuan.."renggekku
"Apa lagi"
"Bukain"pintamu,dia menarik nafas kasar kemudian memasukkan kepalanya melewati badanku membantuku membuka sabuk pengaman..
"tuan ganteng kalau sedang marah" bisikmu membuatnya menoleh kemudian menampakkan senyum termanisnya
"Sudah berani mengodaku sekarang" balasnya kemudian mencium hidungku sekilas.
"Aku mencintai tuan" ucapku lagi
"Aku juga ai...sangat mencintaimu"
Kali ini bukan lagi mencium hidungku melainkan bibirku.

***

Langkahku terhenti didepan pintu ketika pintu besar tinggi dan kokoh itu terbuka lebar menyambut louise sang pemilik datang.
"Kenapa lagi?"tanya louise melihatku hanya berdiri didepan pintu.
"Ti..tida a..pa..apa"jawabku lesu
"Buk...de...."teriakkan louise menggema kemana-mana,seorang wanita paru baya datang tergopoh-gopoh menghampiri kami.
"Tuan sudah datang?den hane sudah menunggu tuan dari tadi pagi"
"Dimana dia?dan kenalkan ini sherlyn my special gilr"
Wanita itu menundukkan badan kearahku dan aku mengulurkan tangan ingin berjabat,dia menatap louise sebentar kemudian menerima tanganku.
"Sherlyn.."ucapku dengan senyum dan disambut anggukan kepala.
"Den hane ditaman belakang tuan tadi minta pak udin mengantar pianonya kesana" louise mengangguk dan meraih tanganku sebelum mengajakku ketaman belakang.
"Oh iya tolong air putih saya bawa kebelakang" ucap louise seraya berhenti melangkah
"Nona sherlyn?"
"Tidak usah,terima kasih"jawabku.

"Price hane.."panggil louise pada seseorang yang sedang membelakangi kamu rambutnya sedikit panjang sampai kekrah kaos yg dia pakai.
"Hane.."panggil louise lagi, satu..dua..tiga,duaaar..jantungku copot ditempat..sungguh dia malaikat,dia tampan sekali. kugerakkan kepalaku menatap louise mencari kemiripan diwajahnya.
Louise melangkah mendekat dan merentangkan tangannya.
"Rindu..?"ucapnya sembari tersenyum dan pria itu berdiri dan membalas memeluk louise dan membawa kepalanya kedada louise mencari kenyamanan.
Benarkah itu anak louise?setampan itu,dan kenapa dia hanya diam dirumah dengan wajah tampan dan kaya raya?
"Ai..."panggilan louise lagi-lagi menyadarkan dari lamunanku,aku mendekat dan tersenyum kearah hane
"Ini hane price dalam hidupku"
Aku mengulurkan tangan,tapi pria itu hanya diam.iiish sombong sekali dia"
"Bukan begitu sayang,peluk dia bisikan namumu ditelinganya"
"Apa?"tanyaku kaget tapi hanya dijawab anggukan kepala oleh pak tua pacarku ini,kutarik nafasku kasar mencari keberanian untuk memeluk hane,ayo sherlyn ini kesempatan kapan lagi bisa memeluk malaikat" bisik batinku. Aku mendekat dan membawa tanganku melingkar dilehernya memeluk dengan lembut.
"Hay..aku sherlyn"bisikku lembut
Dia membalas pelukanku dan membawa kepalanya ketekuk leherku, aku menatap louise tapi senyum yang dia tunjukkan seakan mengatakan tidak apa-apa.
"Hane..su..ka..she" mataku membulat cantik,suara..suara pria ini keluar tapi kenapa terbata-bata seakan baru belajar bicara.
"Benarkah?"bisikku lagi dan dia mengangguk
"M...mau jad..i pa...ca..r han" kali ini aku benar-benar kaget.ada apa dengan pria ini?kenapa dia begitu aneh.
"Hane.."panggil louise lembut dan aku melepaskan pelukkanku
"Di.a mom..my ha..ne"kata louise ikut terbata-bata
"N.o sh..e i..s my..wi..fe"balas pria itu nyaring,keluarga ini benar-benar membuatku binggung.
"Hane..."bentak louise,pria itu langsung menangis dan memelukku menyembunyikan kepalanya dibelakangku.
"Tuan.."ucapku pelan memperingati, aku yakin ada yang tak beres dengan anak ini.
"Terserah.."ucap louise kemudian berlalu dari hadapan kami,aku membalikkan badan dan tersenyum kepadanya.
"Ka..mu su.d.ah ma.k.an?"tanyaku dan dia menggeleng
"Mau ma.k.an de.nga.nku?" dan kali ini dia mengangguk antusias.

Aku meminta bantuan bukde untuk menyiapkan nasi dan lauk karna hane pria aneh ini terus nempel dibadanku seakan dia takut aku akan pergi.
"Ini nona"
"Terima kasih bukde"
"Sama-sama nona"senyum wanita separuh baya ini berkembang menatap hane yang mulai makan karna kuhuapi.
"Den hane terlihat bahagia hari ini" aku langsung menatap bukde sekilas
" baru kali ini den hane begitu semangat setelah kemarin tuan telp saya dan saya memberi tau kalau daddynya akan datang bersama mommynya"
"Tapi tadi meminta saya untuk jadi pacarnya"
"Benarkah?" aku mengangguk lemah
"Bu'de sebenarnya sangat kasian dengan anak ini dari kecil kesepian hanya bu'de teman satu-satunya"
Kulihat mata bu'de berkaca-kaca.
"Bu'de tau semua tentang keluarga ini?"tanyaku ragu
"Iya..bu'de kerja dengan tuan sebelum tuan menikah dengan nyonya marinka"
"Marinka?"
"Iya..nyonya marinka keturunan perancis dan dia sangat pintar karna itulah tuan tergila-gila dan bekerja keras agar bisa bersanding dengan marinka yang terkenal pintar dan mempunyai pekerjaan yang mapan"
"Lalu kemana marinka sekarang?"
Bu'de terus menatap hane sebelum melanjutkan ceritanya.setitik demi setitik airmatanya jatuh.

_______

Cut dulu ah merilekkan sendi...

Jangan bosan ya walau ceritaku kacau anggap aja aku anak SD gitu baru belajar nulis masukan untuk pemeran2ny ya..tks

TUAN LOUISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang