Yuu membuka matanya. Ia melirik jam dinding kamarnya. Pukul setengah satu dini hari, tapi perutnya terasa sangat lapar sekali. Ia melepas pelukannya dari Joseph, berusaha untuk menegakkan punggung sambil menguap.
"Jo! Joseph!" Yuu menggoyang-goyangkan perut Joseph, berusaha untuk membangunkannya, tapi memang laki-laki itu sangat suka tidur. Atau mungkin dia kecapekan. Tapi Yuu sudah terlanjur lapar sekali, dan ia tidak mungkin bisa tidur kalau perutnya masih berbunyi-bunyi. Dan ia tidak berani menuju dapur sendirian. Bukannya ia takut hantu, hanya saja ia masih belum bisa menganggap rumah keluarga Benjamin ini sebagai rumahnya sendiri dan ia tidak ingin bersikap lancang.
"Joseph! Bangun!" gugah Yuu lagi. Tidak sengaja, jempol tangannya menyentuh penis Joseph yang tengah menegang di balik kain celana pendeknya, membuat sekelumit ide terlintas di pikirannya. Dengan cepat, ia meremas penis Joseph dari luar celana, membuat Joseph mengerang dengan seksi. Tentu saja hal tersebut langsung membuat Joseph terbangun dari tidurnya.
"Hm... Hoaaahmm.... Ada apa, Yuu? Kenapa kau membangunkanku malam-malam begini?" tanya Joseph sambil menegakkan punggungnya, "Kau ingin seks?"
Yuu menoyor kepala Joseph hingga kekasihnya itu mengaduh. "Kau ini pikirannya mesum terus."
Joseph tersenyum nakal pada Yuu sambil menggigit bibir bawahnya. "Aku tidak mesum. Aku memang sedang menginginkan itu sekarang, sayang. Kalau tidak percaya, coba pegang punyaku. Rasanya sudah sangat siap untuk melakukannya denganmu," ujar Joseph sambil menarik tangan kanan Yuu dan meletakkannya di selangkangan Joseph. Yuu jadi gemas dengan sikap Joseph. Sekali lagi ia meremas alat kelamin Joseph dengan lihat namun cepat, lalu menarik tangannya kembali saat Joseph mendesah.
"Aku tidak ingin seks, Jo. Aku sedang kelaparan. Aku tidak bisa tidur sebelum perutku terisi makanan," omel Yuu.
Joseph menguap sekali lagi sambil menggaruk-garuk leher belakangnya. "Di dapur pasti ada makanan."
"Maka dari itu aku ingin kau temani aku ke dapur. Sebentar saja. Aku hanya ingin mengambil beberapa makanan yang dapat dimakan lalu kita bawa ke kamar. Aku akan memakannya disini sementara kau bisa melanjutkan tidurmu kembali."
"Aku masih mengantuk, Yuu. Memangnya kenapa kau tidak sendiri saja kesana? Kan dulu kau juga pernah tinggal disini."
"Sebentar saja, Jo."
"Aku mau melanjutkan tidurku saja. Dan berhentilah bersikap seperti anak kecil," Joseph kembali merebahkan tubuhnya lalu menutup mata untuk kembali tidur.
Yuu tidak membalas kalimat Joseph barusan. Dengan perasaan dongkol, ia langsung turun dari tempat tidur dan berjalan menuju dapur sendirian.
***
Aneh. Baru kali ini Immanuel tidak bisa menikmati tidur yang nyenyak di rumahnya sendiri, membuatnya harus duduk di meja makan yang ada di dapur sambil menikmati segelas cokelat panas yang di taburi dengan remahan biskuit oreo, serta sebatang rokok yang selalu ada di kantong celananya.
Immanuel memandang jauh ke luar jendela dapur yang terbuka sebelah. Yang ada hanyalah pemandangan gelap dan menakutkan. Angin dingin yang berhembus masuk tidak terlalu ia rasakan. Mungkin karena ini pertengahan musim panas, jadi walaupun malam, udaranya masih terasa hangat dan sedikit membuatnya gerah.
Perlu sekitar sepuluh menit baginya untuk turun dari tangga dan berjalan menuju dapur. Tapi itu tak masalah. Ia harus membiasakan diri untuk mandiri dan berhenti menyusahkan orang lain. Walaupun kadang ia pura-pura tidak berdaya jika ada Yuu. Entahlah. Ia hanya ingin menyentuh anak itu. Hanya sekedar menyentuhnya saja bisa membuatnya bersemangat kembali.
Sepertinya ia menyukai Yuu. Tapi bagaimana bisa? Ia straight. Ia masih doyan dengan yang namanya wanita. Bahkan ia juga tidak pernah memiliki rasa ketertarikan pada sesame jenis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Troublemaker (boyxboy)
AcakSelama hidupnya, Yuu selalu berusaha bersikap baik dengan semua orang. Ramah, sopan, murah senyum. Sampai akhirnya ia merasa sangat sial dan menjadi manusia paling menyedihkan di muka bumi seusai ayahnya meninggal dan membuatnya menjadi yatim piatu...