Chapter 3 - Kabar

117 7 2
                                    

Menakjubkan!!

Di antara beberapa berita itu adalah pelajar SMA yang sedang asik merayakan pesta kelulusan di jalan raya pun ikut di tangkap petugas kepolisian karena mengganggu pengguna jalan raya lainnya dengan membawa motor yang ugal-ugalan dan mencorat-coret baju di jalan. Pihak kepolisian menyebutkan beberapa nama pelajar yang tertangkap oleh pihaknya melalui siaran televisi.

Barisan nama - nama pelajar itu di tayangin di televisi. Ika melihat nama pelajar satu persatu, ada satu nama yang mirip sekali dengan nama sahabatnya, yaitu Wisnu Cahya Purnama. Di antara percaya atau tidak.

Suara pesan BBM dari Dewi. Lalu Ika membuka pesan BBM
Ka, sudah lihat televisi belum?
Aku lihat nama wisnu, tapi aku tidak tahu itu wisnu sahabat kita apa bukan?

Ika membalas pesan BBM dari Dewi
Iya, Wi. Aku juga lihat nih di televisi.
Memang sih, diantara percaya atau tidak.
Tapi, memang kenyataanya bahwa si Wisnu tadi ikut merayakanya dijalan.

Balasan dari Dewi.
Iya, juga sih.
Bener kata kamu, Ika.
Untung saja tadi aku enggak ikut merayakan.
Kalau aku ikut, aku bisa masuk televisi. :D

Ika kembali membalasnya.
Kalau kamu masuk televisi bagus dong...
Kan kamu bisa terkenal. Hahaha :p
Sesuai dengan cita-cita kamu, yaitu jadi artis. :D
Yaudah kita tunggu kabar dari ibunya Wisnu, saja.

Memang, nama Wisnu Cahya Purnama yang ada di siaran televisi. Meski Ika sempet ragu, dia tetap yakin pasti itu nama sahabatnya.

Tiba-tiba, Ika mendapatkan pesan BBM dari mamahnya Wisnu. Mamahnya, memberi kabar atas yang terjadi kepada anaknya.

Pesan BBM dari mamahnya Wisnu, sahabatnya.
Ika, ibu barusan dapat telepon dari pihak kepolisian.
Katanya, Wisnu sekarang lagi berada di kantor polisi, terlibat kasus ugal-ugalan dijalan dan mencorat- coret baju sekolah dijalan.
Doain Wisnu yah Ika. Semoga kasusnya tidak sampai di proses ke penjara. Amin...

Sontak Ika terkejut. Bagaimana tidak? Ini berita yang mengejutkanya.

Dia membalas pesan BBM dari mamahnya Wisnu, sahabatnya.
Iya, Bu.
Maaf yah Bu, aku tidak bisa jadi sahabat yang baik untuk Wisnu. Padahal, tadi aku sudah melarangnya untuk tidak ikut hal yang bisa merugikan dia. Tapi, Wisnu tetap pergi dan menghiraukan perkataan aku dan Dewi.

Mamahnya Wisnu kembali membalas BBM dari Ika.
Makasih yah, Ika. Nanti kalau mamah dapat kabar lagi dari kepolisian, mamah kasih tahu. Atau nanti kalau mamah jemput Wisnu di kantor polisi nanti mamah kabarin kamu lewat BBM.

Ika tercenang. Ika tidak bisa berbuat apa-apa. Berita itu sungguh mengejutkan. Ika, merasa gagal menjadi sahabat yang baik untuk sahabatnya, Wisnu. Ternyata, berita yang ditunggu Ika dan Dewi tak seperti yang dibayangkan.

Ya, itulah konsekuensi yang harus diterima Wisnu. Sebagai sahabat, Ika sudah mengingatkan bahwa merayakan pesta kelulusan di jalan itu tidak baik, dan bisa merusak nama baik sekolah dan nama baik pelajar.

Kejadian itu mungkin bisa menyadarkan Wisnu, sebab apa yang di lakukan tak sepatutnya di lakukan oleh pelajar. Wisnu harus berpikir pintar dalam mengambil sikap dan keputusan.

Mas Rizky memandang Ika dengan jarak 5 cm didepannya, berhadapan. Ika yang kaget, menjatuhkan Mas Risky ke bawah lantai.

"Mas, kok duduk dibawah?"

"Mas jatuh." Mas Rizky sambil memegang bokong yang terasa nyeri.

"Kok bisa jatuh Mas?"

"Bisalah, kan kamu de yang jatuhin Mas." Berdiri dan kembali duduk dibangku. "Kamu ngelamunin apaan sih?"

Tuhan Maha TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang