Chapter 2 - Pesta kelulusan

183 9 1
                                    

"Hore!!" teriak gembira para siswa.

Hari Senin. Hasil pengumuman kelulusan sekolah diedarkan dan diumumkan, di semua sekolah. Ratusan sekolah di Indonesia sedang merayakannya, tergantung cara mereka menyambut hasil pengumuman disekolah masing- masing. Di sekolah Ika, para siswa menyambutnya dengan membuat acara yaitu flashmob yang dilakukan tengah lapangan. Peserta flashmob adalah siswa siswi kelas 3.

Luasnya lapangan dipadati ratusan siswa siswi kelas 3, bersiap untuk flashmob. Mereka mengambil posisi masing-masing. Toa dari ruang guru, mengiri musik flashmob. Tidak hanya para siswa, guru pun ikut berpartisiasi memeriahkan acara dengan bergoyang mengayun mengikuti irama musik. Lain dengan Ika, di saat semua orang sibuk dengan flashmob, dia malah menghindar dari acara yang menurutnya membosankan.

Ika berjalan ke arah kantin belakang sekolah. Ika lebih suka menyendiri. Kantin adalah tempat dimana para siswa mencari berbagai macam makanan dan minuman. Lebih tepatnya, kantin adalah tempat kulinernya para siswa. Setiap siswa punya tempat kantin untuk dijadikan basecamp, kantin paling pojok kanan adalah basecamp Ika sejak awal masuk sekolah hingga saat ini. Kantin itu bernama 'Waroeng Mpo Eti' itu nama di papan warungnya. Ika menarik kursi, dan memesan makanan.

"Lah? Neng Ika nggak ikut joget -joget dilapangan?" Tanya Mpo Eti yang punya warung dengan logat betawi.

"Kagak, Mpo. Itu namanya bukan joget- joget, Mpo, itu namanya flashmob," jawab Ika dengan flat sambil mencari-cari cemilan di toples, "Mpo, nasi goreng satu, seperti biasa." Ika mengupas plastik coklat koin perlahan agar tidak patah lalu dia menikmatinya dengan memakanya.

"Oh, begono yah neng... Mpo, kan nggak tahu yak" ucap Mpo Eti dengan logat Betawi. Mpo Eti mempersiapkan bahan-bahan nasi goreng, mengiris beberapa bumbu.

Ika yang sedang mengunyah beberapa cokelat koin sekarang melangkah membuka lemari es, di dalamnya terdapat beberapa botol minuman dan dia hanya mengambil satu botol es tea.

"Ini nasi gorengnya pedas nggak, neng?" Tanya Mpo Eti yang sedang memasak.

"Tidak usah, Mpo." Ika sambil menyedot es tea hingga abis dengan satu kali tarikan panjang.

Aroma bumbu nasi goreng menggelitik hidung Ika hingga bersin-bersin, dan perih menusuk mata. Tapi, nasi goreng masakan Mpo Eti dikenal juaranya di kantin sekolah. Racikan bumbunya yang membuat nasi goreng buatan Mpo Eti cocok dilidah. Bagi yang mencobanya, tidak akan kecewa dengan rasanya. Harganya pun cocok dengan keuangan para siswa, cukup membayar empat ribu lima ratus rupiah perut sudah kenyang sampai gumoh. Gaya memasaknya seperti chef professional, dengan mengangkat penggoreng dan mengaduk nasi sambil menggoyangkan di udara seolah bumbu sudah tercampur. Tidak butuh waktu lama. Cukup beberapa menit saja, nasi goreng pun jadi. Nasi goreng yang dihiasi cacahan telor kecil diatasnya, dan di tambah aroma wangi bawang goreng sebagai pelezat rasa.

Nasi goreng sudah selesai di masak, mpo Eti menaruhnya di meja tempat Ika duduk. Aroma wanginya sangat menggiurkan. Ika siap untuk menyantapnya. Ika mengangkat piring nasi goreng, dan mencium aromanya. Ketika Ika ingin menyantap makanannya yaitu nasi goreng, ketika itu juga beberapa temannya menghampirinya.

"Neng..." Wisnu memanggil Ika dari kejauhan dengan nada panjang.

Ika terus menyatap makanannya, menyuapkan ke mulutnya beberapa kali dengan sendok. Hingga mulutnya penuh.

"Neng, ikut kita yuk!" Dewi merayu dan membujuk Ika.

Ika menghentikan suapanya, dan menoleh ke teman-temannya.

"Iyah neng, ikut yuk." Wisnu mengambil kerupuk di piring nasi goreng Ika, "Setelah ini kita akan pesta." sambil mengunyah.

"Pesta?" jawab Ika tanpa menoleh ke arah kedua sahabatnya sambil terus mengunyah, mulutnya penuh.

Tuhan Maha TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang