"Fee, maaf yaa gue gak bisa anter lo ke sekolah. Abisnya hari ini gue mau jemput Brianna juga. Ya abis gimana ya, mau di batalin juga gak enak karena gue udah janji sama Brianna."
Ya jelas lah Brian tidak mau membatalkan janjinya. Brianna itu kan gebetannya sekarang dan pasti Brian tidak mau menyia nyiakan kesempatannya untuk menjemput gebetannya.
Sudah nama sama, kepribadian yang sama pula! Mereka memang sudah ditakdirkan untuk bersama ya mungkin.
"Gak papa, gue bisa naik bus kok. Oh iya bang, Mama sama Papa kapan pulang sih? Gue kangen banget sama mereka." Tanya Fela sedih.
Pasalnya orang tua mereka belum pulang sejak seminggu yang lalu karena nenek mereka yang tinggal di LA sedang sakit. Jadi terpaksa mereka harus meninggalkan anak anak mereka yang masih sekolah. Tadinya Papa dan Mama tidak mau meninggalkan mereka berdua dengan alasan ya kalian tahu sendiri kan bagaimana Indonesia sekarang itu. Banyak sekali penculikan dan pemerkosaan.
Tetapi pada akhirnya mereka tetap ditinggalkan di rumah dan Papa Mama menitipkan mereka ke para maid yang sudah bertahun tahun mengabdi ke keluarga Derulo. Untungnya juga Papa memberikan uang lewat rekening bank mereka masing masing, jadi tidak perlu takut kalau mereka kehabisan uang. Dan tidak tahu juga kapan Papa Mama akan pulang, mungkin sampai nenek mereka benar benar sembuh.
Papa Mama juga meninggalkan tugas mereka yang tertumpuk. Dan memilih menyerahkan tugasnya ke asisten priadi atau sekretarisnya saja. Karena merekalah orang yang Papa Mama percaya. Papa juga menyewa bodyguards di rumahnya agar tetap aman tentunya.
"Gue juga gak tau, gue kangen juga sama mereka." Jawab Brian sedih.
"Yaudah deh kalo gitu gue berangkat duluan ya." Pamit Fela langsung memakai tasnya dan berjalan keluar rumah menuju halte yang lumayan dekat di dengan kompleknya.
"Take care ya, mau gue anter ke haltenya gak?" Teriak Brian yang masih di dalam rumah.
"Enggak, gue bisa sendiri kok." Balas Fela berteriak.
Fela mulai berjalan ke halte bus. Disana banyak juga yang menunggu bus, mulai dari para pekerja dan anak sekolah seperti ia. Namun ada pemandangan yang tak asing dilihatnya.
Iqbaal duduk disana sambil merokok dan memainkan handphonenya.
"Iqbaal lo ngapain disini?" Melihat Fela sudah sampai, ia segera mematikan rokok nya dan berdiri.
"Eh Fee udah sampe. Gue mau nemenin lo, semalem Brian bilang dia gak bisa anter lo dan dia suruh gue nemenin lo katanya dia udah yakin kalo lo gak dianter sama dia lo pasti naik bus. Jadi gue disuruh nemenin lo." Jelas Iqbaal.
"Gue bukan anak kecil." Desis Fela. "Motor lo mana Baal?"
"Gak bawa. Gue mau ikut naik bus juga lah nemenin lo! Buat apa pagi pagi gue dateng kesini dan gue nunggu disini kayak orang gila kalo bukan karena mau ikut naik bus juga."
"Iqbaal Dhiafakhri naik bus?" Ucap Fela tak percaya.
"Yee lo kayak ngeremehin gue banget sih Fee."
"Gak percaya aja sih."
Bruum
Bus datang. Ia dengan Iqbaal langsung masuk ke dalam bus berdesakan dengan yang lain, ya mungkin karena banyak yang berangkat kerja dan sekolah berbarengan jadi padat begini. Posisi Iqbaal saat ini adalah berhadapan langsung dengan Fela dengan jarak sejengkal tangan orang dewasa. Terbayang kan jarak mereka sedekat apa? Ya karena mereka tidak kebagian tempat duduk jadi begini nasib nya. Mungkin kalau bus mengerem mendadak akan ada adegan ftv antara Iqbaal dengannya.
Iqbaal menghembuskan nafasnya saat merasakan panasnya di dalam bus ini, padahal sudah ada ac.
"Nafas lo bau rokok." Protes Fela sambil menutup hidungnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday ➡IDR
De Todo[Sedang di edit] Pilihan tersulit adalah dimana kita harus memilih salah satu antara Sahabat dengan Orang yang kita Cintai.