third

3.7K 355 3
                                    

"Fee, lo mau balik sama siapa?" Fela yang masih sibuk merapikan bukunya hanya mengendikan bahunya.

"Mungkin nanti sama Aldi." Zidny hanya mengangguk.

"Yaudah gue balik yaa Fee? Bunda gue udah nunggu di luar gerbang." Pamit Zidny lalu memakai tasnya.

"Loh kok gak bareng sama Iqbaal? Iqbaal kemana emangnya? Biasanya lo berdua bareng terus." Kening Fela mengerut.

"Iyaa Fee, Iqbaal lagi ada urusan sama temen temennya dan katanya gue gak boleh ikutan karena bahaya." Fela hanya meng-oh.

"Yaudah gue balik yaa, bye." Ucap Zidny lalu keluar kelas.

5 menit setelah Zidny keluar kelas, Fela juga keluar. Ia memandang koridor yang sudah sepi. Mungkin hanya ada penjaga sekolah dan anak anak yang eskul. Karena takut sendiri ia menelpon Aldi, sahabatnya.

"Halo, Al."

"Apa?"

"Jemput gue bisa gak? Gue udah di depan gerbang nih. Bang Brian gak bisa anter maupun jemput. Biasa, dia jalan bareng sama gebetannya."

"Oh iya iya, yaudah tunggu situ jangan kemana mana. Handphone masukin tas, jangan dikeluarin, bahaya."

"Cerewet."

"Yee dibilangin batu banget."

"Iyaa iyaa cepetan kesini, sekolah udah sepi banget Di. Lo mau gue diculik?"

"Otw, udah ya gue matiin telponnya."

"Oke,"

Fela memasukan handphonenya ke dalam tasnya. Sesaat kemudian ada yang menutup matanya.

"Ini siapa? Tolong jangan macem macem!" Gertak Fela. Keberaniannya menciut begitu saja. Bagaimana kalau yang menutup mata nya sekarang ini adalah penculik? Bahaya kan.

Akhirnya orang itu membuka mata Fela. Fela berbalik dan mendapati Iqbaal yang cengengesan.

"Ish lo tuh ya Baal! Bisa gak sih sehari aja jangan bikin gue kesel." Kesal Fela sambil menonjok bahu Iqbaal.

"Hahaha maaf Fee, tapi lo harus tau! Muka panik lo tuh tadi lucu banget Fee. Ah nyesel harusnya tadi gue foto tuh biar bisa mandangin muka lo yang lucu itu, ih gemeshh!"

"Jangan ngalihin!" Geram Fela. Mukanya memerah sekarang.

"Iya iya Fee, maaf. Disini panas Fee, duduk disana yuk? Lo mau nunggu bus kan? Nah gue juga! Bareng aja yuk." Ajak Iqbaal menarik Fela ke halte bus untuk duduk disana.

"Gue gak naik bus sih sebenernya, gue di jemput Baal."

"Sama siapa? Brian? Kapan datengnya? Wah gue bisa nebeng dong nih." Tanya Iqbaal bertubi tubi membuat Fela meringis.

"Bukan, sama Aldi."

Iqbaal mengerutkan keningnya, mukanya langsung menunjukan ekspresi datar "Aldi siapa? Pacar lo yaa?"

"Ih bukan! Dia sahabat gue dari kecil."

"Oh sahabat." Gumam Iqbaal, "Tapi sahabat itu bisa jadi cinta loh Fee."

"Itu berlaku buat yang lain, tapi gak berlaku buat gue sama Aldi kali. Lagipula gue sama Aldi udah janji akan selalu sahabatan."

"Oh gitu."

"Iyaa-- eh itu Aldi, gue kesana ya Baal." Pamit Fela. Diam diam Iqbaal mengikuti nya.

Fela berhenti di mobil Audi r8 berwarna putih. Pemiliknya membuka kaca jendela sehingga menampakan wajah tampannya.

Someday  ➡IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang