part 1
Aku terperangkap dalam sebuah ruangan tertutup. Tidak ada celah atau jendela untuk keluar. Bahkan langit-langit kamar pun yang biasanya ada sekat untuk naik ke atas, kini tertutup rapat. Satu-satunya jalan keluar adalah sebuah pintu yang juga tertutup rapat.
Dengan kekuatanku aku bisa saja menembus dinding atau pun langit-langit itu untuk keluar dari ruangan ini, dan muncul di tempat yang aku inginkan. Namun entah mengapa tubuhku menolak menggunakan kekuatanku itu. Seolah ada yang menghalangiku untuk pergi dari sini.
"Dia sudah ada di sini," ucap wanita paruh baya di depanku. Membuat wanita muda – asistenku - yang bersamaku, makin panik. Dia terus mendesakku untuk pergi dengan kekuatanku.
Hatiku pun berteriak untuk pergi. Mendesak tubuhku untuk bergerak meninggalkan tempat ini. Menghindar dari orang yang akan datang, atau bahkan sudah berada di balik pintu itu. Berlari sejauh mungkin. Seperti dulu.
Namun seperti tadi aku tidak bisa bergerak. Tubuhku hanya diam terpaku.
Hingga akhirnya pintu itu terbuka. Memunculkan sesosok tubuh tinggi menjulang.
Dia!
Dia yang selama ini kuhindari.
Dia yang selama ini membuatku terus berlari. Berlari sejauh mungkin darinya.
Kini dia berdiri di hadapanku. Menatapku dengan matanya yang setajam tatapan elang. Tatapan yang membuatku selalu terpaku, terhipnotis padanya. Membuat tubuhku kian terpaku, kaku.
Aku hanya bisa terdiam membalas tatapannya. Hatiku berteriak untuk melawannya, memaksa mataku menatap dingin padanya.
Dulu, aku selalu luluh dengan tatapan mata elangnya, hingga tidak mampu menatap balik padanya. Tapi kini aku mengangkat tinggi daguku, dan menatap balik tepat ke manik matanya. Mematikan rasa yang bisa membuat aku luluh lantak di hadapannya.
"Akhirnya aku bisa menemukanmu," suaranya memecah keheningan di ruangan itu.
"Nona menolak untuk pergi, karena itu kau bisa menemukan kami," asistenku membalas kata-katanya dengan nada sengit.
Dia tersenyum miring. "Aku tahu, dengan kekuatanmu kau bisa saja pergi, menghindar dariku seperti selama ini." Dia menjawab ucapan asistenku tanpa mengalihkan tatapannya dariku.
"Tapi aku senang kau memilih untuk tetap tinggal, dan membiarkan aku bertemu denganmu. Membiarkan aku menemukanmu." Ada nada lega dalam suaranya. Seperti dia baru saja terlepas dari beban yang sangat berat. Sorot matanya yang masih tetap menatapku pun sedikit melembut.
Ruangan kembali hening. Namun kami tidak juga melepaskan tatapan kami satu sama lain. Kami berbicara dalam diam. Seperti bertelepati. Meskipun aku tidak mendengar suaranya dalam pikiranku, tapi aku mengerti apa yang diinginkannya lewat tatapan matanya.
Dia ingin aku tetap tinggal kali ini. Dia ingin aku tidak lagi lari darinya. Dia bahkan memohon padaku. Memohon tanpa kata. Hanya lewat tatapannya.
"Kamu tahu aku pernah menderita karena ini. Dan aku sakit hati," akhirnya aku bisa mengeluarkan suaraku. Menjawab permohonannya.
"Aku tahu..." dia menjawab sendu. Namun lewat tatapannya dia meyakinkan aku kalau aku tidak akan lagi menderita.
Tidak akan pernah lagi.
*****
nunaalia || agustus2015
*** salam nunaalia ***
Halo! Kembali lagi di kisah dari mimpi.
Itu sepenggal cerita yang gue dapat dari mimpi semalam. Aura mimpinya berasa misterius. Udah baca tadi kan kalo ada yg punya kekuatan untuk pindah tempat.
Kira-kira selanjutnya akan seperti apa ya...?
Kalo ada yang punya ide bisa tuh sumbang-sumbang ke gue. Nanti coba gue kembangin bersama imajinasi gue yang lain, hehe...
Yang tertarik bisa kirim ke sini ya : auliyati.online@gmail.com

YOU ARE READING
untitle story
FantasyKisah ini terinspirasi dari mimpi-mimpi di antara bunga tidur tentang jalan memperoleh keajaiban.... tentang jalan menemukan belahan jiwa.....