part 2
Aku kembali dari turun angkutan umum di tempat itu. Seperti sudah terbiasa, mataku langsung mencari sosoknya. Dia tengah duduk di atas motornya di antara para tukang ojek. Tanpa sadar tanganku terangkat melambai padanya.
Meski jauh, ternyata dia juga melihatku. Bersama motornya dia mendekat dan tersenyum padaku.
Ketika menaiki motornya, tanpa sengaja dadaku menyentuh punggungnya. Walau terkejut dan malu, aku berusaha memasang wajah biasa saja, seakan tidak merasakan apapun.
Dari ekor mataku, kulihat dia menoleh ke arahku. Dan aku bersumpah melihatnya tersenyum kecil!
Hari itu tidak seperti biasanya, dia membawaku ke suatu tempat. Ke tempat tinggalnya.
Di sana ada sebuah masjid. Aku terpesona melihat pemandangan dari masjid itu. Dari masjid aku bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Laut biru. Laut itu berada di bawah masjid. Di kejauhan terlihat hamparan pantai dengan pohon kelapa yang melambai menyambut senja. Deburan ombak menghempas tebing yang menyangga tempat masjid berdiri. Masjid itu berdiri seperti pura di Bali yang kebanyakan berada di pinggir laut. Pemandangan yang mengagumkan.
Dari tempat ku berdiri, di jembatan masjid yang menghubungkan tempat jamaah laki-laki dan perempuan, aku melihat sebuah pemandangan aneh namun menakjubkan.
Di bawah laut itu aku melihat sebuah jalan raya! Aneh bukan? Tapi aku benar-benar melihatnya! Dan sangat jelas! Aku bertanya-tanya, bagaimana bisa ada jalan raya di bawah laut?
Di tengah pertanyaan dalam benakku, aku mendengar seseorang memanggilku. Aku menoleh. Dia berdiri tak jauh di belakangku di luar pagar masjid. Dia mengajakku ikut dengannya.
Kami berjalan bersisian. Aku ingin bertanya padanya tentang jalan raya di bawah laut itu. Tapi suaraku tidak keluar.
Entah mengapa semakin lama tubuh kami saling mendekat satu sama lain, hingga aku bisa merasakan punggung tangan kami bersentuhan. Bukannya menjauh, kami malah semakin dekat.
Sambil terus melangkah dalam diam, aku merasakan ujung jarinya bergerak menyentuh jemariku, mencoba menautkannya. Entah mengapa jemariku secara spontan menyambut. Dan tak berapa lama tangannya sudah menggenggam seluruh tanganku.
Aku tak berani menatapnya. Mataku liar memandang ke arah lain, selain dirinya. Jantungku bertalu-talu.
Saat merasakan jemarinya bergerak menautkan diri sepenuhnya pada jari-jariku, aku memberanikan diri menatapnya dan mendapatkannya tengah menatapku dengan senyuman. Hatiku meleleh. Merasa malu, aku tersipu dan menundukkan wajah. Namun jemariku menyambut genggamannya.
Dia tertawa kecil, lalu menggandengku menuju rumahnya.
Sampai di depan sebuah rumah, kami disambut beberapa orang yang sudah kukenal, teman-temannya—walau aku tidak tahu siapa saja nama mereka.
Aneh banget gak sih?!
Tiba-tiba seorang gadis merangsek ke depan hingga berhadapan dengan kami. Dia memanggil pria di sebelahku dengan wajah dan senyum sumringah, terlihat begitu bahagia.
Pria itu—anehnya aku masih tidak tahu siapa namanya—tersentak. Melepaskan genggamannya di tanganku.
Tiba-tiba saja aku merasa sedih dan kehilangan.
-----
*** Salam nunaalia ***
Hai semua! Ini cerita pertamaku, eh bukan sebenernya, tapi yg kedua, walau yg pertama belum juga lanjut hehee...
Seperti yg ditulis di awal, cerita ini terinspirasi dari sebuah mimpi di suatu malam. Makanya mungkin ada hal-hal yg aneh, seperti si cewek yg gak tahu nama sang cowok, termasuk teman-temannya, walaupun mereka udah sering ketemu. Yah namanya juga mimpi hehehee...
Part 1 & 2 ini pure cerita dari mimpi. Untuk selanjutnya merupakan pengembangan imajinasi author, (cieee berasa gimana gitu ya nulis author, berasa gak pantes xixixi....)
Yasudahlah, gak usah panjang x lebar lagi ngomongnya. Sekarang giliran comment teman-teman tentang cerita ini, semoga berkenan memberikan sedikit pendapatnya yaaa
Thanks before
^_^
YOU ARE READING
untitle story
FantasyKisah ini terinspirasi dari mimpi-mimpi di antara bunga tidur tentang jalan memperoleh keajaiban.... tentang jalan menemukan belahan jiwa.....